Masih dalam rangkaian kegiatan "Muda Mudi Konservasi" pada 8-17 Agustus 2023, serta kuliah umum bertemakan "Konservasi Biodiversitas dan Satwa Liar di Indonesia" pada 10 Agustus 2023 di Universitas Pakuan.Â
Belantara Foundation bersama kolaborator mengadakan "Pameran Konservasi Indonesia Maju: Konservasi untuk Kini dan Masa Depan Generasi" pada 9-10 September 2023 di Mall Sarinah, Jakarta, sebagai acara puncak dalam memperingati HKAN.
Selain itu, juga digelar lomba fotografi bertajuk Belantara Snapshot bertemakan "Pesona Satwa Liar Indonesia" pada 23-31 Agustus 2023 di Instagram, serta Belantara Learning Series Episode 7 dengan tema "Metode Kajian Orangutan dan Kisah dari Lapangan" pada 30 Agustus 2023 secara luring dan daring yang dikuti hampir 500 peserta.
Kemudian, juga terdapat talkshow yang diadakan dua hari berturut-turut dengan tema "Aksi Generasi Muda Dalam Pelestarian Satwa Liar di Indonesia". Talkshow pertama, diadakan pada 9 September 2023 dengan subtema "Peran Multipihak dalam Pelestarian Satwa Liar di Indonesia", dan talkshow berikutnya diadakan pada 10 September 2023 yang bersubtema "Mencintai Satwa Liar Tidak Harus Memiliki".
Talkshow tersebut dimeriahkan oleh tokoh publik dan praktisi konservasi satwa liar, yang memiliki pengalaman dan terlibat aktif dalam penyadartahuan (awareness) dan kampanye pelestarian satwa liar beserta habitatnya di Indonesia, yaitu TuanTigaBelas, musisi (rapper); Fade2Black, BOSF Awareness Campaigner; Gita Syahrani, Penggiat Gotong Royong -- Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) 2017 -- 2023; drh. Nur Purba Priambada (vet), Kepala Divisi Profesi ASLIQEWAN, Davina Veronica, BOSF Awareness Campaigner; dan Ramon Y.Tungka, Explorer & Environmentalist.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna dalam sambutannya mengatakan, rangkaian acara ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik, khususnya generasi muda terhadap pelestarian keanekaragaman hayati dan satwa liar, beserta habitatnya di Indonesia.
Menurut Dokumen Rencana Aksi dan Strategi Biodiversitas Indonesia (IBSAP) 2015-2020, Indonesia sebagai rumah bagi 10 persen tumbuhan berbunga, 15 persen serangga, 25 persen ikan, 16 persen amfibia, 17 persen burung, dan 12 persen mamalia dari seluruh yang ada di dunia.
Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, menjelaskan "Keanekaragaman hayati dan satwa liar di Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman, salah satunya diakibatkan oleh perburuan dan perdagangan satwa liar, lalu dijadikan sebagai hewan peliharaan. Tak jarang, pemelihara satwa liar berasal dari kalangan tokoh publik/public figure untuk menjadi konten sosial medianya. Padahal, mencintai satwa liar tidak harus memiliki."