Mohon tunggu...
Annisa Nurmartlia
Annisa Nurmartlia Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis akrobatik

Wibu rumah tangga yang senang menulis tentang parenting, sastra, filsafat, romansa, film, anime dan series. Oh satu lagi, cukup aktif di Quora Indonesia dengan nama Annisa Nanda Nurmartlia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat untuk Aminah: Mematikan Tombol Rasa

15 Februari 2022   13:44 Diperbarui: 15 Februari 2022   13:46 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau tahu, Aminah?

Beberapa tahun yang lalu, setiap ku menangis dan ia berteriak menyuruhku diam, mengatakan bahwa tangisku begitu murah karena itu hanyalah senjata agar aku dikasihani. Di tengah sesak dada yang tersengal, aku protes padanya, "Kau pikir perasaan itu ada tombol on-off-nya? Kau pikir semudah itu menghentikan tangis?"

Sekarang aku bisa menyeringai tajam. Sempat kutemukan tombol rasa ini. Kau nyatanya bisa mengelabui otakmu sendiri, Aminah. Bagai menggigit gigimu sendiri, kau tipu dirimu, dan voila! Siapa yang butuh kemuliaan jika penipuan bisa begitu bermanfaat untuk mengendalikan perasaan sedihmu yang tidak berguna itu.

Rasa itu bisa dengan mudah kumatikan kemudian. Berkali-kali. Dia sekarang sudah jarang muncul ke permukaan.

Aku kadang (mari kulembutkan kalimat ini dengan kata 'kadang') merasa bagaikan setan. Kebas dan punya luapan energi yang banyak seperti amarah. Tapi bahkan marah itu ... aku lupa bagaimana rasanya ...

Seringaiku begitu sering muncul belakangan ini, Aminah. Mungkin akan lebih manis dengan taring yang sedikit lebih panjang, wajah yang pucat dan rambut yang awut-awutan, ha.. ha.. bahkan geli lucu dari lawakanku sendiri pun, terasa ... tidak terasa apa-apa.

Kau benar, temanku ...
Lagi-lagi aku menghilangkan tombol bangsat itu. Hanya saja kini kondisinya terlanjur 'Off'. Lampunya sudah tidak menyala. Dia sementara ini sedang mati, semoga saja hanya mati suri.

Oh iya, bagaimana kabarmu, pengantin baru?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun