Mengenal Lebih Dekat Tentang
Hey, kita perlu bicara tentang sesuatu yang serius tapi dengan cara yang lebih ringan, oke?kita akan bahas soal self-harm atau melukai diri sendiri.Ini bukan topik yang enak didengar, tapi penting untuk dipahami.
Jadi, self-harm itu apa sih?Singkatnya, ini adalah tindakan menyakiti diri sendiri dengan sengaja. Banyak yang melakukannya dengan cara memotong kulit menggunakan benda tajam. Tapi, sebenarnya, apapun yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri dengan sengaja bisa disebut self-harm.Ada yang membakar kulit, mencabuti rambut, atau bahkan sengaja bikin luka lama nggak sembuh-sembuh.Yang parah bisa sampai patah tulang. Ngeri ya?
Nah, kenapa sih orang sampai melakukan ini? Biasanya, ini tanda kalau seseorang lagi stres berat atau punya masalah emosi yang dalam. Sayangnya, kalau terus-terusan dilakukan, masalahnya bisa makin rumit. Ibarat nempel plester di luka dalam, kelihatannya sih membantu, tapi sebenarnya nggak menyelesaikan masalah.
Self-harm juga bisa bikin malu lho. Bayangkan saja, bekas luka atau bekas bakar bisa menjadi permanen. Apalagi jika mabuk atau pakai narkoba, risikonya semakin tinggi cedera parah. Belum lagi, kebiasaan ini bisa ganggu kehidupan sehari-hari. Intinya, meski self-harm mungkin terasa seperti jalan keluar sementara, sebenarnya ini bisa menjadi masalah besar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk belajar cara lain dalam menghadapi rasa sakit mental. Percayalah, hal itu bakal membuatmu lebih kuat nantinya.
Data terkini menyebutkan bahwa ada sebanyak 20,21% remaja yang pernah melakukan perilaku self-harm di Indonesia dan 93% adalah remaja perempuan (Faradiba, Paramita, Dewi, 2022). Perilaku self-harm yang dilakukan secara berulang dengan intensitas yang semakin kuat berhubungan dengan risiko bunuh diri sehingga sangat membahayakan
Apa yang Harus Kita Lakukan Saat Seseorang Melakukan Self-Harm?
Pernahkah kamu merasa ada yang aneh dengan teman atau anggota keluargamu? Misalnya, mereka sering punya memar atau selalu pakai perban. Atau mungkin, pas lagi panas-panasnya, mereka tetap pakai baju lengan panjang dan celana panjang. Bisa jadi, mereka sedang berusaha menyembunyikan sesuatu, lho.
Tapi ingat ya, perilaku seperti ini mungkin cuma puncak gunung es dari masalah yang lebih besar. Kadang-kadang, ada tanda-tanda lain yang bisa kita perhatikan. Misalnya, mereka sering berbicara  yang kesannya putus asa atau merasa nggak berharga. Atau mungkin, mereka jadi gampang kesal dan sulit bergaul dengan orang lain.
Jadi, jika kamu curiga ada teman atau keluarga yang mungkin melakukan self-harm, apa yang harus dilakukan? Pertama, coba ajak ngobrol. Tanya kabar mereka, dan yang penting, siap-siap untuk mendengarkan jawabannya. Mungkin ini akan menjadi obrolan yang membuat tidak nyaman, tapi percaya, ini penting.
Ingat, kamu tidak perlu pura-pura mengerti secara dalam tentang masalah mereka. Yang penting, beri tahu jika kamu selalu ada untuk mereka dan siap membantu. Jangan coba-coba mengabaikan perasaan mereka atau malah bercanda soal ini.Jika memungkinkan, coba dorong mereka untuk mencari bantuan profesional. Katakan saja jika self-harm itu sebetulnya tidak jarang terjadi, dan ada dokter serta terapis yang bisa bantu. Jika kamu bisa, tawarkan bantuan untuk mencari perawatan yang cocok.
Tapi hati-hati, jangan terlalu memaksa atau minta mereka janji untuk berhenti. Karena, berhenti dari kebiasaan ini tidak semudah itu. Butuh lebih dari sekadar tekad kuat.Intinya, yang paling penting adalah menunjukkan bahwa kamu peduli dan siap mendukung mereka. Kadang, itu saja sudah cukup untuk jadi langkah awal yang bagus.
Dampak Self-Harm
Self-harm memiliki dampak yang serius baik secara fisik maupun psikologis, antara lain:
1.Dampak fisik: Luka, infeksi, bekas luka permanen, dan risiko infeksi yang lebih tinggi.
2.Dampak psikologis: Perasaan bersalah, malu, isolasi diri, gangguan tidur, dan peningkatan risiko bunuh diri.
Lantas, bagaimana cara mengatasi self-harm? Mari simak mengenai pengertian, macam-macam, penyebab, dan cara mengatasi self-harm selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Â
Cara Mengatasi Self-Harm
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami self-harm, penting untuk mencari bantuan profesional. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi self-harm antara lain:
Bentuk Dukungan
Bentuk dukungan yang bisa membantu remaja untuk mengurangi tindakan self-harm dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi.
Â
a.) Bentuk dukungan teman sebaya:
1. Â Mendengarkan cerita teman kita, kita diharapkan menjadi pendengar yang baik.
2. Â Saling memberi contoh positif dalam beraktivitas di lingkungan tempat.
3. Â Tidak menjadikan masalah yang sudah diceritakannya sebagai bahan bercandaan.
b.) Bentuk dukungan pendidik atau guru:
1. Â Memberikan bimbingan agar siswa bisa memahami dan mengetahui hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidup. Seperti memberikan motivasi, pandangan mengenai dunia dengan keindahannya, memberikan bimbingan untuk rasa syukur.
2. Â Memberikan nilai-nilai moral melalui aksi nyata di sekolah seperti cara membantu, cara menolong dan cara berterima kasih.
3. Â Siap memberikan pertolongan dan membuka diri jika ada siswa yang membuka diri menceritakan permasalahan-permasalahannya dan tidak memberikan penilaian sepihak terhadap masalah yang dihadapi.
4. Â Membekali diri terhadap informasi terbaru mengenai masalah-masalah yang sering muncul bukan hanya terkait masalah akademik saja.
Â
c.) Bentuk dukungan Orang tua:
1. Â Mau mendampingi anak dan mendengarkan cerita bahkan keluh kesah anak. Sesibuk apapun orangtua diharapkan memberikan ruang dan waktu untuk saling berkomunikasi dengan anak.
2. Â Tidak saling menuntut anak harus mengerti keadaan orang tua atau sebaliknya.
3. Â Menjaga komunikasi yang baik dan berempati dengan anak.
4. Â Membekali diri tentang permasalahan-permasalahan yang mungkin di alami oleh anak-anak terutama remaja.
Pencegahan Self-Harm
Pencegahan self-harm dimulai dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah self-harm antara lain:
*Meningkatkan kesadaran: Edukasi tentang self-harm dapat membantu masyarakat memahami masalah ini dan memberikan dukungan yang tepat.
*Membangun hubungan yang positif: Membangun hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman dapat memberikan rasa aman dan dukungan.
*Menciptakan lingkungan yang inklusif: Memastikan bahwa setiap individu merasa diterima dan dihargai dapat membantu mencegah perasaan terisolasi dan kesepian.
Kesimpulan
Self-harm adalah masalah yang kompleks dan membutuhkan perhatian serius. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan dampak self-harm, kita dapat memberikan dukungan yang tepat bagi individu yang mengalami masalah ini. Ingatlah, Anda tidak sendirian, dan bantuan tersedia.
Catatan: Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan konsultasi dengan profesional kesehatan mental. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami self-harm, segera cari bantuan profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H