Mohon tunggu...
Annisa Putriawantiko
Annisa Putriawantiko Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Seseorang yang merindukan peradaban Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Polemik UKT Tinggi: Semakin Sulit Mahasiswa Menjerit

29 Juli 2023   22:36 Diperbarui: 29 Juli 2023   23:05 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi tentu merupakan harapan besar bagi setiap anak juga orang tua yang telah menyelesaikan masa sekolahnya. Namun harus disayangkan, tak sedikit muda mudi yang mengeluhkan besarnya biaya uang kuliah tunggal (UKT) bahkan ada pula yang terpaksa menunda mengenyam perguruan tinggi disebabkan perihal ekonomi.

                BEM Universitas Indonesia (UI) mengungkapkan, ada sepuluh calon mahasiswa baru (camaba) yang hendak mengundurkan diri imbas uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal. Katanya, mereka yang hendak mengundurkan diri dikenai biaya UKT di atas Rp 15 juta. (Kompas.com)

                Selanjutnya di kampus berbeda, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran Muhammad Noor, mengatakan sebanyak 62,6 persen mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi atau SNBP 2023 merasa keberatan dengan uang kuliah tunggal atau UKT yang harus dibayarkan. Menurut data BEM UGM, jumlah mahasiswa yang mengajukan banding tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu. (tempo.com)

                Polemic tingginya biaya UKT juga tidak hanya dipersoalkan oleh mahasiswa baru, para mahasiswa semester atas pun turut mengeluhkan dan mendorong agar adanya penurunan biaya. Seperti yang dilakukan aktivis mahasiswi di salah satu kampus negeri Kalimantan Timur yakni Universitas Mulawarman (Unmul).

                Dikutip dari laman radarkotanews.com, melalui aksi yang dilakukan BEM FKIP Unmul pada Kamis 20 Juli 2023 lalu mereka melakukan protes atas kesulitan mahasiswa untuk menginput data karena portal penurunan UKT yang bermasalah, belum lagi masalah admistrasi yang berbelit-belit. Tak cukup dengan aksi, mereka juga membuat konten di akun Instagram yang cukup mewakilkan perasaan para mahasiswa tentang masalah sulitnya melakukan proses penurunan biaya UKT.

UKT Mahal hal yang Wajar?

                Jika melihat problem pendidikan khususnya dunia kampus hari ini tentu bukan hanya tentang UKT atau biaya lainnya, melainkan ada pula problem-problem lain yang menghampiri dunia kampus. Mulai dari segi teknis administrasi yang cukup membingungkan mahasiswa, belum lagi moral dan adab yang mulai rawan terjadi kekerasan seksual, dan lainnya. Namun, memang perihal biaya menjadi urutan nomor satu yang dibicarakan. Mengapa bisa demikian?

                Pada kenyataannya dunia hari ini sedang dalam kungkungan sistem Kapitalisme yang membawa arus pemikiran semua bertumpu pada materi atau uang, memiliki konsep yang materialistic apapun bisa didapat asal memiliki modal yang besar. 

Belum lagi manfaat atau keuntungan yang menjadi asasnya, menjadikan orang bebas berbuat sesuka hati asal dilihat ada manfaat disana maka akan dilakukan meski hal itu terlarang atau menyulitkan orang lain. Ditambah arus kapitalisme kini sudah merasuk kedalam semua sector kehidupan hari ini, tidak terkecuali pendidikan. Maka, terjadilah hal-hal yang kita lihat sekarang, nampak pendidikan dijadikan sebagai ajang bisnis atau bentuk kerja sama antar pihak asing.

                Selanjutnya, kapitalisme pula membentuk dan mengarahkan seseorang hidup hanya berfokus pada materi, dengan adanya pemikiran sekuler yang lahir dari kapitalisme. Paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Meniadakan peran tuhan pada aktivitasnya sehari-hari, agama hanya dimasjid sedangkan ketika bekerja ataupun kuliah jangan bawa-bawa agama. Alhasil, kaum muslimin hidup bebas tanpa aturan Allah, boleh melakukan apa saja tak peduli itu haram ataukah halal, kuliah hanya untuk mencari kerja, orientasi hidup hanya dunia semata. Na'udzubillah!

Pendidikan dalam Islam

            Islam memiliki sistem yang komperhensif untuk mengatur kehidupan manusia, tak terkecuali perihal pendidikan.  Dalam Islam, pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang akan dipenuhi negara secara cuma-cuma alias gratis untuk masyarakat. 

Kesadaran kuat akan perintah Allah atas wajibnya menuntut ilmu, membuat negara secara maksimal menyelenggarakan pendidikan. Mulai dari membangun gedung sekolah atau kampus yang terjangkau di wilayah masyarakat, bangunan-bangunan yang kokoh, fasilitas penunjang yang lengkap seperti laboratorium-lapangan-perpustakaan, juga tak lupa adanya tenaga pendidik yang berkualitas dan lainnya yang kesemua itu dilakukan dengan cara terbaik agar tersampaikannya ilmu pengetahuan bagi umat.

            Disamping itu, pendidikan dalam Islam juga didasari oleh keimanan atau ketakwaan kepada Allah Ta'ala. Para pelajar ditanamkan akidah Islam yang kuat serta ketaatan kepada perintah Allah, sehingga ilmu pengetahuan apapun yang mereka kuasai nantinya akan menambah iman dan takwa mereka kepada Ilahi Rabbi. Maka wajarlah, dimasa kejayaan Islam dahulu lahir banyak ilmuwan muslim yang cerdas dalam ilmu sains namun juga seorang alim ulama. Seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Abbas Ibn Firnas, dan masih banyak lagi yang karya-karya mereka masih bermanfaat hingga hari ini bagi peradaban manusia. Maasyaallah!

            Selanjutnya, bentuk kecintaan Islam terhadap ilmu pengetahuan juga dapat kita lihat dari lembar sejarah. Bahwa banyaknya perpustakaan-perpustakaan yang berdiri megah membuat banyak manusia bahkan dari penjuru dunia betah menimba ilmu disana. Hal ini sekaligus meyakinkan kita bahwa bangunan kampus bukanlagi menjadi persoalan bagi negara, tentu fasilitas pendidikan sudah terbangun dengan baik kala itu.

            Hal ini bisa terjadi dengan hebat dalam pendidikan Islam tentu tidaklah berjalan sendiri, melainkan dibarengi dengan adanya sistem ekonomi Islam juga sistem politik Islam yang bersumber dari sang pencipta. Dengan aturanNya lah, Sumber Daya Alam dinegeri tersebut dikelola dengan benar oleh negara secara mandiri tidak dicampuri pihak asing, sehingga hasil dari pengelolaan itu diberikan untuk umat, yang mampu mencukupi segala yang dibutuhkan umat. Inilah sedikit gambaran luarbiasanya Islam mengatur umat manusia, segala kemuliaan dan kesejahteraan akan datang manakala Islam diterapkan secara utuh dikehidupan kita hari ini. wallahua'alam bisshawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun