Menyambut Hari Raya Iduladha, kita bersuka cita menyembelih hewan qurban dan berbagi kesesama sebagai bentuk menjalakan perintah Sang Kuasa. Kita ketahui bersama bahwa pembagian hewan qurban saat ini masih cukup banyak yang menggunakan plastik sebagai wadahnya. Maka dari itu, webinar dengan tema "Gerakan Upaya Pengurangan Sampah Plastik di Momentum Iduladha" Â sangat cocok untuk disimak bersama.
 Webinar tersebut diselenggarakan secara daring oleh Dompet Dhuafa yang berkolaborasi dengan Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dompet Dhuafa Volunteer, Belantara Foundation, Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP), Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (KFLHK), Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat (LLHPB PP) 'Aisyiyah, Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (IDKP) (27/06/2023).
 Kegiatan ini dihadiri langsung oleh narasumber yang berpengalaman pada bidang pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, yaitu Deputy Director Gerakan IDKP, Rahyang Nusantara; Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia, Maya Felicia Tamimi; Pengurus Kolaborasi Masjid Pemberdaya, Chairul Saleh; Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP 'Aisyiyah, Surria Dwiwahyu; dan Sekretariat TKN PSL, Hartoni Anwar.
 Selain webinar nasional, terdapat berbagai kegiatan kampanye lainnya, antara lain lomba foto dan video di Instagram, materi/konten edukasi, stiker dan filter di Instagram, aksi pengurangan sampah plastik di masjid-masjid serta masyarakat umum yang dikoordinasikan oleh Dompet Dhuafa.
Harapannya, semoga semakin banyak masyarakat yang teredukasi dan terdorong untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada saat Iduladha. Webinar ini merupakan salah satu bentuk gerakan kampanye kurban asik tanpa sampah plastik.
 Jika kita tidak melakukan upaya apapun secara global atau Business As Usual, maka United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan pada 2040 akan ada 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan dunia, termasuk laut. Ditingkat nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah, 18,5% di antaranya berupa sampah plastik. Hal ini disebabkan oleh pergeseran pola hidup dan pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan plastik sekali pakai termasuk saat Iduladha.
 Akibatnya, laut kita tercemari sampah plastik, dan banyak ditemui kasus kematian biota laut karena mengonsumsi plastik. Hal ini terbukti pada 2018, plastik ditemukan dalam tubuh banyak organisme, mulai dari bangkai penyu, paus sperma, bayi anjing laut, lobster, hingga paus biru yang menurut pengamat telah mengonsumsi sekitar 43 kg mikroplastik perhari, serta banyak biota laut lainnya dengan organ dalam yang sudah banyak tercemar oleh sampah plastik.
 Pada akhirnya, rantai makanan yang ada akan terganggu, menyebabkan kepunahan, dan berujung pada penurunan populasi biodiversitas laut. Padahal, biodiversitas tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.