Dalam teori komunikasi Habermas, terdapat paradoks yang muncul dalam jenis hubungan manusia. Di satu sisi, manusia menggunakan rasionalitas instrumental untuk berinteraksi dengan dunia luar, sementara dalam dunia sosial, manusia memerlukan rasio komunikatif untuk mencapai pemahaman bersama. Paradoks ini memperlihatkan bahwa meskipun manusia memiliki kemampuan untuk menguasai alam dan objek-objek eksternal, dalam dunia sosial mereka tidak bisa menggunakan strategi yang sama. Sebaliknya, mereka harus terlibat dalam komunikasi yang terbuka dan rasional untuk mencapai konsensus dan bekerja menuju kepentingan bersama.
Teori Tindakan Komunikatif Habermas: Menyelaraskan Komunikasi dalam Kehidupan Sosial
Jurgen Habermas, mengemukakan teori Tindakan Komunikatif yang menjadi landasan penting dalam memahami interaksi sosial dan rasionalitas dalam masyarakat modern. Teori ini menekankan bahwa komunikasi adalah alat utama bagi individu untuk mencapai pemahaman bersama (mutual understanding) dan mengoordinasikan tindakan-tindakan mereka dalam dunia sosial.
1. Tindakan Komunikasi dan Pemahaman Bersama
Menurut Habermas, komunikasi yang benar-benar efektif adalah ketika dua orang atau lebih terlibat dalam dialog untuk menemukan pemahaman bersama. Dalam komunikasi ini, tujuan utamanya bukan hanya untuk saling bertukar informasi, tetapi juga untuk mencapai kesepakatan yang rasional di antara para partisipan. Pemahaman ini kemudian menjadi dasar untuk bertindak bersama dalam dunia sosial.
Habermas melihat komunikasi sebagai alternatif dari paradigma kerja kapitalis, di mana koordinasi tindakan seringkali didorong oleh kepentingan pribadi dan efisiensi ekonomi. Sebaliknya, dalam paradigma komunikasi, individu bekerja sama melalui diskusi yang terbuka dan deliberatif, sehingga solusi yang muncul adalah hasil dari partisipasi dan kesepakatan kolektif, bukan paksaan atau dominasi.
2. Tipe-Tipe Tindakan dalam Komunikasi Menurut Habermas
Habermas mengklasifikasikan tindakan komunikasi ke dalam beberapa jenis berdasarkan motif dan tujuannya:
- Tindakan Teleologis
Dalam jenis tindakan ini, seseorang bertindak berdasarkan tujuan yang jelas, seperti seseorang yang haus kemudian minum, atau bertindak karena perintah, seperti mengikuti instruksi atasan. - Tindakan Normatif
Tindakan ini didasarkan pada norma-norma sosial yang ada. Sebagai contoh, seorang mahasiswa menyelesaikan tugas karena diperintahkan oleh dosen. - Tindakan Dramaturgis
Jenis tindakan ini lebih berfokus pada pencitraan atau bagaimana seseorang menampilkan diri di depan orang lain. Misalnya, seseorang menggunakan barang-barang mewah untuk terlihat sukses, meskipun mungkin di balik layar dia memiliki masalah keuangan. - Tindakan Komunikatif
Ini adalah tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan orang lain. Dalam tindakan ini, individu-individu berbicara satu sama lain untuk menemukan jalan tengah dan mencapai konsensus bersama.
Contohnya adalah ketika seseorang membayar pajak karena adanya kesepakatan sosial yang menyatakan bahwa ini adalah kewajiban bersama demi kebaikan umum.
3. Rasionalitas dalam Komunikasi
Habermas juga menekankan bahwa dalam komunikasi, rasionalitas harus menjadi dasar utama dalam mengambil keputusan. Rasionalitas di sini mencakup berbagai aspek, seperti:
- Rasionalitas instrumental
Keputusan diambil dengan kalkulasi dan pertimbangan untuk mencapai tujuan yang efisien. - Rasionalitas strategis
Metode yang dipilih untuk mencapai tujuan adalah yang paling efektif. - Rasionalitas komunikatif
Berfokus pada dialog untuk mencapai pemahaman bersama, bukan sekadar menang atau kalah dalam argumen.
Menurut Habermas, sebuah komunikasi yang rasional harus mampu membedakan bidang ilmu pengetahuan, seperti sains, teknologi, seni, dan hukum. Ini juga berarti bahwa komunikasi yang baik tidak mengabaikan dunia, tetapi memperhitungkan realitas dengan menggunakan kalkulasi rasional yang masuk akal untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berlaku dalam berbagai institusi, termasuk birokrasi, yang menuntut kompetensi dan kualifikasi yang baik.