Pada bagian tertinggi yang jarang disambangi
Pada bagian terasing yang terlihat menantang diri
Â
Namamu seolah tidak pernah padam ditelan bumi
Kegagahanmu melambangkan sebuah arti
Bukan untuk menakuti, tetapi justru menarik hati
Â
Sejauh mata memandang, kehadiranmu menggetarkan jiwa
Memanggil diri yang mulai beranjak dewasa
Kapan aku akan mendakinya?
Kapan diri ini bisa menjawab rasa penasarannya?
Â
Wahai atap tertinggi di atas muka bumi
Kehadiranmu menggoda mata untuk disapa
Di saat pagi menjelma, mentari tersenyum dari rimbunnnya pepohonan
Di saat sore menjemput, sang fajar berpamitan menorehkan keindahan
Â
Wahai sang pasak bumi
Meski banyak kepala yang mengatakan kau berbahaya
Meski banyak jiwa yang telah meregang nyawa
Namun bertemu dan memijakkan kaki di puncakmu
Akan selalu menjadi bagian mimpi terindah dalam hidupku