Suhu global juga membuat tanaman matang lebih cepat, yang dapat menyebabkan periode pertumbuhan yang lebih pendek dan waktu yang lebih singkat untuk menyerap nutrisi dan energi yang diperlukan untuk menghasilkan buah atau biji yang berkualitas. Akibatnya, rendemen tanaman dapat menurun, yang berarti hasil pertanian yang lebih sedikit atau lebih rendah dari sebelumnya. Selain itu, perubahan pola curah hujan yang diinduksi oleh perubahan iklim, seperti kekeringan yang lebih lama atau hujan yang lebih intens, dapat menimbulkan masalah tambahan. Hujan lebat dapat menyebabkan erosi tanah, banjir, dan kerusakan akar tanaman, sedangkan kekeringan yang berkepanjangan mengurangi ketersediaan air untuk tanaman (Kartini & Budaraga, 2020).
Kondisi mengganggu keseimbangan suplai air dan nutrisi, yang berdampak negatif pada penyerapan tanaman dan pertumbuhan akar yang sehat. Akibatnya, tanaman lebih mudah terkena penyakit, hama, dan kondisi lingkungan yang berbahaya. Menyebabkan penurunan produktivitas tanaman, yang pada akhirnya dapat mengancam ketahanan pangan dan ekonomi lokal dan global. Mengatasi penurunan produktivitas tanaman yang disebabkan oleh perubahan iklim, diperlukan pendekatan yang menyeluruh yang melibatkan pengembangan teknologi baru, penelitian ilmiah, dan perubahan dalam praktik pertanian. Menghadapi tantangan dan memastikan keberlanjutan produksi pangan di masa depan, varietas tanaman yang lebih tahan iklim, meningkatkan efisiensi penggunaan air, dan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan adalah kuncinya (Suharno et al., 2023).
Kenaikan risiko hama dan penyakit
Salah satu dampak perubahan iklim terhadap ekosistem pertanian adalah peningkatan kemungkinan penyakit tanaman dan hama. Faktor-faktor seperti suhu yang lebih tinggi, perubahan pola curah hujan, dan kondisi iklim ekstrim memfasilitasi pertumbuhan dan penyebaran berbagai hama dan penyakit. Â Siklus hidup hama mungkin dipercepat oleh peningkatan suhu global, yang memungkinkan hama berkembang biak lebih cepat dan lebih efisien. Dapat menyebabkan populasi hama meningkat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kerusakan pada tanaman pertanian. Musim dingin yang lebih dingin atau cuaca yang tidak menguntungkan membuat hama menjadi lebih kuat dan menyebar lebih luas (Santoso & Marlina, 2022).
Cuaca ekstrem, seperti badai dan banjir, tidak hanya merusak tanaman secara langsung, tetapi juga membuka jalan bagi penyakit dan hama untuk menyebar, membuat tanaman lebih rentan terhadap infeksi karena lapisan pertahanan alami tanaman telah rusak. Badai dan banjir juga dapat menyebarkan hama dan penyakit melalui air atau angin, membuat petani menghadapi tantangan tambahan untuk menjaga keberlanjutan pertanian mereka. Mengelola risiko, petani harus memahami hubungan kompleks antara perubahan iklim, lingkungan pertanian, dan dinamika populasi hama dan penyakit. Karena peningkatan kemungkinan hama dan penyakit berdampak signifikan pada ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian (Antarissubhi et al., 2023).
Ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian sangat dipengaruhi oleh masalah ini. Menjaga keseimbangan ekosistem pertanian adalah tantangan yang semakin sulit bagi petani. Mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit, strategi yang inovatif dan adaptif diperlukan. Solusi melibatkan kombinasi pendekatan terpadu. Penggunaan metode pertanian yang berkelanjutan, seperti rotasi tanaman, penggunaan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, dan pengelolaan sumber daya alam yang bijak, sangat penting. Selain teknologi modern, seperti sistem pemantauan cuaca yang canggih dan penggunaan sensor untuk mendeteksi gejala serangan hama dan penyakit secara dini, dapat sangat membantu (Prayitno et al., 2022).
Suhu yang lebih tinggi di seluruh dunia dapat mempercepat siklus hidup hama, memperpendek fase perkembang biakan, dan memungkinkan adaptasi yang lebih cepat terhadap lingkungan sekitarnya. Hal tersebut adalah faktor utama dalam perubahan dinamika populasi hama. Dalam suhu yang lebih hangat, serangga yang dapat dikontrol oleh musim dingin yang dingin dapat tumbuh lebih lanjut dan menyerang lebih banyak tanaman pertanian. Menempatkan petani di bawah tekanan baru untuk menyesuaikan metode pertanian mereka dengan dinamika baru ini. Perubahan pola curah hujan juga merupakan komponen penting. Persaingan antar hama dan penyakit untuk sumber daya terbatas, termasuk air, meningkat di daerah yang kekeringan (Suryanto, 2019).
Â
Solusi Penanggulangan Perubahan Iklim terhadap Hasil Produksi Pertanian
Pemilihan varietas tanaman tahan iklim
Pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pertanian dan mencegah dampak negatif terhadap hasil produksi pertanian. Varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan kondisi iklim seperti tekanan hama yang meningkat, perubahan pola curah hujan, dan suhu ekstrem sangat penting. Para ilmuwan pertanian berkonsentrasi pada penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan iklim. Tujuan utama dari memilih varietas tanaman tahan iklim adalah untuk memastikan bahwa tanaman dapat tetap produktif dan memberikan hasil yang baik meskipun menghadapi tantangan lingkungan baru (Kamakaula, 2023).