Kesehatan mental merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan setiap individu. Kesehatan mental yang baik memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kualitas hidup, kinerja sehari-hari, dan hubungan sosial. kesehatan mental penting bagi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas akademiknya dengan baik. Kesehatan mental telah menjadi topik krusial yang memerlukan perhatian selama sepuluh tahun terakhir, termasuk di kalangan mahasiswa yang mengalami tekanan akademik. Tantangan ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mahasiswa, tetapi juga berpotensi mempengarui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di masa depan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Huang pada mahasiswa didapatkan data bahwa sebagian mahasiswa mengalami masalah kesehatan mental emosional. Masalah kesehatan mental di era modern saat ini dapat timbul karena berbagai tekanan dalam kehidupan. Mahasiswa merupakan kelompok yang baru saja memasuki usia dewasa. Mereka sering menghadapi tekanan dan kebingungan dalam hal studi, keluarga, dan aspek Lainnya.
Dampak dari burnout akademik pada mahasiswa
Menurut Kamus American Psychological Association yang dikutip dari website Cleveland Clinic, burnout adalah kelelahan secara fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, kinerja, dan munculnya sikap negatif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Mahasiswa yang tidak dapat mengelola masalah perkuliahan dengan baik bisa rentan mengalami burnout. Burnout akademik didefinisikan sebagai perasaan kelelahan akibat tuntutan studi yang dialami mahasiswa yang biasanya disebabkan oleh beban akademik yang berat, Â dan perasaan tidak kompeten sebagai mahasiswa.
Dampak dari burnout ini seringkali menyebabkan mahasiswa dikeluarkan dari perguruan tinggi, atau yang dikenal dengan istilah drop out. Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia fenomena ini cukup sering terjadi.
Strategi Mengelola Stres Akademik dan Meningkatkan Kesehatan Mental
1. Melakukan Introspeksi Diri
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan introspeksi dengan menjauh sejenak dari masalah yang menyebabkan stres. Mereka merenungkan permasalahan yang dihadapi, agar dapat mengelola stres dengan lebih baik. Proses introspeksi atas apa yang telah terjadi menjadi salah satu cara yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengurangi atau mengatasi stres.
2. Mengkonsumsi Makanan Yang Sehat dan Bergizi
Dalam kesibukan sehari-hari, biasanya mahasiswa seringkali memilih makanan cepat saji karena dianggap lebih praktis. Namun kenyataanya makanan tersebut belum tentu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, yang justru malah dapat menurunkan energi dan membuat tubuh lebih rentan terhadap stres. Cobalah untuk mengutamakan konsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti buah-buahan dan sayuran, untuk menjaga agar tubuh tetap bugar dan sehat.
3. Bersosialisasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami membutuhkan interaksi dengan orang lain. Melalui sosialisasi, seperti berkomunikasi dan berdiskusi, individu dapat saling berbagi informasi, pengalaman, dan perspektif yang berbeda. Proses ini dapat memungkinkan mereka untuk bisa memperoleh wawasan baru dan memperkaya pemahaman, yang sangat penting dalam menghadapi berbagai permasalahan.
Dengan mengajak teman, keluarga, atau saudara untuk berbicara dan berdiskusi tentang suatu masalah akan meningkatkan keterlibatan mereka dalam menemukan solusi. Diskusi bersama memperkenalkan berbagai sudut pandang yang dapat membantu dalam mencari solusi yang lebih efektif dan kreatif. Sosialisasi ini juga mendorong kolaborasi, yang pada gilirannya memperkuat kemampuan individu dalam pemecahan masalah. Bersosialisasi dengan orang lain tidak hanya memberi dukungan emosional, tetapi juga memperluas pandangan, membantu pengambilan keputusan yang lebih baik, dan meningkatkan keterampilan dalam mengelola masalah sehari-hari.
Peran Universitas dalam Mendukung Kesehatan Mental Mahasiswa