“A startup is a company working to solve a problem where the solution is not obvious and success is not guaranteed” – Neil Blumenthal, cofounder dan co-CEO of Warby Parker
Geliat perkembangan startup digital bisnis di Indonesia semakin nyata terlihat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan banyaknya ajang-ajang lomba atau kompetisi yang diadakan oleh berbagai sponsor untuk menambah momentum geliat perkembangan startup digital bisnis di Indonesia.
Berbagai Macam Ajang Kompetisi Start-up di Indonesia
Sepanjang tahun 2016 ini saja saya mencatat ada beberapa ajang kompetisi startup, sebut saja, Indigo Creative Nation 2016, program pembinaan talent digital (startup) dari Telkom. Ada The NextDev 2016, ajang kompetisi startup terbesar di Indonesia dari Telkomsel. Ada juga Berlin Startup Calling 2016 Idea Contest, buat kamu memiliki ide besar dalam dunia teknologi, dari Visual Meta GmbH (http://www.shopalike.in/).
Kemudian ada BRI Digital Challenge dari Bank BRI, dimana lombanya terbagi menjadi empat kategori tantangan (challenge). Kategori pertama Empowering UMKM Indonesia, yang menekankan pada potensi bagi developer & lembaga keuangan berkolaborasi untuk menyediakan layanan keuangan menyeluruh dari Hulu ke Hilir. Kategori kedua, Empowering Cashless Society Indonesia yang menekankan pada peluang besar bagi developer dan penggiat startup memanfaatkan produk layanan keuangan untuk mendukung cashless society.
Kategori ketiga, yaitu Empowering C-Generation Indonesia yang menekankan pada solusi keuangan digital komprehensif diharapkan mampu menjawab tantangan perkembangan dunia teknologi dan pergeseran gaya hidup di generasi milenial ini. Terakhir, kategori keempat, yaitu Empowering Rural Society Indonesia yang menekankan pada Indonesia butuh akses keuangan yang luas dan merata untuk mengikis gap kesenjangan ekonomi.
Pengertian Start-up
Sebenarnya, apa sih pengertian start-up itu? Mungkin ada diantara Anda yang bertanya-tanya seperti itu. Setelah saya googling, menurut Wikipedia, Startup merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Nah, perusahaan-perusahaan ini mayoritas merupakan perusahaan yang baru saja didirikan dan berada dalam fase pengembangan (development). Beberapa ciri yang disepakati mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai start-up ialah usia perusahaan kurang dari 3 tahun dan masih dalam tahap berkembang, jumlah pegawai kurang dari 20 orang, umumnya bergerak dalam bidang teknologi dan menghasilkan produk berupa aplikasi dalam bentuk digital yang beroperasi melalui website, pendapatannya kurang dari $100.000 per tahun (jika kurs 1 dollar diasumsikan Rp .13.000,-, berarti $100.000 per tahun setara dengan Rp.1,3 Milyar per tahun).
The NextDev 2016, Ajang Kompetisi Start-up Terbesar di Indonesia
Salah satu keseruan membangun dunia kreasi start-up digital dipertontonkan pada ajang kompetisi start-up terbesar di Indonesia, The NextDev 2016. Pada hari Sabtu sekitar pukul 16.30 WIB lalu, saya melihat tayangannya di NET TV. Yang saya lihat, ajang kompetisi The NextDev ini berkomitmen mengajak anak-anak muda Indonesia untuk mewujudkan ide mereka tentang Smart City dan menjadi bagian dari program untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Seru sekali melihat dari 20 tim top regional yang telah memperoleh pelatihan dan pendampingan secara intensif dari para pakar yang ada pada saat bootcamp.
Mereka mendapatkan berbagai keterampilan teknis maupun soft skills, mulai dari keterampilan pemasaran, teknik melakukan coding, hingga keterampilan berkomunikasi dan presentasi. Kini, 20 tim top regional tersebut sudah diciutkan menjadi 5 tim yang menjadi finalis. Dari top 5 ini akan dipilih menjadi top 3, yang berhak mendapatkan hadiah-hadiah menarik yang disebut dengan dengan 6M, yaitu Market Access (akses pasar), Marketing (publisitas), Mentoring (pelatihan dan pendampingan), Management Trip (study visit ke Silicon Valley, belajar langsung dari pelaku industri telekomunikasi di luar negeri), Money (uang tunai), dan Monetizing (peluang besar untuk memperoleh pendapatan melalui kolaborasi dengan stakeholder terkait).
Ada Tuntun (E Tourism), tim dari Bali yang mengembangkan aplikasi Tuntun Virtual Guide yang merupakan sebuah aplikasi mobile pada platform android, memiliki fitur utama Audio Streaming terkait deskripsi sejarah dan budaya dari tempat wisata. Ada Juru Parkir dari Yogyakarta (E Governance), aplikasi mobile pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi cloud server untuk membantu pengelolaan usaha parkir jenis on street.
Terakhir, ada Kostoom (E-UKM), dimana aplikasi ini menawarkan sebagai penjahit online dan layanan stitching untuk para pengusaha fashion (yang baru memulai bisnis ataupun yang sudah berpengalaman) yang ingin memproduksi produk pakaian sendiri dengan harga yang spesial dan menggunakan merek label sendiri.
Melihat tayangan The NextDev 2016 dan melihat perjuangan Top 5 tersebut mengingatkan saya bahwa kita dapat membangun negeri dengan kreasi digital yang kita lakukan. Seperti sahabat-sahabat kita di Top 5 The NextDev 2016 tersebut yang telah berusaha untuk dapat menjawab tantangan kebutuhan masyarakat Indonesia dan menawarkan solusi aplikatif yang dapat memajukan pertanian Indonesia, memajukan UMKM di Indonesia, memajukan pariwisata di Indonesia, memajukan tata kelola pemerintahan di Indonesia, dan meningkatkan kebersihan lingkuungan di Indonesia. Ternyata, sungguh luar biasa ya peranan kreasi digital dalam membangun negeri.
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital
Geliat perkembangan start-up bisnis di Indonesia yang semakin nyata ini juga didukung dengan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, dimana gerakan ini dibentuk untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 startup yang diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai masalah (problem solver) dengan memanfaatkan teknologi digital. Gerakan ini muncul dan diinisiasi oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama KIBAR di tahun 2016. KIBAR merupakan sebuah perusahaan yang bertujuan membangun ekosistem teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas, mentoring dan inkubasi di berbagai kota.
Kreasi Digital di Dunia Asuransi
Salah satu bentuk kreasi digital di dunia asuransi ini diperlihatkan dengan jelas oleh salah satu perusahaan yaitu PT. Central Asia Financial yang merupakan bagian dari keluarga besar Salim Group, anggota dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan telah mendapatkan izin resmi beroperasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 13 Maret 2013, yang mana telah meluncurkan merek (brand) asuransi bernama JAGADIRI. Mengusung tagline sebagai asuransi tanpa beban, JAGA DIRI hadir seakan menjawab kebutuhan pelanggan akan Instant Protection (perlindungan instan dan langsung), Claim Certainty Process (jaminan penerimaan klaim) dan Best Transparent Price (biaya ringan dan transparan).
Banyak produk yang saya kira sangat inovatif dan berbeda dari asuransi lainnya. Salah satu pembeda utama yang menjadi keunggulan buat JAGADIRI adalah kenyamanan akses perlindungan yang mudah dan cepat, hanya melalui genggaman dan jari saja alias melalui mobile apps dan melalui website jagadiri.co.id. Ada fitur live chat (ngobrol langsung via website), email, telepon 1500 660, yang bisa kita pilih untuk bertanya maupun membantu kita dalam proses pemesanan dan klaim. Hal ini tentu membuat kita lebih fleksibel dalam melakukan pemesanan, tanpa merasa dikejar-kejar, tanpa ada paksaan. Semua pilihan ada di dalam genggaman jari kita. Hal ini juga sempat saya ulas pada artikel mengenai JAGADIRI di kompasiana ini.
Pembeda kedua yang menjadi keunggulan JAGADIRI ialah adanya pengembalian total premi sebesar 100 % jika di akhir masa pertanggungan tidak ada klaim (untuk masa pertangggungan 5 tahun) dan pengembalian total premi sebesar 110 % jika di akhir masa pertanggungan tidak ada klaim (untuk masa pertangggungan 7 tahun). Produk ini dikenal dengan Jaga Jiwa Plus. Teman-teman bisa cek langsung disini.
Pembeda keempat yang menjadi keunggulan JAGADIRI ialah adanya pemberian perlindungan terhadap HIV/AIDS dengan maksimal perawatan rumah sakit selama 60 hari selama Polis aktif. Pemegang Polis akan diberikan perlindungan akan HIV/AIDS setelah masa tunggu 12 bulan dari tanggal mulai berlakunya asuransi. Dapat bonus lagi terjaga dari HIV/AIDS bukan?
Pembeda kelima yang menjadi keunggulan JAGADIRI adalah adanya fitur pilihan periode perlindungan yang sangat fleksibel, yaitu mulai dari 3 jam hingga 1 tahun, dengan harga premi cukup terjangkau Rp.5.000,- , dan ini bisa memberikan perlindungan termasuk olahraga ekstrim dan penerbangan tidak terjadwal. Detilnya teman-teman bisa selidiki sendiri kebenarannya disini.
Kelima pembeda yang tidak ditemukan di asuransi lainnya itulah yang menjadi keunggulan JAGADIRI. Lewat kreasi digital yang sangat inovatif dan solutifnya, JAGADIRI telah mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan asuransi yang mampu memberikan perlindungan sesuai kebutuhan yang diinginkan oleh mayoritas masyarakat Indonesia dengan pilihan biaya yang ringan, pilihan masa pertanggungan yang fleksibel dan kemudahan dalam mengakses layanannya selama 24 jam melalui channel-channel yang telah disediakan. JAGADIRI benar-benar menawarkan solusi perlindungan tanpa beban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H