Mohon tunggu...
Annisa Nurmartlia
Annisa Nurmartlia Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis akrobatik

Wibu rumah tangga yang senang menulis tentang parenting, sastra, filsafat, romansa, film, anime dan series. Oh satu lagi, cukup aktif di Quora Indonesia dengan nama Annisa Nanda Nurmartlia

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Series "The Consultant" - Komedi Satir tentang Melampaui Dualitas Baik dan Buruk

10 September 2023   20:32 Diperbarui: 10 September 2023   20:34 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://m.imdb.com/

Kisah-kisah aneh, yang secara gamblang menunjukan sisi gelap dan absurd dari manusia seringkali dianggap tabu. Pamali untuk dinikmati.

Seperti kutipan populer tentang seni, saya setuju bahwa karya seni (termasuk cerita fiksi) dibuat bukan untuk memanjakan indera, melainkan harus mampu mengusik hati para penikmatnya. 

Karena 'gangguan' yang sengaja dicipta itu sebenarnya adalah pemicu yang menarik sisi gelap kita ke permukaan agar bisa dikenali dan diakui. "The Consultant", sebuah series dari Amazon Prime Video, bagi saya telah berhasil memanggil 'setan-setan' di dalam diri untuk muncul dan berdansa bersama tuan rumahnya, alias saya sendiri.

Series ini diawali dengan sekelompok anak yang datang ke sebuah kantor developer game bernama Comp Ware. Mereka diantar oleh salah seorang pegawai bernama Elaine Hayman untuk berkeliling dan akhirnya mengunjungi ruangan CEO mereka yang nampak misterius, Mr. Sang.

Mr. Sang sekilas digambarkan sebagai orang yang tak suka diganggu. Hal ini terlihat dari perubahan ekspresi Elaine yang menegang ketika minta izin pada Sang agar anak-anak bisa menemuinya. 

Setelah mengantar anak-anak masuk ke ruangan Sang, Elaine mengobrol dengan Craig, salah satu programmer mereka. Belum sempat Elaine menjawab pertanyaan Craig tentang Sang, terdengar tiga bunyi letusan senjata api dari ruangan Sang.

Apakah Sang membunuh anak-anak itu?

"I was asked by the devil." ucap salah seorang anak sambil memegang pistol dengan tangan gemetar. Sementara kaca di belakang Sang ternoda oleh darah yang muncrat dari kepala Sang.

Belum sampai setengah episode pertama, kita sudah disuguhi twist yang vulgar sekaligus menawan. 

Tak lama, masih di masa berkabung perusahaan, datang seorang pria dengan gestur tubuh kaku bernama Regus Patoff. Dia mengaku sebagai konsultan yang direkrut oleh Mr. Sang untuk membantu menjalankan bisnisnya ketika Mr. Sang meninggal. 

Patoff langsung menempati ruangan Mr. Sang. Ia nampak tak terganggu sama sekali dengan noda darah yang masih menempel di kaca.

Sejak kemunculannya, Patoff melakukan banyak pemecatan untuk menekan pengeluaran Comp Ware. Beberapa pekerja remote, pegawai yang cuti dengan alasan kesehatan mental, juga pegawai yang cuti karena menjaga orang tuanya, semua tak luput dari evaluasi perampingan perusahaan yang Patoff lakukan. Selain itu Patoff bahkan hampir memecat seorang manajer hanya karena bau badannya dianggap mengganggu. Kelakuan Patoff di series ini seolah 'mencibir' isu kesehatan mental pekerja kantoran yang belakangan sering dibahas di media sosial.

Pemecatan karyawan besar-besaran itu juga berdampak pada kosongnya posisi di level manajemen. Ketika itu terjadi, Patoff sengaja membiarkan beberapa karyawan berebut secara brutal untuk mengisi posisi kosong tersebut. Dia menikmati pemandangan bar-bar itu dari kejauhan sambil cengengesan dan berdiskusi dengan Elaine. Di sisi lain, Elaine yang jelas tak setuju, terlihat berusaha keras untuk menahan diri di hadapan Patoff. 

Keanehan-keanehan Patoff kemudian semakin mengarah ke berbagai dugaan tindakan kriminal. Ini membuat Craig dan Elaine diam-diam menyelidikinya.

Series ini secara perlahan mengupas lapis demi lapis sifat alamiah manusia yang pada akhirnya seringkali bertolak belakang dengan apa yang dianggap 'baik' oleh norma sosial. Hampir tak ada hal yang mustahil dilakukan oleh siapapun untuk mengejar tujuannya, terutama ketika sedang berada di bawah tekanan ekstrim.

Di waktu yang sama, Tony Basgallop sebagai penulis juga cerdas menempatkan manuver cantik karakternya untuk tak terjebak begitu saja pada klise tentang melakukan langkah kotor untuk menang. 

Series ini menunjukkan bahwa pada akhirnya setiap langkah, yang nampak brutal dan kotor sekalipun, bisa dipahami sebagai sesuatu yang masuk akal untuk dilakukan. Di waktu yang sama, series ini juga secara halus memperlihatkan betapa manusia adalah makhluk kompleks yang tak selalu pas dilabeli sebagai si baik atau si jahat. Karena sejatinya manusia punya insting yang tanpa disadari memaksa mereka untuk mencapai yang dianggap penting dan genting, yang ketika diabaikan, hampir selalu berujung pada penyesalan. 

Setelah tamat, series ini menyisakan saya sebagai penonton yang termenung kembali dan menelisik ke dalam diri tentang apa sebenarnya motif dari 'kebaikan' dan langkah penuh dosa yang sudah dilakukan selama ini.

Cukup mengejutkan bagi saya karena ternyata series ini termasuk ke dalam genre dark comedy. Saya harap, anda bisa menemukan sisi satir yang segar dan menghibur dari series ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun