Mohon tunggu...
Annisa Nur Hanifah
Annisa Nur Hanifah Mohon Tunggu... -

Mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogykarta angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahaya Pergaulan Bebas

10 Desember 2014   22:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:35 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari kebersamaan dengan manusia lainnya dalam berinteraksi. Pergaulan mempunyai pengaruh besar untuk membentuk pribadi seseorang dan masa depan seseorang, pergaulan yang positif tentunya melakukan hal-hal yang positif yang bermanfaat untuk kehidupannya. Sedangkan pergaulan negatif itu lebih mengarah kepada pergaulan bebas, yang harus dihindari terutama untuk remaja yang sedang mencari jati dirinya.

Masa remaja adalah masa dimana kita sedang gencar-gencarnya mencari jati diri. Dalam proses pencarian jati diri ini banyak remaja yang salah dalam memilih arus pergaulan. Dalam usia remaja ini seseorang masih sangat labil, mudah terpengaruh dengan lingkungannya. Ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dicobanya, tanpa mengetahui efek yang ditimbulkan. Sebagai makhluk sosial, bergaul itu menjadi salah satu kebutuhan kita, karena setiap hari kita membutuhkan bantuan dan berkomunikasi dengan orang-orang di sekeliling kita. Namun jika kita tidak bisa mengontrolnya, kita bisa saja terjerumus kedalam pergaulan bebas yang dapat membuat kita melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama maupun hukum di Indonesia.

Jika kita lihat remaja masa kini, pergaulan bebas sudah menjadi bagian dari pergulan mereka. Banyak remaja SMP yang hamil dan kasus aborsi yang kian meningkat.Pergaulan bebas memang sudah dominan di negara Barat. Seiring dengan perkembangan zaman, menuntut seseorang untuk ikut larut dalam arus globalisasi tersebut, sehingga mereka tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita.

Pergaulan bebas itu bermacam-macam misalnya, Narkoba. Putus cinta larinya ke Narkoba, ada masalah lari ke Narkoba. Narkoba itu bukan superhero, bukan solusi dari suatu masalah. Mungkin bagi mereka, ketika ada masalah kemudian memakai Narkoba, mereka tidak merasa mempunyai masalah, karena yang mereka rasakan hanya “nge-fly”, masalah seakan hilang ketika memakai Narkoba. Tapi kenyataanya itu hanya sesaat. Masalah tidak akan selesai jika kita tidak menyelesaikannya, bukan malah lari dari suatu masalah. Jika sudah kecanduan, tidak punya uang untuk membeli barang tersebut, akhirnya melakukan tindakan kriminal.

Pergaulan bebas juga identik dengan freesex atau seks bebas yang akhirnya berujung pada kehamilan ataupun HIV/AIDS, virus yang mematikan. Minum-minuman alkohol, dunia gemerlap “dugem”, sudah menjadi rahasia umum. Bayangkan saja dimasa muda kebahagiaannya sudah terenggut karena pergaulan bebas.

Banyak sebab-sebab yang menjadikan seseorang terjerumus kedalam pergaulan bebas, misalnya faktor keluarga (broken home), kurang pedulinya orang tua terhadap pengaulan anaknya, perubahan zaman, putus cinta, banyak masalah dan masihbanyak lagi. Haruslah ditanamkan pengetahuan tentang bahaya pergaulan bebaskepada remaja dan orang tua. Agar orang tua lebih memperhatikan pergaulan anaknya, dan untuk remaja agar mengetahui bahaya dan dampak dari pergaulan bebas.

Marilah kita saling mengingatkan, dimulai dari diri kita sendiri. Kita bekali diri kita dengan iman dan taqwa yang kuat agar terhindar dari segala efek negatif dari pergaulan bebas. Dari hal yang terkecil, dari diri kita sendiri, dan dari sekarang juga, kita harus dapat buktikan bahwa kita generasi muda penerus bangsa yang dapat diandalkan. Ada orang yang bilang pilih-pilih teman itu nggak baik. Disini kita harus bijak, maksudnya bergaul itu boleh dengan siapa saja, tapi jangan sampai kita terjerumus hanya karena salah pilih teman dan lingkungan. Memilih berteman dengan orang-orang yang menyalurkan efek positif nggak ada salahnya juga kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun