Dari Wisata ke Macet: Strategi
Penanganan Kemacetan di Jalan Malioboro
Â
Daerah Istimewa Yogyakarta seringkali dikenal sebagai Kota Pelajar karena memiliki banyak pusat pendidikan, tidak hanya itu Yogyakarta juga merupakan Kota Budaya karena memiliki banyak sekali peninggalan budaya. Namun meski begitu Yogyakarta merupakan destinasi wisata yang paling ikonik di Indonesia untuk di datangi disaat musim liburan bersama dengan keluarga maupun teman, karena lingkungannya disekitar Yogyakarta masih kental akan adat jawa nya serta keindahan budaya, kerajinan lokal, dan kuliner. Destinasi wisata disana yang paling menarik para wisatawan baik domestik maupun mancanegara, adalah Jl. Malioboro. Pasti dari kalian sudah banyak mendengar ataupun melihat siaran tv yang syuting baik film, kuliner, jalan-jalan yang syuting dijalan tersebut. Tidak hanya artis Indonesia saja yang akan kalian temui, namun banyak sekali wisatawan mancanegara yang berdatangan di Jl. Malioboro tersebut. Karena Jl.Malioboro memiliki nuansa yang berbeda. Namun, kepopulerannya juga berdampak yang kurang menyenangkan, apalagi disaat liburan nasional  yang mengakibatkan dari banyaknya wisatawan domestik dan mancanegara yang berdatangan ke Jl.Malioboro tersebut, untuk menikmati suasana tersebut dan mengakibatkan kemacetan total di Jl. Malioboro. Kemacetan di Jl.Malioboro bukan hal yang langkah,ataupun jarang, sebab kemacetan tersebut sudah sejak dari dulu hingga saat ini. Maka dari itu artikel ini akan membahas strategi penanganan terkait kemacetan yang dapat di terapkan di Jl. Malioboro agar menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi semua.
1.Penyebab dari kemacetan di Jl. Malioboro
Â
Kemacetan di Jl. Malioboro disebabkan dari berbagai factor, salah satunya adalah banyaknya volume kendaraan, sebagai pusat pembelanjaan dan tujuan wisata, banyak sekali kendaraan pribadi yang masuk dan mengakibatkan antrian panjang dan penggunaan lahan parkir yang tidak tertata dengan baik. Selain itu keberadaan angkutan umum dengan tarif yang tinggi, yang membuat para wisatawan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
2.Penerapan sistem transportasi berkelanjutan
Untuk mengurangi volume kendaraan pribadi disekitar Jl. Malioboro, salah satunya langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan transportasi publik. Pemerintahan Kota Yogyakarta sudah memulai beberapa inisiatif, seperti pengembangan bus Trans Jogja yang dapat diakses oleh siapapun yang menghubungkan kawasan Malioboro dengan bebrapa titik penting di Kota Yogyakarta. Diharapkan wisatawan dan penduduk lebih memilih angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Selain itu, peningkatan bemo atau layanan taksi berbasis aplikasi yang hanya dikhusus kan untuk wisatawan berkeliling Kota Yogyakarta dapat juga mengurangi ketergantungan wisatawan terhadap kendaraan pribadi.
3. Peningkatan infrastruktur jalan
Kemacetan di Jl. Malioboro seringkali terjadi karena infrastruktur yang terbatas. Perlu ada perencaan serta pengembangan yang lebih baik, seperti perluasan trotoar untuk pejalan kaki, pengaturan lalu lintas dan zebra untuk penyebrangan yang berbunyi agar pengendara motor dan mobil tidak membahayakan pejalan kaki yang ingin menyebrang. Selain itu, pengaturan parkir yang tertata dengan baik juga dapat mengurangi terjadinya macet di sekitar kota tersebut, solusi jangka panjang seperti tempat parkir dibawah tanah yang cukup untuk mobil maupun motor serta terorganisir di luar kawasan Jl. Malioboro.