Mohon tunggu...
Annisa Novasari
Annisa Novasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Annisa Novasari merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Berbagi Parsel Lebaran Sebagai Media Edukasi Untuk Anak

10 Mei 2021   22:25 Diperbarui: 11 Mei 2021   03:53 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos.com

Tidak lama lagi, umat muslim seluruh dunia akan menyambut Hari Raya Idulfitri. Menurut keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hari Raya Idulfitri jatuh pada Hari Kamis, 13 Mei 2021. Terdapat berbagai tradisi dalam menyambut Hari Kemenangan tersebut. Salah satu tradisi yang biasa dilakukan adalah berbagi bingkisan Lebaran atau yang biasa disebut dengan parsel Lebaran.

Bingkisan Lebaran merupakan bungkusan yang berisi berbagai macam makanan atau barang yang dikemas dengan baik dan bertujuan untuk diberikan kepada orang lain sebagai hadiah. Isi bingkisan Lebaran ini bermacam-macam. Dapat berupa makanan, peralatan ibadah, barang pecah belah, sembako, kue kering, dan masih banyak lagi.

Perlu Anda ketahui bahwa berbagi bingkisan Lebaran ternyata dapat memberikan dampak positif untuk anak. Anak menjadi lebih sering memperhatikan kedua orang tuanya ketika mempersiapkan bingkisan Lebaran dan membuat mereka penasaran tentang alasan kedua orang tuanya melakukan hal itu. Maka, sebagai orang tua yang bijak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan memberikan edukasi tentang maksud dan tujuannya membagikan bingkisan Lebaran kepada orang lain.

Berikut manfaat yang diperoleh ketika mengajarkan anak berbagi melalui tradisi membagikan bingkisan Lebaran.

1. Memupuk rasa empati pada anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dalam hal ini, anak menjadi ikut merasakan apa yang dirasakan orang yang mendapatkan bingkisan Lebaran tersebut. Mereka dapat memperhatikan kondisi dan situasi orang lain secara langsung. Dengan berbagi bingkisan Lebaran ini, diharapkan anak-anak dapat menumbuhkan jiwa sosialnya menjadi lebih baik.

2. Membiasakan anak untuk bersikap ikhlas

Ikhlas merupakan sikap yang tulus dalam memberikan sesuatu kepada orang lain karena mengharapkan rida dari Allah SWT semata. Menjelaskan perilaku ikhlas pada anak dapat dilakukan dengan pemberian contoh berupa membagikan bingkisan Lebaran kepada yang membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan. Dengan membiasakan anak untuk bersikap ikhlas, maka ia akan semakin mengerti jika berbagi dengan ikhlas tidak akan mengurangi harta kita.

3. Mendidik anak agar pandai bersyukur

Pandai bersyukur adalah hal yang sangat disenangi Allah SWT. Jika kita selalu mensyukuri segala nikmat yang telah dimiliki maka nikmat itu akan ditambah lagi oleh Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan QS. Ibrahim ayat 7 yang artinya "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat".

Oleh karena itu, mendidik anak agar pandai bersyukur merupakan kewajiban bagi orang tua. Saat anak-anak diajak untuk ikut berbagi bingkisan Lebaran secara langsung, maka ia akan belajar bersyukur atas segala hal yang telah ia miliki karena tidak semua orang memiliki apa yang ia miliki. Selain itu, anak akan terlatih menjadi pribadi yang senang berbagi terhadap sesama.

4. Menumbuhkan sifat dermawan pada anak

Makna dermawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pemurah hati, orang yang suka berderma (beramal, bersedekah). Bersedekah merupakan bentuk ajaran Rasulullah SAW yang patut kita amalkan. Berbagi bingkisan Lebaran adalah salah satu wujudnya. Allah SWT akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Hal ini sesuai dengan QS. Al-Hadid ayat 18 yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia".

Dengan melatih anak untuk berbagi sejak dini, maka akan berdampak positif terhadap tumbuh kembangnya. Sifat dermawannya pun akan muncul dan menjadi bekal saat ia dewasa nanti.

5. Membentuk pribadi anak yang peduli dengan sesama

Pepatah pernah mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Artinya, perilaku seorang anak pasti tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Oleh karena itu, memberikan contoh perilaku yang baik merupakan keharusan bagi orang tua. Salah satunya dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk berbagi bingkisan Lebaran.

Kepeduliannya kepada sesama akan tumbuh dengan baik ketika ia memiliki rasa empati yang tinggi saat melihat keadaan orang lain yang tak seberuntung dirinya.

Demikian informasi yang dapat saya bagikan. Semoga uraian di atas dapat memberikan inspirasi untuk Anda dalam memberikan edukasi kepada anak mengenai berbagi terhadap sesama.

Annisa Novasari,

Mahasiswi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun