Penulis  : Sapardi Djoko Damono
Adalah novel kedua dari trilogi hujan bulan Juni milik Pak Sapardi.
Novel ini mengangkat cerita bagaimana kalut dan menderitanya seorang Pingkan, akibat kehilangan sosok Sarwono, kekasih hatinya yang entah kenapa mengalami sakit yang tidak jelas asal usulnya, bahkan dokter pun mengatakan tak ada yang salah dengan Sarwono.
Pingkan bahkan meninggalkan semua kegiatan dan tugasnya di Jakarta hanya demi "mencari" Sarwono dalam kisah fantasi dan dongeng antara dua sejoli ini, yang dibuat sangat medok oleh pak Sapardi.Â
Hingga aku pun kesulitan memahami beberapa bagian, yang bahkan sampai selesai novel ini belum juga bisa aku mengerti, tepatnya kisah seperti apa yang terjadi antara keduanya.
Pingkan digambarkan begitu kacau hingga terlihat seperti orang yang depresi oleh kakak dan ibu nya, serta katsuo.Â
Katsuo adalah orang ketiga dalam hubungan pingkan dan Sarwono. Namun anehnya sangat menghormati hungan pingkan & sarwono.
Menurut katsuo, sarwono tidak  sadar karena telah ditinggal pergi oleh "mabui/ruh" nya.  Begitupun pingkan yang menurutnya mengalami keadaan yang tak jauh beda dengaan sarwono, walau masih dalam keadaan sadar.
Katsuo yg memiliki rasa sayang mendalam kepada pingkan, tidak ingin kehilangan sosok wanita nya, ia pun berusaha keras meminta bantuan ibu nya yang ada di Jepang (digambarkan memiliki keahlian seperti dukun/cenayang) untuk membantu mengembalikan "mabui" sarwono.
Karena katsuo tau, bahwa jika sarwono sembuh, pingkan juga akan waras, dan itu lah satu-satunya cara. Karena jika pingkan waras, dia pun baru akan merasa tenang.