Bapak Holis berusia 47 tahun merupakan salah satu diantara penerima Bansos yang ada di Kelurahan Pal Lima, Pontianak Barat. Pak Holis merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga yang harus menafkahi 3 orang tanggungan dari 4 orang yang tinggal dalam satu rumah, dari ketiga orang yang beliau tanggung diantaranya adalah istri yang tidak bekerja dan hanya mengurus rumah tangga, satu orang anak perempuan yang sedang berkuliah, dan beliau juga tinggal bersama ayahnya yang sudah lanjut usia dan  tidak dapat bekerja lagi dikarenakan faktor usia yang sudah tidak mampu lagi bekerja.
Sekolah menengah akhir merupakan pendidikan terakhir yang diampu oleh pak Holis, dengan pendidikan yang masih di batas SMA beliau bekerja sebagai buruh non tani atau buruh lepas yang dimana dalam pekerjaannya tidak tetap dan tidak menentu, dari pekerjaan tersebut pak Holis memiliki gaji di kisaran Rp2.400.000/Bulan, dari gaji yang pak Holis miliki ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga berupa kebutuhan biaya hidup, makan, dan biaya kuliah anaknya.
"saya ketua RT di sini, pekerjaan saya tidak pasti karena nunggu panggilan orang aja jadi pendapatan saya pas-pasan dan harus di pakai untuk biaya hidup keluarga dan juga biaya anak saya yang sedang kuliah dan sekarang sudah semester 6 di IAIN, sangat minim untuk sehari-hari"ungkap pak Holis.
Rumah yang dimiliki pak Holis dan keluarga berstatus milik sendiri dengan luas rumah 10 m2 x 7 m2, serta memiliki luas tanah 20 m2 x 5 m2. Rumah yang dimiliki keluarga pak Holis dapat dikatakan sangat layak huni meskipun bisa dikatakan cukup sederhana dengan dinding rumah yang seluruhnya adalah tembok semen, memiliki atap rumah berupa seng yang masih baik dan pastinya menjaga dari panas dan air hujan, namun untuk lantai dari rumah pak Holis masih menggunakan plester semen dan dilapisi tikar tipis yang menyatu dengan lantai, memiliki 7 ruangan yang terdiri dari ruang tamu, ruang tengah, tiga kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.
Sehari-hari keluarga pak holis mengkonsumsi air minum dan untuk memasak yang berasal dari air hujan, sedangkan untuk mandi dan mencuci sudah menggunkan PDAM. Untuk kondisi WC yang dimiliki keluarga pak holis cukup layak pakai dengan memiliki WC sendiri dengan septic tank, untuk memasak sehari-hari menggunakan gas LPG.Â
Rumah pak Holis sudah menggunakan lampu listrik dan memiliki daya listrik sebesar 450 watt, selain itu pak Holis memiliki beberapa aset yang masih dapat digunakan berupa 3 unit motor dengan tahun motor (2006, 2018, dan 2010) di masing masing motor, memiliki 1 unit TV dengan ukuran 1 inchi, Â 1 unit kulkas, 1 unit rice cooker, dan 4 unit HP.
Pak Holis mendapatkan bantuan sosial berupa bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2023. Jumlah bantuan yang didapatkan sebesar Rp250.000/6 bulannya. Pak holis memaparkan bahwa dengan bantuan PKH ini sedikit membantu perekonomian keluarga, bantuan yang didapatkan tersebut digunakan untuk menambah kebutuhan kuliah anaknya, pak holis dan keluarga tidak terlalu berharap penuh terhadap bantuan tersebut.
"Alhamdulillah bantuan PKH ini bisa sedikit menutupi biaya kebutuhan keluarga kami tapi dari saya sendiri tidak terlalu berharap dengan bantuan ini, karena pastinya masyarakat lebih didahulukan untuk menerima bantuan ini" ungkap Pak Holis.
Mungkin dari segi rumah memang terlihat mampu  dan memiliki aset yang cukup berada, namun dari segi pendapatan yang tidak pasti dan jumlah tanggungan yang cukup banyak, dapat disimpulkan bawah pak Holis dan keluarga masih dapat dikatakan layak untuk mendapatkan  bantuan PKH ini, bantuan yang didapatkan pun tidak seberapa itu pun hanya didapatkan selama 6 bulan sekali. Pak Holis juga menuturkan bahwa di RT tempat beliau ini sudah tersalurkan dengan baik semua bantuan dengan baik terbukti setelah kami amati RT tersebut terdapat banyak warga yang kurang mampu mendapatkan bantuan tersebut. Dengan ini dapat diketahui juga ternyata masih terdapat ketua RT yang masih membutuhkan sedikit bantuan karena harus menafkahi keluarganya, meskipun dirasa tidak etis apabil terdapat perangkat desa yang mendapatkannya. Maka dari itu meskipun perangkat desa masih dirasa pantas mendapatkannya tetap utamakan masyarakat terlebih dahulu, terutama bagi yang sudah jompo dan secara ekonomi jauh dari tarap kecukupan sehingga  masyarakat tidak memandangnya sebagai tebang pilih dalam penyaluran Bantuan Sosial tersebut.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Febuari-April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H