Mohon tunggu...
Annisa Putri Salsabila
Annisa Putri Salsabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - prodi : teknologi radiologi pencitraan

if you can't fly, then run

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Eyes On RCC with Radiology Modalities

13 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   12:51 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renal Cell Carcinoma (RCC) berasal dari korteks ginjal, bertanggung jawab atas 80% hingga 85% dari semua neoplasma ginjal primer. Karsinoma sel transisional, yang berasal dari pelvis ginjal terdiri dari sekitar 8%. Tumor epitel parenkim lainnya seperti onkositoma, tumor duktus pengumpul, angiomyolipoma, dan sarkoma ginjal jarang terjadi. RCC dapat dianalisa dengan beberapa modalitas radiografi seperti; pemeriksaan, Kedokteran Nuklir, MRI, dan CT Scan 

CT Scan dapat memberikan evaluasi pada fungsi dan morfologi ginjal, ektensi tumor primer, keterlibatan vena, pembesaran limfonodi lokoregional. CT Scan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu diagnosa tumor ginjal. CT juga dapat membantu dalam melakukan biopsi atau aspirasi jarum. Selain itu, CT dapat menentukan stadium yang akan berpengaruh dalam penentuan terapi dan prosedur pengobatan yang tepat. CT scan memiliki peran yang penting dalam menilai lesi kompleks, CT dapat menilai massa renal hingga 100% sensitivitas. Namun, CT tidak dapat mendeteksi oncocytoma dan angiomyolipoma (AML) bebas lemak dari keganasan ginjal. 

Pemeriksaan MRI untuk RCC (Renal Cell Carcinoma) dapat menggunakan pendekatan multi parametrik untuk memberikan gambaran rinci tentang karakteristik tumor. Teknik ini mencakup penggunaan citra T1-weighted, T2 weighted, pencitraan difusi (DWI), dan pencitraan resonansi magnetik dinamis (DCE-MRI). 

MRI akan membantu memberikan informasi mengenai ukuran, bentuk dan batas tumor dengan menggunakan T1WI dan T2WI. Lesi RCC akan menunjukan intensitas sinyal yang lebih rendah pada T1W1 dan intensitas sinyal yang lebih tinggi pada T2WI. variasi dalam intensitas sinyal ini akan membantu menentukan komposisi tumor. 

Pada DCE-MRI, pola peningkatan kontras akan dievaluasi dalam berbagai fase. selain itu, DCE-MRI dapat membantu mengetahui volume plasma dan permeabilitas permukaan dalam menilai perfusi pada vaskularisasi tumor. Pencitraan difusi (DWI) menggunakan parameter ADC untuk menilai kepadatan seluler. Tumor dengan ADC cenderung lebih padat dan agresif.

Pada kedokteran nuklir, pemeriksaan tumor ginjal dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti; renogram, sidik ginjal, PET Scan dan SPECT Scan. Renogram, menggunakan radioaktif untuk memantau fungsi ginjal dan mendeteksi masalah seperti hidronefrosis, pembengkakan atau penyakit bawaan ginjal. 

Kedua ada sidik ginjal dimana pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi dan struktur ginjal, serta mendeteksi sumbatan dan trauma ginjal. sidik ginjal dapat dilakukan dengan beberapa jenis, seperti pemeriksaan konvensional, laju filtrasi glomelurus, dan sidik ginjal dengan kaptopril. Lalu, PET dan SPECT dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan tumor ginjal dengan lebih akurat. 

Kombinasi pemeriksaan seperti CT, MRI, Kedokteran Nuklir, USG, dan X-ray akan membantu menjelaskan tumor ginjal atau RCC dengan baik. Dengan begitu, dokter dapat melakukan diagnosis sesuai hasil citra pada setiap modalitas yang berbeda-beda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun