“anak ku punya bakat apa? Nilai sekolah aja jelek-jelek, tes IQ juga rata-rata” selentingan kalimat ini mungkin pernah kita dengarkan. Berawal dari selentingan itu, saya mendapatkan ide untuk menuliskan sebuah artikel tentang anak berbakat. Kita sering mendengar istilah “anak berbakat”, sebenarnya seperti apa sih yang dikatakan anak berbakat itu? Apa saja yang menjadikan sebagai ciri-ciri awal dalam mengetahui anak berbakat? Apakah benar bahwa anak berbakat itu identik dengan IQ tinggi, identik dengan nilai akademik yang bagus-bagus, dsb? Dengan itu, saya akan mencoba menjabarkan dan meluruskan fenomena tentang anak berbakat tersebut.
Berbakat
Kata berbakat berasal dari bahasa Inggris yaitu gifted atau talent. Dalam Bahasa Indonesia istilah berbakat mewakili arti “ gifted dan talented “. Meskipun sebenarnya dua kata tersebut memiliki perbedaan. Gifted menunjukan kemampuan berpikir dengan ditandai IQ yang tinggi ( ± 140 ), disamping itu gifted menunjukkan kecakapan khusus yang menonjol pada suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu dimana antara gifted satu dengan gifted yang lainnya tidak sama, tergantung pembawaan mereka masing-masing.
Talent hanya menunjukkan kemahiran menguasai sesuatu bidang khusus saja, misalnya seni musik, bahasa, melukis, matematika dan sebagainya. Kemahiran tersebut berasal dari pembawaan anak. Secara singkat “talent” adalah penonjolan pada salah satu bidang tertentu saja dari sesuatu individu yang dibawa sejak lahir, atau secara umum “talent” disebut juga “ kecakapan khusus” yang sifatnya non intelektif (Sutratinah Tirtonegoro, 1984:4). Hal ini senada yang disampaikan oleh Gagne (1985) yang menyatakan bahwa “ talented” berbeda dengan “giftedness” karena talented lebih dilihat sebagai suatu potensi dalam bidang tertentu. Ia mengatakan bahwa “gifted” lebih diasosiasikan dengan kemampuan intelgensi umum (g), sementara “talented” mengarah pada kemampuan yang spesifik atau aptitude (bakat).
Berdasarkan pertimbangan bahwa “ gifted “ meliputi macam-macam dimensi atau bidang kemampuan atau ketrampilan, sedang “ intellectual giftedness” hanya merupakan salah satu bentuk keberbakatan, karena itu sebaiknya digunakan istilah “ anak berbakat “ untuk gifted dan talented ( Munandar 1985 ). Jadi jika berbicara tentang “ anak berbakat “ berarti sudah terkandung aspek “gifted” dan “talented”.
Konsep anak berbakat itu sendiri masing-masing ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda, namun semua dapat dipakai sebagai rujukan untuk memahami tentang pengertian anak berbakat.
Faktor-faktor yang mendukung munculnya giftedness pada seorang anak
1. Faktor pembawaan
a. Intelgensi dan kreativitas
Seperti yang dikatakan Renzulli, bahwa kriteria keberbakatan adalah dimilikinya kemampuan di atas rata-rata dan kreativitas. Oleh karena itu anak yang berbakat harus memiliki kemampuan intelgensi dan kreativitas yang tinggi untuk mendukung keberbakatannya.
b. Kepribadian
Motivasi dan komitmen terhadap tugas mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung munculnya giftedness. Dengan memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan motivasi yang tinggi pula maka individu akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi, mendorong individu untuk tekun dan ulet,meskipun mengalami macam-macam rintangan dan hambatan dan semuanya itu akan dilakukan atas kehendaknya sendiri.
2. Faktor Lingkungan
a. Keluarga
• Sosial ekonomi keluarga
Untuk mendukung munculnya giftedness anak, diperlukan fasilitas yang memadai, misalnya buku-buku, sarana-sarana belajar yang lain seperti computer, permainan, piano dan lain-lain. Bagi keluarga yang ekonominya menengah ke atas penyediaan sarana belajar seperti di atas tidaklah menjadi permasalahan.
• Tingkat pendidikan orang tua
Semakin tinggi pendidikan orang tua seharusnya dapat memberikan stimulasi,perhatian yang baik terhadap munculnya keberbakatan anak.
• Pola asuh orang tua
Jenis pola asuh yang diterapkan dalam keluarga akan berpengaruh juga pada keberbakatan anak.
• Aspirasi dan persepsi orang tua terhadap keberbakatan anak.
Aspirasi dan persepsi keberbakatan dari orang tua akan mempengaruhi aspirasi dan persepsi anak terhadap keberbakatan yang ada pada dirinya. Misalnya labeling terhadap anak, tuntutan yang tak sesuai dengan kebutuhan anak dan sebagainya.
• Terpenuhinya kebutuhan anak dan rancangan program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka sejak awal atau usia dini.
b. Sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat mendukung giftedness anak antara lain : Kurikulum yang sesuai dengan keberbakatan anak,sarana atau fasilitas belajar yang mendukung,program dan strategi pembelajaran yang tepat, sikap atau karakteristik guru dan teman terhadap anak.
c. Masyarakat
• Memberi kesempatan pada anak-anak yang giftedness untuk belajar mengembangkan keberbakatannya ( misalnya: memanfaatkan fasilitas pabrik, rumah-rumah sakit, laboratorium, telkom ) dan sebagainya.
• Adanya kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat . Misalnya para orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dapat menjadi mentor bagi anak berbakat.
• Aspirasi dan persepsi masyarakat terhadap anak berbakat. Pemahaman masyarakat terhadap karakteristik keberbakatan anak akan menentukan aspirasi dan persepsinya terhadap anak yang berbakat tersebut, apakah positif atau negatif
• Memberi kebebasan dan tidak ada diskriminasi dalam memberi kesempatan dan hadiah atau penghargaan terhadap munculnya keberbakatan.
3. Mengidentifikasi anak berbakat yang masih berada pada usia muda
Kita dapat menggunakan observasi partisipan dan non partisipan untuk mengidentifikasi keberbakatan anak. Identifikasi tersebut meliputi:
a. Rasa ingin tahu anak
Salah satu ciri anak berbakat ialah rasa ingin tahunya tinggi. Dia tidak mudah puas terhadap jawaban yang diberikan yang sering membuat orang dewasa tidak sabar atau bahkan kebingungan untuk menjawab pertanyaan anak.
b. Kemampuan bahasa
Bahasa merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasarperkembangan intelegensi. Anak berbakat intelektual dapat dikenali dari perkembangan bahasa yang cepat, membaca pada usia dini, cepat mengingat kata-kata dan perbendaharaan kata yang luas melebihi kelompok sebayanya.
c. Kreativitas dalam bermain
Anak berbakat biasanya lebih kreatif dalam menggunakan ala- alat permainan seperti permainan yang memberi bentuk atau konstruktif, menggambar, menulis. Dari hasil karya permainan tersebut dapat mengidentifikasi keberbakatan anak.
d. Membandingkan perilaku anak dengan ciri-ciri anak berbakat
e. Minat anak
Jika anak secara intens melakukan kegiatan dengan dorongan internalnya (motivasi) yang dilakukan dengan senang, maka kemungkinan besar itulah minat dan bakatnya. Untuk membedakan mana anak yang berbakat dan bukan, dapat diketahui dari kemampuan anak secara mandiri dalam mengembangkan minatnya tersebut. Anak berbakat selain mempunyai tempo yang cepat dalam belajar, juga bisa dilepas (mandiri dan mampu mengubah lagi dengan motivasi dalam diri yang kuat (Pikiran
Rakyat,2002 ))
f. Loncatan Perkembangan Intelektualitas
Anak-anak berbakat mempunyai dorongan yang sangat besar untuk mengembangkan intelektualitasnya, keras kepala dan sangat perfeksionis serta mempunyai cara berpikir ( cognitive style ) yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Jika teridentifikasi pada anak-anak seperti ini maka ia memerlukan pengasuhan dan pendidikan yang terstruktur yang tidak menghambat perkembanganya.
Ciri-ciri anak berbakat menurut Martinson (1974) yaitu:
a. Gemar membaca pada usia lebih muda
b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
c. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
d. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah “dewasa”
e. Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri
Anak-anak berbakat biasanya ditandai pula dengan:
a. Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi; biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
b. Bakat istimewa dalam bidang tertentu; misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
c. Kreativitas yang tinggi dalam berpikir; yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
d. Kemampuan memimpin yang menonjol; yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
e. Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain; misalnya dalam seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
Karakteristik anak berbakat dalam bidang akademik khusus, meliputi:
a. Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus.
b. Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus.
c. Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas dalam bidang-bidang lain.
d. Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang tinggi dalam suatu bidang akademik.
e. Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik khusus dan motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik.
f. Belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
Karakteristik sosial dan fisik anak berbakat antara lain, yaitu:
a. Fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan.
b. Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa.
c. Keterlibatan mereka dalam beberapa kegiatan sosial, memberikan sumbangan positif dan konstruktif
PENUTUP
Bakat merupakan suatu potensi yang perlu dikembangkan, jika potensi tersebut tidak dikembangkan dengan baik dapat menimbulkan permasalahan sendiri bagi individu yang bersangkutan. Sekolah merupakan salah satu faktor sosial bagi peserta didik mempunyai tanggung jawab yang besar bagi pengembangan bakat peserta didik. Oleh sebab itu, berbagai upaya atau program yang disusun guna memfasilitasi siswa yang memiliki bakat khusus, perlu memperhatikan berbagai aspek baik yang berkaitan dengan jenis program, kurikulum, kebutuhan siswa, sarana dan prasarana, guru dan sosiokultural. Pola asuh orang tua berdampak pula pada perkembangan bakat yang dimiliki anak dan orang tua juga merupakan orang awal yang harus tau akan bakat yang dimiliki anak serta tidak memaksakan anak untuk mengikuti apa yang menjadi kehendak dan kemampuan orang tua itu sendiri.
Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat dan dapat menjawab kebingungan atau fenomena – fenomena “anak berbakat” yang terjadi di masyarakat. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Pikiran Rakyat, Khusus Keluarga, Deteksi Dini dan Penanganan Anak Berbakat, 2002, Pikiran Rakyat , Cyber Media.
portalgaruda.org
http://ochamutz91.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-dan-pendidikan-anak-berbakat/
http://pendidikananakberbakat.blogspot.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H