Mohon tunggu...
Annisa Qotrunnada
Annisa Qotrunnada Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bismillah, Masih pemula dalam bidang tulis menulis.

Masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling

5 Oktober 2019   14:03 Diperbarui: 5 Oktober 2019   14:24 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://slideplayer.info/slide/3264288/

Asesmen adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada peserta didik. Adapun asesmen pada konteks bimbingan dan konseling menurut Ratna Wisiastuti, 2010 adalah mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling itu dilakukan/dilaksanakan. Adapun pengertian asesmen menurut Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih yaitu sebagai proses mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya.

Asesmen dilakukan untuk lebih mengetahui lebih dalam dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya suatu permasalahan. Hal ini sudah selaras dengan  tujuan dari asesmen pada bimbingan dan konseling , yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi seorang konselor untuk mengetahui dan menentukan masalah serta memahami latar belakang dan situasi yang ada pada masalah konseli. 

Menurut Hackney dan Cornier dalam buku Landasan Bimbingan dan Konseling di Indonesia karangan Lahmuddin Lubis, terdapat 12 tujuan assessment, yaitu:

1. Melancarkan proses pengumpulan informasi.

2. Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat

3. Mengembangkan rencana tindakan yang efektif.

4. Menentukan tepat atau tidaknya konseli menjalani rencana tertentu.

5. Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan.

6. Meningkatkan wawasan insight mengenai diri konseli.

7. Mampu menilai lingkungan.

8. Meningkatkan proses konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan relevan.

9. Mengindikasikan kemungkinan peristiwa tertentu akan terjadi.

10. Meningkatkan minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian.

11. Menghasilkan pilihan-pilihan.

12. Memfasilitasi perencanaan dan pembuatan keputusan

Dengan adanya asesmen, guru BK dapat dengan mudah mengetahui atau bahkan mendiagnosa keadaan yang dialami peserta didiknya sehingga guru BK dapat menentukan tindakan yang tepat untuk menghadapi permasalahan peserta didiknya. 

Asesmen dalam bimbingan dan konseling, dibedakan menjadi dua, yaitu asesmen teknik tes dan asesmen teknik nontes.

 Asesmen tes meliputi:

a.  Tes Prestasi

b. Tes Bakat

c. Tes Minat

d. Tes Kepribadian.

Sedangkan asesmen non tes meliputi: 

a. DCM (Daftar Cek Masalah)

     Merupakan seperangkat daftar pernyataan kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami leh seorang individu.

b. AUM-U (Alat Ungkap Masalah-Umum)

c. AUM PTSDL (Alat Ungkap Masalah Belajar)

d. Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu teknik asesmen dengan cara berkomunikasi antara pewawancara dan narasumber melalui tatap muka yang disengaja, terencana dan sistematis. Dalam hal ini wawancara berfungsi memahami berbagai potensi, sikap, pikiran, perasaan, pengalaman, harapan dan masalah peserta didik serta memahami potensi dan kondisi lingkungan baik lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja secara mendalam.

e. Sosiometri

     Metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu --individu dalam kelompok.

f. Observasi

    Observasi adalah teknik asesmen dengan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki secara sistematis dan disengaja

g. Angket

    Angket merupakan salah satu alat asesmen nontes berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden. Alat asesemen ini disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan dengan keperluan program bimbingan dan konseling, seperti identitas pribadi peserta didik, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaan belajar dirumah, hobi dan informasi terkait lainnya.

h.  ITP (Inventori Tugas Perkembangan). 

      Merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu, mulai dari SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Para konselor lebih sering memanfaatkan asesmen teknik nontes dengan alasan prosedur perancangan, pengadministrasian, pengolahan, analisis, dan penafsiranya lebih sederhana daripada asesmen teknik tes sehingga relatif lebih mudah dipelajari dan dipahami. 

Waktu asesmen dalam bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, artinya tidak ada batas waktu yang kaku bagi konselor dalam menentukannya. Pada hal ini, sebaiknya konselor mempertimbangkan tentang apakah permasalahan konseli terungkap atau masih kurang jelas. Jika semua informasi telah tercukupi baik informasi yang diperoleh dari konseli sendiri maupun dari pihak lain dan konselor telah memahami secara keseluruhan permasalahan yang dialami konseli, maka asesmen dapat dilakukan. Akan tetapi, jika informasi yang diperoleh belum akurat, melakukan asesmen hanya akan membuat kesimpulan yang akan mengacaukan proses konseling. Adapun beberapa kendala seorang konselor yang menghambat proses asesmen, yaitu:

1. Eksplorasi tidak begitu mendalam.

2. Informasi yang diperoleh tidak mencukupi, sehingga konselor harus mencari informasi pihak lain lagi.

3. Konseli tidak menjalani proses konseling secara rutin.

4. Permasalahan konseli adalah hal yang baru bagi konselor. 

Apabila segala kendala di atas bisa diatasi oleh konselor, maka melakukan asesmen terhadap konseli bisa dilakukan. 

Demikian informasi yang saya berikan mengenai asesmen dalam bimbingan dan konseling. 

Semoga bermanfaat!

Sumber: Jurnal Assessment dalam Bimbingan dan Konseling, oleh Siti Wahyuni (sitiwahyunisiregar@yahoo.co.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun