Mohon tunggu...
annisa nur afifah
annisa nur afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa, yang berusaha ada dimana saja

contact me : IG : @annisa.naff e-mail : annisanurafifah36@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Rekomendasi Buku Mental Health Islami

7 September 2022   10:00 Diperbarui: 7 September 2022   10:07 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heal Your Self  oleh Novie Ocktaviane Mufti

Heal your self, untukmu yg pernah terluka, adalah sebuah buku yang membahas tentang kesehatan mental dan dibahas apik oleh mba Novie dalam sudut pandang psikologi islami.

Menariknya, kalimat pertama pada hal satunya, sudah menohok saya. Bagaimana tidak?


"Ku kira aku hanya bisa terluka oleh orang lain atau segla sesuatu yang ada di luar diri. Namun, ternyata aku pun bisa terluka arena diriku sendiri. Lalu harus bagaimana?"


Menarik bukan? Diawal kita akan diajak berkenalan dengan hal-hal yang biasanya menjadi awal masalah kenapa seseorang bisa merasa down, terluka, sakit atau merasa kehilangan dirinya sendiri. 

Sebagian besarnya karena pernah terlalu berharap dan& salah dalam bergantung.

Lalu kita akan diajak masuk pada "the key of theraphy & conseling is helping people to meet their Falah" . 

Apa itu? Sederhananya yaitu yang bisa dilakukan adalah menolong orang yang sedang "sakit" tersebut untuk pulang kepada Allah dan mengembalikan semua permasalahan pada-Nya.

Penerimaan. Karena luka masa lalu yang pernah dialami adalah bagian dari diri kita. 

Penerimaan ini harus di paketkan dengan pemaafan yang tulus kepada hal/kejadian/seseorang yang pernah membuat kita merasa terluka, agar tidak menjadi bom waktu dikemudian hari.

However, being down doesn't mean that u're out. 

Ketika kita sedang ada di titik terendah hidup, mau tidak mau, suka tidak suka, jiwa dan raga seolah dipaksa untuk menembus batas.

 Kita akan tahu apa itu ikhlas dari sebuah kehilangan. 

Kita tidak akan paham makna berjuang ketika semuanya serba ada. Kita tidak akan menghargai sepi dan sendiri sebagai moment terbaik untuk kembali pulang kepada-Nya, ketika kita selalu dibersamai.

Kita mungkin tidak akan paham makna bersyukur jika tidak ada sesuatu yang diambil secara paksa oleh-Nya dari diri kita.

Semua itu yang tanpa disadari adalah ladang pahala sabar kita.

momen-momen terbaik kita, untuk tumbuh, berusaha jadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Tidak ada luka yang sepele. 

Setiap orang pasti pernah memiliki luka masa lalu bahkan trauma. Kita tidak bisa meremehkan hal itu ataupun menganggapnya lebay. Karena kita tidak pernah tahu masa sulit apa yang sudah ia lewati. 

Bahkan dari perkataan sepele mungkin bisa membuatnya begitu jatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun