Mohon tunggu...
Annisa Rizkyta
Annisa Rizkyta Mohon Tunggu... Lainnya - Hubungan Internasional, Universitas Jember

Education, Politics, Socio-cultural, Public Diplomacy, Life style.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Knowledge Hub: Meninjau Perkembangan Inisiatif P/CVE di Indonesia

10 Juni 2024   21:04 Diperbarui: 10 Juni 2024   21:59 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme masih menjadi masalah serius di Indonesia sekalipun tren serangan terorisme terpantau menurun dalam lima tahun terakhir. Sepanjang tahun 2023, BNPT mencatat tidak ada serangan terorisme terbuka di Indonesia (Prabowo & Ramadhan, 2024). Akan tetapi, terdapat 148 terduga teroris yang ditangkap di tahun yang sama (Sholihin, 2023). Artinya, ancaman ekstremisme yang mengarah pada terorisme masih harus diwaspadai.

Saat dihadapkan dengan ancaman ekstremisme berbasis kekerasan, negara bukan satu-satunya aktor dalam pencegahan dan penanggulangan isu ini. Aktor non-tradisional seperti organisasi masyarakat sipil (OMS), organisasi non-pemerintah, dan institusi pendidikan bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan (P/CVE). Hingga saat ini, diperkirakan ada ratusan inisiatif aktor non-tradisional dalam kerangka P/CVE di Indonesia (K-Hub, n.d). Akan tetapi, keberadaan dan dampak dari inisiatif-inisiatif tersebut belum nampak sepenuhnya karena belum terpetakan secara optimal. Maka K-Hub (Knowledge Hub) hadir untuk mengatasi masalah ini.

K-Hub: Pusat Data Inisiatif P/CVE di Indonesia  

K-Hub merupakan platform digital dengan layanan pemusatan data bagi inisiatif P/CVE di Indonesia. K-Hub menyediakan layanan manajemen data dan informasi pendanaan untuk organisasi mitra yang bergerak di bidang P/CVE. Platform ini bermanfaat untuk meningkatkan akses publik terhadap perkembangan upaya P/CVE di Indonesia; mengoordinasikan program/kegiatan yang dilakukan oleh organisasi mitra dan pemerintah; menyediakan informasi dan praktik yang bisa digunakan sebagai pertimbangan kebijakan; serta memberikan referensi untuk replikasi atau inisiatif baru bagi upaya-upaya P/CVE di masa mendatang.

Tahun lalu, K-Hub telah merilis Outlook #1 untuk melacak dampak organisasi masyarakat sipil dalam upaya P/CVE di Indonesia. K-Hub memetakan 448 OMS yang bergerak di bidang ini. Berdasarkan tiga pilar RAN-PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme), ditemukan bahwa inisiatif P/CVE didominasi oleh pilar satu yaitu pilar pencegahan (84,6%). Artinya, perlu ada peningkatan inisiatif pada pilar dua dan tiga untuk mengisi kesenjangan itu. Dari hasil penelitian K-Hub, terdapat tiga kendala besar yang dihadapi organisasi, yakni keterbatasan pendanaan, kendala kolaborasi, hingga rumitnya proses birokrasi. Outlook #1 juga memuat praktik baik dalam intervensi P/CVE oleh OMS seperti yang diinisiasi oleh Yayasan Prasasti Perdamaian dan Imparsial (K-Hub, 2023).

P/CVE Outlook #2: A Review

Di tahun ini, K-Hub akhirnya merilis P/CVE Outlook #2 "Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia" yang memetakan modul pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia. Berbeda dengan Outlook #1 yang cenderung singkat dan sederhana, Outlook #2 memiliki tampilan yang lebih interaktif, rapi, dan eye-catching. Gaya artistik yang diterapkan juga memberi nilai tambah untuk menarik anak muda mengeksplorasi Outlook #2 atau K-Hub secara keseluruhan. Selain itu, segmentasi laman juga dibuat sangat berbeda sehingga pembaca bisa mencari apa yang mereka butuhkan dengan lebih efisien.

Outlook #2 memuat kompilasi hasil penelitian, rekomendasi, bahkan prediksi mengenai tren P/CVE dari pemetaan 77 program yang dilakukan oleh OMS di sektor pendidikan. Hasilnya, terdapat 16 modul P/CVE yang bisa ditampilkan. Dalam Outlook #2 ditemukan bahwa mayoritas modul adalah untuk diimplementasikan di sekolah menengah sehingga otomatis target utamanya adalah pemelajar (peserta didik) dan pembelajar (pendidik). Di samping itu, 75% modul berisi strategi kesiapsiagaan, sedangkan sisanya tentang narasi kontra-radikalisasi. Yang disayangkan adalah, baru satu modul yang memuat topik gender di dalamnya (K-Hub, 2024).

Jika bicara tentang relevansi, P/CVE Outlook #2 telah mengorganisir berbagai modul seputar pendidikan bina damai sehingga sangat sesuai untuk masyarakat sipil, organisasi, hingga institusi yang memang mau belajar atau bergerak dalam upaya P/CVE di sektor pendidikan. Modul-modul yang tersedia di platform ini bisa dijadikan sebagai sumber pengetahuan, referensi bahan ajar, bahkan inspirasi bagi inisiatif-inisiatif baru dalam kerangka P/CVE, khususnya pengimplementasian RAN-PE. Semakin banyak replikasi yang dilakukan akan berdampak positif bagi peningkatan ketahanan masyarakat terhadap paham radikalisme.

Saran dan Rekomendasi

Di samping berbagai fitur dan manfaat yang telah diberikan, tentu akan selalu ada aspek yang bisa ditingkatkan. Dari segi teknis, Outlook #2 belum memberikan akses penuh terhadap modul-modul yang ditampilkan sehingga pembaca harus mencari soft-copy-nya ke laman utama K-Hub atau laman resmi penyusun modul. Fitur pranala (hyperlink) ke dokumen yang dituju akan membantu pembaca untuk mendapatkan dokumen yang mereka butuhkan. Sedangkan dari segi substansi, Outlook #2 perlu memasukkan modul-modul hasil program "Harmoni: Menuju Inklusi dan Ketahanan" karena tidak sedikit yang memuat intervensi P/CVE di sektor pendidikan.

Setelah mengeksplorasi K-Hub P/CVE Outlook #2, terdapat setidaknya dua rekomendasi yang bisa dipertimbangkan. Pertama, setiap modul perlu mengedepankan pengarusutamaan gender yang merupakan salah satu prinsip RAN-PE. Penyusun modul juga perlu mempertimbangkan indikator-indikator yang jelas untuk menghasilkan dampak yang lebih terukur. Kedua, sebaiknya modul dilengkapi dengan materi strategi komunikasi, terutama yang ditujukan untuk guru, dosen, perangkat sekolah, atau fasilitator. Strategi komunikasi dapat membantu sasaran modul untuk menyampaikan pesan dan informasi secara lebih akurat dan aktual. Tujuannya adalah untuk menghindari misinformasi dan misinterpretasi yang bisa berakibat pada menurunnya efektivitas modul.

Secara keseluruhan K-Hub P/CVE Outlook #2 adalah platform yang sangat bermanfaat bagi upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan di Indonesia. Platform ini layak mendapat dukungan penuh dari semua pihak yang terlibat dalam upaya P/CVE. Harapannya, K-Hub bisa terus berkembang dan merilis outlook-outlook lain untuk menyebarkan semangat bina damai dan menjaga tanah air dari ancaman ekstremisme dan terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun