Mohon tunggu...
Annisa Nur Alimah
Annisa Nur Alimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadwal KRL Cibinong-Nambo Terbatas, Begini Tanggapan Penumpang

8 Januari 2024   22:32 Diperbarui: 8 Januari 2024   22:33 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbatasnya jumlah keberangkatan KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line jalur Cibinong-Nambo meresahkan penumpang yang menaiki jalur tersebut.

Mengutip dari laman resmi KAI (Kereta Api Indonesia) Stasiun Nambo, yang berlokasi di Nambo, Klapanunggal, Bogor, termasuk dalam jalur kereta api bersama tiga stasiun lainnya. Diresmikan pada tahun 1990-an, stasiun ini awalnya melayani kereta api angkutan semen dan penumpang menuju Stasiun Manggarai.

Salah seorang penumpang jalur Cibinong-Nambo, Retno, mengatakan bahwa beliau harus menunggu lama untuk menaiki jalur tersebut. Beliau menjelaskan ketika beliau melakukan transit di Stasiun Citayam, beliau menunggu sekitar satu jam hingga kereta jalur Cibinong-Nambo datang.

"Saya lebih memilih opsi kendaraan lain kalau harus ke sini lagi," ucap Retno (12/24/23).

KRL menjadi tulang punggung transportasi massal di ibu kota. Dengan jaringan yang luas, KRL memainkan peran penting dalam mengatasi kemacetan dan meningkatkan mobilitas penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (JABODETABEK).

Terbatasnya jadwal keberangkatan KRL Commuter Line dapat menjadi tantangan serius bagi penumpang, terutama yang bergantung pada transportasi ini dalam rutinitas harian mereka. Keterbatasan jadwal dapat menyulitkan pengaturan waktu, terutama untuk pekerja yang memiliki jadwal tetap.

Di sisi lain, Tasya, seorang penumpang reguler jalur Cibinong-Nambo mengatakan bahwa beliau selalu mencocokan jadwalnya dengan keberangkatan kereta agar tidak perlu menunggu terlalu lama. Hal ini dikarenakan jika beliau tertinggal satu keberangkatan, maka harus menunggu satu hingga dua jam untuk keberangkatan selanjutnya.

"Iya, memang lama banget. Jadinya saya selalu datang setengah jam lebih awal dari jadwal. Iya, 'kan ada aplikasinya. Saya biasanya lihat jadwal di aplikasi sih. Sejauh ini jamnya tepat waktu, paling kalau keretanya telat cuma semenit, dua menit," ujar Tasya (12/24/23).

KRL Commuter Line, sistem kereta rel listrik yang menghubungkan berbagai wilayah di sekitar Jakarta, telah menjadi tulang punggung utama dalam mengatasi tantangan mobilitas di ibu kota. Sejak didirikan dan dikelola oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), KRL telah membuktikan efektivitasnya dalam membawa dampak positif pada kehidupan sehari-hari masyarakat.

Salah satu pencapaian utama KRL Commuter Line adalah kontribusinya dalam mengurangi kemacetan yang telah lama menjadi momok bagi penduduk Jakarta. Dengan menyediakan alternatif transportasi yang cepat dan efisien, KRL berhasil mengubah paradigma perjalanan kota dan mengajak lebih banyak orang untuk beralih ke transportasi massal.

Dengan jadwal keberangkatan yang teratur, KRL Commuter Line memberikan efisiensi waktu bagi penumpangnya. Masyarakat dapat mengandalkan KRL untuk perjalanan harian mereka tanpa harus terjebak dalam kemacetan jalan raya. Selain itu, biaya perjalanan yang terjangkau menjadikan KRL sebagai pilihan ekonomis dan berkelanjutan.

Sebagai sarana transportasi berbasis listrik, KRL Commuter Line memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Penggunaan energi bersih membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya menjaga kualitas udara di Jakarta. KRL memberikan kontribusi konkret dalam menghadapi isu perubahan iklim.

Meskipun demikian, tantangan seperti terbatasnya jadwal keberangkatan masih menjadi perhatian. Peningkatan frekuensi keberangkatan dan penyesuaian jadwal dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas KRL Commuter Line. Kolaborasi antara pihak terkait, termasuk pemerintah dan operator transportasi, diperlukan untuk menciptakan sistem yang lebih responsif terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat.

"Untuk setiap hari, keberangkatan Stasiun Nambo sebanyak dua belas keberangkatan KRL, itu reguler. Artinya, setiap hari jumlahnya dua belas keberangkatan baik weekend maupun weekday," jelas Muhammad Dandrus, Kepala Stasiun Nambo (12/24/23).

Beliau juga menjelaskan bahwa per harinya jumlah penumpang Stasiun Nambo berkisar 2.500 hingga 2.800, dan dapat menyentuh angka 3.000 di hari kerja.

Padatnya penumpang KRL Commuter Line dapat dipahami sebagai hasil dari peningkatan permintaan mobilitas di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi telah mendorong masyarakat untuk mencari solusi transportasi yang cepat dan efisien, menjadikan KRL pilihan utama.

Meskipun KRL Commuter Line telah mengalami perluasan dan peningkatan kapasitas, masih terdapat tantangan infrastruktur dalam menanggapi padatnya penumpang. Dengan demikian, investasi lanjutan dalam pengembangan jalur, stasiun, dan sarana pendukung menjadi esensial untuk mengatasi tekanan peningkatan jumlah penumpang.

"Menurut saya sebagai petugas, dari kapasitas penumpangnya masih terlalu sedikit. Jalurnya juga hanya ada satu, jadi bergantian dengan kereta barang," tutur Andi, Petugas KRL Commuter Line (12/24/23).

Andi menambahkan bahwa kadangkala terjadi overload penumpang pada jam keberangkatan kerja dan pulang kerja. Namun selebihnya, kereta relatif sepi.

Karena hanya memiliki satu jalur, kadangkala penumpang yang menuju jalur Bogor salah menaiki gerbong dan justru menaiki jalur Cibinong-Nambo.

Helena, seorang penumpang reguler KRL jurusan Bogor mengaku seringkali dirinya salah menaiki kereta. Pasalnya, kereta jalur Cibinong-Nambo dan jalur Bogor melalui peron yang sama.

"Saya sering salah naik. Waktu itu pernah mau pulang, karena habis kerja jadi enggak fokus. Saya asal naik saja, 'kan. Ternyata saya naik yang jurusan Nambo. Mana sudah malam. Saya jadi harus nunggu lama biar balik lagi ket Stasiun Citayam," ujar Helena (12/24/23).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun