Seperti yang kita ketahui, Kashmir ini wilayah yang sangat penting bagi India dan Pakistan karena wilayahnya yang memiliki sumber daya yang berharga, serta kepentingan keamanan nasional maupun geografi.
Kashmir memiliki sumber daya yang berharga seperti sungai, sungai yang mengalir melalui kashmir tersebut ternyata berperan penting untuk irigasi India dan pertanian di Pakistan. juga, potensi menghasilkan pembangkit listrik tenaga air dalam sungai dan badan air di Kashmir tersebut berada di skala yang besar. Tidak heran jika India dan Pakistan merebut wilayah ini.
Konflik ini dimulai sejak Inggris hengkang dari India dan membuat wilayah negara tersebut terbagi menjadi dua, penduduk yang mayoritas Hindu membentuk negara India dan penduduk yang mayoritas beragama Islam membentuk negara Pakistan. mereka memiliki batasan wilayah masing-masing. pada waktu itu Kashmir adalah wilayah yang tidak bertuan, di klaim oleh kedua negara ini. India mengklaim bahwa Kashmir termasuk dari wilayahnya, namun Pakistan menentang. akhirnya negara-negara ini berujung menjadi perang. India dan Pakistan sudah tiga kali berperang, pertama pada tahun 1947 dan 1965. Kemudian perang menggunakan senjata nuklir di tahun 1998 dan hampir berperang kembali di tahun 1999.
Lantas, bagaimana tanggapan dan upaya negara lain terhadap konflik ini?
Kita lihat Di Uni Emirat Arab, mereka menjadi penengah dalam konflik antara India dan Pakistan. Mereka memiliki tujuan untuk membantu dua negara tersebut memiliki hubungan yang "sehat". Perwira tinggi intelijen dari India dan Pakistan mengadakan sebuah pembicaraan rahasia di Dubai untuk menenangkan ketegangan militer atas wilayah Kashmir yang sedang direbut, kata pihak-pihak yang mengetahui isu tersebut.
Dikutip dari antares.com, Duta Besar UAE untuk Amerika Serikat Yousef Al Otaiba di dalam diskusi virtual dengan Lembaga Hoover Universitas Stanford mengatakan bahwa UAE memainkan peran "dalam menurunkan eskalasi di Kashmir dan menciptakan gencatan senjata, yang diharapkan pada akhirnya akan mengembalikan para diplomat dan memulihkan hubungan ke tingkat yang sehat".
Di tahun 2019, dewan PBB mengadakan rapat tertutup mengenai sengketa Kashmir ini. Mereka membahas keputusan India yang mencabut status daerah istimewa dari wilayah Jammu dan Kashmir.Â
Dilansir dari CNN Indonesia, Antonio Guterres selaku sekretaris jenderal PBB telah menghimbau India dan Pakistan untuk saling menahan diri agar konflik tersebut tidak semakin tajam.
PBB pada akhirnya menerbitkan beberapa resolusi pada tahun 1948 dan 1950 guna untuk menengahi konflik tersebut. PBB juga menempatkan pasukan perdamaian di Kashmir dari tahun 1949 untuk memantau gencatan senjata antara India dan Pakistan.Â
Pemerintah Indonesia sendiri memilih bersikap netral terhadap konflik Kashmir ini. Pemerintah Indonesia juga mengimbau agar India dan Pakistan dapat menahan diri.
Antaranews. (15 April 2021). UAE berupaya menengahi konflik india pakistan. Diakses pada 1 Maret 2023. https://www.antaranews.com/berita/2102874/uae-berupaya-menengahi-konflik-india-pakistan
CNN indonesia. (14 Agustus 2019). Indonesia pilih bersikap netral terkait konflik Kashmir. Diakses pada 1 Maret 2023. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190814123149-106-421206/indonesia-pilih-bersikap-netral-terkait-konflik-kashmir
CNN Indonesia. (16 Agustus 2019). PBB rapat tertutup soal sengketa Kashmir yang memanas. Diakses pada 1 maret 2023. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190816093305-113-421823/pbb-rapat-tertutup-soal-sengketa-kashmir-yang-memanas
Nama : Annisa putri yudhistira
NIM: 07041182227119
Dosen Pengampuh : Nur Aslamiah Supli, BIAM., M.Sc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H