Pada usia 2-6 tahun, perkembangan emosional anak mengalami berbagai perubahan. Anak-anak pada usia ini mulai mengembangkan kemampuan mengenali dan mengungkapkan emosi dengan lebih jelas. Mereka mungkin mengalami perasaan sedih, kebahagiaan, kecemasan, atau marah.
Tingkah laku emosi yang dilakukan pada anak adalah gambaran penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian ini ditentukan dengan cara lingkungan sosial memperlakukan anak tersebut.Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak, anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya. Jika anak melempar mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya.
Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan dapat mempengaruhi psikologis lingkungan. Jika ada anak pemarah dalam sebuah kelompok maka dapat mempengaruhi psikologi lingkungannya saati itu, seperti timbul pertengkaran.
Ketegangan emosi pada anak dapat menggangu aktivitas motorik dan mental anak. Seorang anak yang mengalami stress atau ketakutan ketika menghadapi situasi seperti seorang anak tidak mau bermain finger painting (melukis dengan jari tangan) karena takut dimarahi orang tuanya jika bajunya kotor terkena cat.
Pentingnya memberikan dukungan emosional yang positif dan mendukung perkembangan kemandirian anak. Juga, memberikan perhatian pada kebutuhan emosional mereka dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan positif pada masa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H