Mohon tunggu...
annisanujulul
annisanujulul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Gunung Djati

Saya Annisa Nujulul Syifa Mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kontribusi al-Raniri terhadap Pendidikan Islam Indonesia

25 Desember 2024   13:08 Diperbarui: 25 Desember 2024   13:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syekh Nuruddin al-Raniri, seorang ulama besar asal India yang kemudian menetap di Aceh pada sekitar abad ke-17. Beliau dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Nusantara, tak terlupakan juga dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Kontribusinya yang mendalam dan berkelanjutantelah membentuk wajah pendidikan Islam. membuktikan pentingnya peran ulama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Artikel ini akan membahas kobtribusi al-Raniri terhadap dunia pendidikan Islam Indonesia. 

Biografi al-Raniri 

Nama lengkapnya Nuruddin Muhammad Ibn Ali Ibn Hasanji Ibn Muhammad Hamid al-Raniri al-Quraisy. Diperkirakan ia lahir pada akhir abad ke-16 M di Kota Ranir, sebuah kota pelabuhan tua di Pantai Gujarat-India. Ibunya seorang keturunan Melayu dan ayahnya seorang imigran Hadaralmaut, Yaman.

Beliau datang ke Aceh pada tahun 1637 M pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tsani  dan diangkat menjadi penasihat kesultanan Aceh. Ini merupakan kedatangan kedua kali al-Raniri, setelah kedatangannya yang pertamanya ia tidak diterima dengan baik oleh masyarakah Aceh. Hal ini karena pada kedatangannya yang pertama ajaran Wujudiyah Hamzah Fansuri begitu kuat dan menjadi anutan resmi Kesultanan Darussalam Aceh.

Al-Raniri memiliki pengetahuan luas yang meliputi tasawuf, kalam, fikih, hadis, sejarah, dan perbandingan agama. Selama masa hidupnya, ia menulis kurang-lebih 29 kitab, yang paling terkenal adalah "Bustanus Salatin". sebuah ensiklopedia yang menggabungkan sejarah, etika, dan ajaran Islam. Beliau wafat pada 21 September 1658 M.

Kontribusinya terhadap Pendidikan 

Kontribusi al-Raniri yang pertama adalah pengembangan kurikulum pendidikan Islam yang komprehensif, mencakup lima bidang ilmu utama diantaranya, Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Tasawuf dan Tarekat. Kurikulum ini menjadi acuan bagi pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, kurikulm ini mencakup ilmu-ilmu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mengembangkan kemampuan dan kesadaran pemahaman tentang Islam di kalangan masyarakat.

Yang kedua, pengembangan metode pembelajaran yang efektif berupa diskusi, debat, dan penulisan. Metode ini efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, kemampuan menganalisis, dan kemampuan berkomunikasi. Dan juga menjadi kunci untuk membangun generasi cerdas dan inovatif.

Yang ketiga, kontribusinya yang paling berdampak adalah pengajaran tasawuf sebagai bagian integral dari pendidikan Islam. Dengan mempelajari tasawuf, dapat meningkatkan kesadaran spiritualnya melalui pemahaman hubungan dengan Allah SWT. Selain itu, tasawuf juga mengembangkan akhlak mulia seperti kejujuran, kesabaran dan kasih sayang. Hal ini membantu membentuk generasi yang memiliki kepribadian yang baik dengan mengembangkan kesadaran diri dan kontrol emosi.

Selain itu, al-Raniri juga berperan sebagai pendidik dan pembimbing. Ia mendirikan madrasah di Aceh, yang menjadi pusat pendidikan Islam di Nusantara dan juga melahirkan generasi pemimpin islam yang cerdas dan berakhlak. Salah satu muridnya yaitu Syekh Abdurrauf Singkil, menjadi ulama terkemuka di Indonesia. 

Kontribusi Nuruddin al-Raniri dalam pendidikan Islam telah membawa dampak yang sangat signifikan dan berkelanjutan di Indonesia. Ia berhasil memperkuat fondasi pendidikan Islam, memperkaya kebudayaan Islam, serta membentuk generasi penerus yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia. Melalui kontribusinya, al-Raniri telah meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun