Di lautan syukur, hati ini terhanyut,
Terlahir sebagai Islam, anugerah yang kudapatkan.
Tuhan, Kau sungguh Maha Agung, dalam setiap proses hidupku,
Kurasakan kebesaran-Mu, merasuk dalam relung kalbuku.
Dalam tugas mulia, Kau pilih diriku sebagai makhluk-Mu,
Rasa syukur membanjiri, seperti sungai yang meluap.
Hanya kata syukur yang mampu terucap, dalam pelukan air mata,
Mengalir sebagai bukti cinta, dalam setiap doa yang terucap.
Islam, cahaya yang memandu langkah dalam kegelapan,
Tugas mulia mengajarkan arti kasih, rahmat, dan perdamaian.
Di dalam hati ini, terukir doa syukur yang mendalam,
Bagai untaian mutiara, menyatu dalam rasa ketaatan.
Air mata syukur mengalir sebagai lambaian kasih,
Menyentuh rasa yang teramat dalam, mengalun dalam doa.
Mengenang kebesaran-Mu, Ya Tuhan, dalam setiap detik,
Rindu tuk bersujud, mengucap syukur pada Pencipta segalanya.
Dalam keagungan Islam, terbentang harapan yang abadi,
Hati ini memancarkan sinar, seiring syukur yang tak terhingga.
Judul puisi ini, "Ombak Syukur", sebagai perjalanan hati,
Meluapkan rasa terima kasih, seiring pilihan Tuhan yang mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H