Mohon tunggu...
Annisa Nur Alimah
Annisa Nur Alimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa jurusan Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadwal KRL Cibinong-Nambo Terbatas, Begini Tanggapan Penumpang

8 Januari 2024   22:32 Diperbarui: 8 Januari 2024   22:33 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai sarana transportasi berbasis listrik, KRL Commuter Line memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Penggunaan energi bersih membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya menjaga kualitas udara di Jakarta. KRL memberikan kontribusi konkret dalam menghadapi isu perubahan iklim.

Meskipun demikian, tantangan seperti terbatasnya jadwal keberangkatan masih menjadi perhatian. Peningkatan frekuensi keberangkatan dan penyesuaian jadwal dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas KRL Commuter Line. Kolaborasi antara pihak terkait, termasuk pemerintah dan operator transportasi, diperlukan untuk menciptakan sistem yang lebih responsif terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat.

"Untuk setiap hari, keberangkatan Stasiun Nambo sebanyak dua belas keberangkatan KRL, itu reguler. Artinya, setiap hari jumlahnya dua belas keberangkatan baik weekend maupun weekday," jelas Muhammad Dandrus, Kepala Stasiun Nambo (12/24/23).

Beliau juga menjelaskan bahwa per harinya jumlah penumpang Stasiun Nambo berkisar 2.500 hingga 2.800, dan dapat menyentuh angka 3.000 di hari kerja.

Padatnya penumpang KRL Commuter Line dapat dipahami sebagai hasil dari peningkatan permintaan mobilitas di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi telah mendorong masyarakat untuk mencari solusi transportasi yang cepat dan efisien, menjadikan KRL pilihan utama.

Meskipun KRL Commuter Line telah mengalami perluasan dan peningkatan kapasitas, masih terdapat tantangan infrastruktur dalam menanggapi padatnya penumpang. Dengan demikian, investasi lanjutan dalam pengembangan jalur, stasiun, dan sarana pendukung menjadi esensial untuk mengatasi tekanan peningkatan jumlah penumpang.

"Menurut saya sebagai petugas, dari kapasitas penumpangnya masih terlalu sedikit. Jalurnya juga hanya ada satu, jadi bergantian dengan kereta barang," tutur Andi, Petugas KRL Commuter Line (12/24/23).

Andi menambahkan bahwa kadangkala terjadi overload penumpang pada jam keberangkatan kerja dan pulang kerja. Namun selebihnya, kereta relatif sepi.

Karena hanya memiliki satu jalur, kadangkala penumpang yang menuju jalur Bogor salah menaiki gerbong dan justru menaiki jalur Cibinong-Nambo.

Helena, seorang penumpang reguler KRL jurusan Bogor mengaku seringkali dirinya salah menaiki kereta. Pasalnya, kereta jalur Cibinong-Nambo dan jalur Bogor melalui peron yang sama.

"Saya sering salah naik. Waktu itu pernah mau pulang, karena habis kerja jadi enggak fokus. Saya asal naik saja, 'kan. Ternyata saya naik yang jurusan Nambo. Mana sudah malam. Saya jadi harus nunggu lama biar balik lagi ket Stasiun Citayam," ujar Helena (12/24/23).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun