Stage 2
Self-Interest (Kepentingan Pribadi) Penilaian benar dan salah mulai didasarkan pada apa yang menguntungkan individu itu sendiri. Keadilan didefinisikan sebagai “adil jika menguntungkan.”
Stage 3
Pleasing Others (Menyenangkan Orang Lain) Moralitas individu berfokus pada hubungan interpersonal dan berusaha untuk menyenangkan orang lain, serta mendapat pengakuan sosial.
Stage 4
Law and Order (Hukum dan Ketertiban)Hukum dan aturan dilihat sebagai kewajiban sosial yang harus diikuti untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan sosial.
Stage 5
Principled Level (Tingkat Prinsip) Individu mulai menghargai bahwa nilai-nilai moral bisa bervariasi tetapi penting untuk memenuhi prinsip-prinsip yang mendasari hubungan sosial, seperti kontrak sosial untuk menjaga keadilan dan keseimbangan.
Stage 6
Universal Principles (Prinsip Universal) Individu bertindak berdasarkan prinsip etika universal yang mereka pilih sendiri. Mereka menyadari bahwa hukum yang ada harus mencerminkan prinsip-prinsip ini, dan jika hukum bertentangan dengan etika yang lebih tinggi, mereka akan memilih prinsip tersebut.
Kohlberg mengusulkan bahwa perkembangan moral seseorang melalui tahapan yang semakin kompleks, dari kepatuhan pada aturan untuk menghindari hukuman, hingga penerapan prinsip etika yang universal dan personal. Piramida ini menunjukkan bahwa moralitas tidak hanya tentang kepatuhan pada hukum, tetapi juga tentang perkembangan pemahaman individu mengenai keadilan, hak asasi manusia, dan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi.
WHY & HOW
Analisis Teori Kohlberg dalam Konteks Integritas Sarjana
Peran Pendidikan dalam Mendorong Perkembangan Moral
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong perkembangan moral. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pendidikan untuk mengembangkan integritas sarjana antara lain:
- Mengajarkan tentang etika dan moralitas
Kurikulum pendidikan tinggi perlu memasukkan mata kuliah yang membahas tentang etika, moralitas, dan integritas. - Memberikan contoh yang baik
Dosen dan staf pengajar harus menjadi role model yang baik bagi mahasiswa. Mereka harus menunjukkan perilaku yang etis dan moral dalam segala hal. - Memfasilitasi diskusi
Ciptakan lingkungan yang memungkinkan mahasiswa untuk berdiskusi tentang isu-isu etika dan moral. - Memberikan kesempatan untuk berpraktik
Libatkan mahasiswa dalam kegiatan yang menuntut mereka untuk mengambil keputusan moral, seperti penelitian atau proyek kelompok.
Tantangan dalam Mencapai Tahap Perkembangan Moral Tertinggi
Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
- Tekanan sosial
Tekanan untuk mencapai prestasi, persaingan yang ketat, dan ekspektasi masyarakat dapat mendorong individu untuk mengambil jalan pintas atau mengabaikan prinsip-prinsip moral. - Kepentingan pribadi
Kepentingan pribadi dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip moral. Misalnya, seorang sarjana mungkin tergoda untuk memalsukan data agar penelitiannya cepat selesai dan mendapatkan publikasi. - Kurangnya pendidikan moral
Pendidikan formal seringkali lebih fokus pada pengembangan kognitif daripada moral. Akibatnya, banyak orang tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan moralitas.
Bagaimana Teori Kohlberg Berlaku pada Sarjana?
Teori perkembangan moral Kohlberg menawarkan sebuah kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana seorang individu, termasuk sarjana, mengembangkan pemahaman tentang apa yang benar dan salah dalam konteks tindakan mereka. Dalam dunia akademik, di mana integritas adalah kunci, teori ini membantu kita mengidentifikasi tahap-tahap perkembangan moral yang relevan dan bagaimana tahap-tahap ini mempengaruhi perilaku seorang sarjana.