Mohon tunggu...
Annisa HS
Annisa HS Mohon Tunggu... Guru - Iam Owner https://store.annisa.my.id/

Guru Garis Depan Angkatan Pertama

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mudik ASIK (Aman Seru Menarik) Bersama Faza

24 Mei 2017   19:51 Diperbarui: 26 Mei 2017   05:10 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja di tanah rantau adalah salah satu cita- cita saya di masa kecil. Dengan merantau saya berharap bisa mengunjungi daerah yang jauh dari tempat tinggal saya di Jogja. Menjelajah Indonesia dengan segala keindahannya. Setelah menjalani perjuangan yang sedemikian panjang, kini cita- cita itu terwujud. Saya bersama suami dan anak saya Faza, tengah merantau jauh dari kampung halaman, tepatnya di Raja Ampat, daerah yang terkenal akan keindahan lautnya.

Ternyata dengan merantau saya bisa merasakan berbagai rasa. Susah, senang, sulit, mudah, semuanya, berbagai hal yang belum pernah saya temui sebelumnya. Salah satu hal menarik ketika merantau adalah mudik. Tentu saja karena mudik menjadi momen yang paling ditunggu- tunggu setiap menjelang hari raya. Kembali ke kampung halaman, bertemu dan berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara. Sensasi mudik begitu menyenangkan, rasanya berbeda jika kita telah pulang dari perantauan. Keseruannya mulai dapat dirasakan sejak mempersiapkan segala sesuatu untuk mudik.

Bagi kami, mudik adalah perjalanan seru dan menarik. Bagaimana tidak, saya bekerja di daerah Raja Ampat, Papua Barat. Di daerah kepulauan ini, akses transportasi adalah dengan long boat. Long boat merupakan perahu panjang terbuka yang dijalankan dengan mesin tempel. Dengan kendaraan inilah kami biasa bepergian membelah lautan Raja Ampat.

Perjalanan mudik kami lalui dengan berbagai alat transportasi. Dimulai dari long boat, kapal Ekspress Bahari, pesawat, dan mobil. Tentu saja untuk menghadapi mudik kami harus mempersiapkan berbagai hal. Mulai dari tiket hingga berbagai barang yang akan dibawa pulang.

Persiapan Mudik

Kami mempersiapkan mudik dari jauh- jauh hari karena bagi kami mudik adalah momen yang sangat penting. Dimulai dengan memastikan waktu liburan, kemudian membeli tiket pesawat jauh hari sebelum keberangkatan. Jika tiket sudah di tangan, maka kami bisa tenang tidak takut kehabisan tiket dan tentu saja mendapat harga yang lebih murah dibanding membeli tiket dadakan.

Tiket pesawat terbang memang bisa dibilang mahal. Namun jika melihat standar keamanannya yang baik dan perjalanan yang nyaman dan cepat, itu sangat wajar. Apalagi jika membawa bayi seperti Faza, akan lebih baik menaiki pesawat terbang daripada kapal yang memakan waktu berhari- hari dari Papua hingga sampai di Pulau Jawa. Waktu perjalanan yang terlampau panjang tentu sangat menguras stamina si kecil.

Untuk transportasi lain kami tak perlu buru- buru membeli tiket karena semuanya bak bis kota yang selalu ada setiap hari dengan waktu dan harga yang stabil. Kami juga selalu menjaga stamina dan kesehatan agar perjalanan lancar sesuai rencana, terutama bagi Faza, anak kami yang masih bayi. Makan teratur dan tidur cukup untuk persiapan stamina menjelang mudik.

  • Long boat

Perjalanan mudik kami awali dengan long boatdari Kampung Urbinasopen ke Waisai, ibu kota kabupaten Raja Ampat dengan menyisir sisi selatan Pulau Waigeo. Perjalanan ini membutuhkan waktu 2-3 jam. Perjalanan dengan Faza membuat kami memilih keberangkatan pagi hari, karena pada pagi hari, lautan cenderung tenang dan ombak tidak terlalu besar. Pada perjalanan ini, kami biasa mempersiapkan payung dan mantel. Kedua benda ini sangat bermanfaat menahan percikan air laut dan hujan yang mungkin turun di tengah perjalanan. Kami juga memakai jaket dan topi selama perjalanan untuk mengantisipasi angin dan teriknya matahari. Selain itu, kami menyiapkan plastik besar (plastik sampah) untuk melindungi barang bawaan supaya tidak basah. Satu lagi yang penting adalah makanan dan minuman secukupnya untuk bekal. Perjalanan ini selalu menarik bagi kami karena pemandangan lautan dan pesisir pulau yang indah dan serunya menghadapi ombak di lautan dengan long boat. Jika sedang beruntung, kami dapat melihat lumba- lumba berlompatan di laut.

  • Ekspress Bahari

Setibanya di Waisai kabupaten Raja Ampat, kami memutuskan menginap sebelum melanjutkan perjalanan dengan kapal Ekspress Bahari menuju kota Sorong, kabupaten Sorong. Selain untuk kesiapan stamina, kami juga harus menyesuaikan waktu keberangkatan kapal Ekspress Bahari. Apalagi bagi Faza, perjalanan mudik ini merupakan perjalanan yang melelahkan.

Tak banyak yang perlu disiapkan dalam perjalanan dengan kapal ini. Tiket dapat dibeli sesaat sebelum berangkat. Biasanya kami memilih tempat duduk di dek atas. Selain leluasa melihat pemandangan, juga sebagai antisipasi jika terjadi masalah di perjalanan. Bagian dek atas lebih memudahkan dalam penyelamatan diri. Kapal ini sudah menyediakan pelampung untuk setiap penumpang. Jadi kami hanya perlu menyiapkan bekal makanan dan minuman untuk di perjalanan. Perjalanan dengan kapal ini dimulai pukul 14.00 WIT dan dijadwalkan sampai di Sorong pukul 16.00 WIT. Tampak panorama laut terbentang sepanjang perjalanan Waisai-Sorong. Pemandangan lautan yang terhampar luas dengan satu dua gerombolan burung di atas laut tampak indah dipandang.

nisa2-59258108e422bd505e4f4045.jpg
nisa2-59258108e422bd505e4f4045.jpg
  • Pesawat Terbang

Sampai di Sorong lagi- lagi kami memutuskan untuk menginap karena pesawat kami lepas landas pada pagi hari. Setidaknya stamina dapat kembali fit setelah beristirahat dengan nyaman. Kami memang membeli tiket pesawat dengan jadwal penerbangan pagi pukul 07.30 WIT dimana kondisi fisik masih segar dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan dengan pesawat terbang ini adalah perjalanan terlama dan terjauh dari keempat moda transportasi mudik kami. Lama perjalanan hingga 4 jam di udara ditambah waktu transit di bandara Makassar bakal menjadi perjalanan panjang.

Perjalanan dengan pesawat tentu sudah dengan standar pengamanan yang baik. Kami tinggal siap stamina saja. Khusus untuk Faza, kami menyiapkan penutup telinga dan baju hangat untuk antisipasi perbedaan tekanan udara di pesawat. Pemandangan selama perjalanan udara sungguh menawan. Hamparan awan putih menyelimuti pulau- pulau dan lautan. Hingga hampir tiba di daratan, tampak pucuk- pucuk gunung, rumah, sungai, dan sawah. Sungguh keindahan yang tak terbantahkan.

nisa-592581905293734426cb67e6.jpg
nisa-592581905293734426cb67e6.jpg
  • Mobil

Sampai di Yogyakarta, kami biasa dijemput oleh orang tua dengan mobil hingga sampai di rumah. Hal terpenting saat naik mobil adalah duduk dengan tenang dan memakai sabuk pengaman. Selebihnya menjadi tugas sopir untuk berhati- hati dalam mengemudi dan tentu saja cek kondisi mobil sebelum keberangkatan. Melihat suasana kota dengan duduk di mobil begitu menyenangkan bagi kami. Bak kura- kura yang baru keluar dari tempurung, kami begitu bahagia melihat keramaian kota karena di kampung tempat tugas kami begitu gelap dan sepi. Hanya long boat yang dapat dijumpai, listrikpun sangat terbatas. Inilah kenikmatan mudik bagi kami, kembali pulang ke kampung halaman.

 Sungguh perjalanan mudik kami menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Namun begitu seru dan menyenangkan dilalui. Apalagi dengan kesiapan yang baik, tentu perjalanan menjadi aman dan nyaman.  Sekian cerita pengalaman mudik kami bersama si kecil Faza, semoga bermanfaat. Kami berharap setiap pemudik dapat melalui perjalanan mudiknya dengan lancar dan selamat sampai tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun