Mohon tunggu...
ANNISA SHABIRAH
ANNISA SHABIRAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI

43223110043 Kampus Universitas Mercu Buana Meruya | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Prodi S1 Akuntansi | Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 1 - Integritas Sarjana dan Optimalisasi Perkembangan Moral Kohlberg's

18 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 18 Oktober 2024   17:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori Kohlberg memiliki implikasi yang signifikan bagi kebijakan pengembangan karakter.
Beberapa implikasi tersebut antara lain:

  • Fokus pada penalaran moral
    Kebijakan pengembangan karakter harus lebih menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa agar mereka dapat mengambil keputusan moral yang rasional.
  • Menciptakan lingkungan yang kondusif
    Sekolah dan keluarga harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan moral dengan menyediakan model-model yang baik dan kesempatan untuk berdiskusi tentang isu-isu etika.
  • Mendorong partisipasi aktif
    Siswa harus diberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan yang menuntut mereka untuk mengambil keputusan moral, seperti proyek kelompok atau simulasi.
  • Menghormati perbedaan individu
    Setiap individu memiliki tingkat perkembangan moral yang berbeda. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan karakter harus bersifat inklusif dan mengakomodasi perbedaan individu.

Contoh Kebijakan Pengembangan Karakter Berbasis Teori Kohlberg

  • Pembelajaran berbasis masalah
    Siswa dihadapkan pada situasi masalah yang kompleks dan diminta untuk mencari solusi yang etis.
  • Diskusi kelompok
    Siswa diajak untuk berdiskusi tentang berbagai dilema moral dan berbagi perspektif mereka.

Teori Kohlberg memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami perkembangan moral. Meskipun ada beberapa kritik terhadap teori ini, namun teori ini tetap relevan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program pendidikan karakter yang efektif. Dengan memahami tahap-tahap perkembangan moral, kita dapat merancang intervensi yang tepat untuk membantu individu mencapai potensi moral mereka. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integritas Sarjana 

Faktor Internal yang Mempengaruhi Integritas Sarjana

1. Nilai-nilai Pribadi

  • Sistem nilai
    Nilai-nilai yang dianut sejak kecil, baik yang ditanamkan oleh keluarga, agama, atau lingkungan sosial, akan membentuk dasar moral seseorang. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab akan mendorong seseorang untuk bertindak secara etis.
  • Hukum moral
    Setiap individu memiliki hukum moralnya sendiri yang membedakan antara yang benar dan salah. Hukum moral ini dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi dan pengalaman hidup.

2. Moralitas

  • Etika
    Pemahaman tentang etika akan membantu seseorang membedakan antara tindakan yang benar dan salah dalam konteks profesi.
  • Konsensus moral
    Sejauh mana individu merasa memiliki kesepakatan dengan komunitas ilmiah tentang nilai-nilai moral yang berlaku.

3. Kepercayaan Diri

  • Keyakinan pada diri sendiri
    Kepercayaan diri yang tinggi akan membuat seseorang lebih berani untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya dan menolak tekanan untuk bertindak tidak etis.
  • Kemampuan mengatasi tekanan
    Individu yang percaya diri lebih mampu menghadapi tekanan dan godaan untuk melanggar integritas.

4. Tanggung Jawab

  • Tanggung jawab terhadap diri sendiri
    Individu yang bertanggung jawab akan merasa berkewajiban untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya.
  • Tanggung jawab terhadap masyarakat
    Sarjana memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan bermanfaat.

Interaksi antar Faktor Internal

Faktor-faktor internal di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Misalnya, nilai-nilai pribadi yang kuat akan membentuk moralitas yang tinggi, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab. Sebaliknya, individu yang memiliki kepercayaan diri yang rendah mungkin lebih mudah tergoda untuk melanggar integritas karena takut akan konsekuensi.

Implikasi bagi Pengembangan Integritas Sarjana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun