Sebagai solusi, Tirto.id tampaknya mendorong pembaca untuk memahami pentingnya pemilih yang kritis. Dalam artikel "Dharma Pongrekun Ungkit Lagi COVID-19, Kali Ini RK Jadi Sasaran," kritik terhadap Ridwan Kamil terkait penanganan pandemi di Jawa Barat diangkat sebagai refleksi terhadap kebijakan masa lalu yang dapat memengaruhi kredibilitas kandidat. Menurut Tirto.id, solusi strategis para kandidat harus mencakup kebijakan yang terukur dan nyata untuk mencegah terjadinya masalah yang sama di masa depan.
Selain itu, berbeda dengan janji kampanye yang populis, artikel "Umbar Janji Cagub Jakarta Atasi Masalah di Pasar Tanah Abang" menyoroti perlunya pendekatan yang lebih praktis dan berbasis data untuk menyelesaikan masalah perkotaan seperti yang terjadi di Tanah Abang.
Â
Frame Evaluasi Moral: Kritik terhadap Strategi Kampanye
Dalam artikelnya, Tirto.id secara halus memberikan penilaian moral terhadap berbagai klaim dan taktik kampanye. Misalnya, artikel tentang klaim Ridwan Kamil tentang bantuan ganda menampilkan analisis kritis dari para ahli yang mengatakan bahwa klaim tersebut terlalu menyederhanakan dan mengabaikan realitas birokrasi yang rumit. Penilaian moral ini menunjukkan upaya Tirto.id untuk mempertanyakan validitas retorika kampanye yang digunakan para kandidat.
Artikel lain seperti "Dharma Akui Jadi Bos BSSN Berkat Pramono: Dukung Jadi Presiden" menunjukkan bagaimana Tirto.id mengangkat aspek loyalitas politik dalam membingkai hubungan kandidat dengan figur-figur nasional. Evaluasi moral di sini mengarah pada pertanyaan mengenai independensi kandidat dalam menjalankan tugas politik mereka jika terpilih.
Implikasi terhadap Branding Kandidat
Framing yang dilakukan Tirto.id oleh masing-masing kandidat memiliki dampak terhadap persepsi publik. Dalam artikel tentang dukungan Bahlil kepada Ridwan Kamil, media ini secara tidak langsung menggambarkan RK sebagai kandidat yang mendapatkan dukungan kuat dari pemerintah pusat. Artikel ini dapat memperkuat citra RK sebagai calon pemimpin yang mampu menjalin hubungan baik dengan pemerintah pusat untuk kepentingan daerah. Sebaliknya, dalam pemberitaan tentang dukungan Anies kepada pasangan Pramono-Rano, Tirto.id membingkai aliansi ini sebagai langkah strategis yang memperkuat posisi kedua kandidat di mata pemilih. Namun framing tersebut juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang independensi kedua kandidat tersebut,
Dalam artikel "Umbar Janji Cagub Jakarta Atasi Masalah di Pasar Tanah Abang" Tirto.id menggambarkan kandidat sebagai figur yang mencoba meraih perhatian publik melalui janji-janji konkret yang mereka sampaikan. Hal ini dapat memperkuat persepsi positif di kalangan pemilih yang sedang membutuhkan solusi langsung dari calon pemimpin, namun juga dapat menimbulkan skeptisisme terkait realisasi janji tersebut.
Narasi Tirto.id beberapa artikel membentuk persepsi bahwa masing-masing kandidat memiliki strategi branding yang berbeda. Tirto.id mengemas informasi tersebut berdasarkan serangkaian kegiatan selama proses Pilkada, seperti hasil-hasil pernyataan masing-masing pasangan calon pada saat debat.
Melalui kerangka framing ini, dapat disimpulkan bahwa Tirto.id berperan penting dalam membentuk opini publik mengenai Pilkada DKI Jakarta 2024. Dengan menganalisis masalah, penyebab, evaluasi moral, dan implikasi branding, media ini memberikan wawasan yang mendalam kepada pembaca. Namun, framing pemberitaan tetap dipengaruhi oleh sudut pandang editorial dan pilihan narasi yang diangkat. Oleh karena itu, pembaca tetap perlu bersikap kritis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih objektif tentang dinamika politik yang terjadi.