Mohon tunggu...
Annisa Maulidya
Annisa Maulidya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

and u gonna be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Learning Loss Akibat Pembelajaran Daring dan Langkah yang Dapat Diterapkan Sebagai Upaya Penanggulangan

30 Oktober 2022   22:18 Diperbarui: 30 Oktober 2022   22:51 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal yang kedua adalah kesulitan peserta didik dalam fokus belajar. Keadaan lingkungan tempat belajar peserta didik menjadi salah satu faktor yang penting dalam pembelajaran daring. Karena pembelajaran hanya dilakukan melalui gawai atau laptop, peserta didik terkadang menunda tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Fokus mereka teralihkan dari yang harusnya waktu tersebut digunakan untuk belajar, tetapi mereka memilih bermain dengan gadget-nya dan terkadang lalai dalam mengumpulkan tugas.

Hambatan yang ketiga berasal dari orang tua atau wali peserta didik. Pasalnya, tidak semua orang tua atau wali dapat menemani anaknya belajar dikarenakan oleh satu atau dua faktor yang diantaraanya adalah ada orang tua yang harus bekerja atau sedang ada urusan penting yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat mendampingi anaknya belajar.

Dari beberapa kendala tersebut, semua pihak yang terlibat harus menanggung resiko lebih akibat pembelajaran daring. Mulai dari pendidik yang menerima output peserta didik yang kurang maksimal karena tuntutan untuk menuntaskan kurikulum dan materi pembelajaran belum tersampikan dengan benar. Kemudian, hal tersebut menjadi penyebab masalah baru yakni hilangnya gairah peserta didik untuk belajar karena mereka merasa mendapat tekanan lebih dari guru, orang tua serta lingkungan sosialnya.

Hambatan tersebut memperlihatkan bahwa masih banyak sekolah yang belum efektif dan maksimal dalam melaksanakan program pembelajaran daring di masa pandemi. Urgensinya, jika kondisi ini tidak ditangani dan terus berlanjut, peserta didik akan mengalami learning loss sehingga tidak ada motivasi belajar di sekolah serta dapat mengakibatkan penurunan akademis masal (Hanafiah dkk, 2022).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendefinisikan learning loss sebagai hilangnya kesempatan belajar diakibatkan interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran itu kurang, sehingga mengakibatkan penurunan pada penguasaan kompetensi peserta didik (Syamsiyah, 2020).

Learning loss juga dapat terjadi karena peserta didik kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan yang diberikan guru, selain itu peningkatan rasa stress dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak. Dari perspektif guru, mereka mengalami kesulitan mengelola PJJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum, yang akibatnya waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar (Hanafiah dkk, 2022).

Menurut Engzell (2021) kehilangan belajar terjadi 60% lebih besar di antara peserta didik dari kondisi sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tua yang kurang, temuan penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik menunjukkan sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan selama belajar dari rumah. Dimana kehilangan belajar ini semakin besar terjadi di negara-negara dengan infrastruktur yang kurang atau penutupan sekolah yang lebih lama.

Kondisi ini tentunya akan semakin memperburuk keadaan jika tidak dicari alternatif jalan keluarnya dengan segera. Untuk memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi dikemudian hari, banyak strategi yang harus diimplementasikan secara ketat untuk mengkompensasi learning loss secara keseluruhan ketika sekolah dilakukan secara tatap muka kembali (Arifudin, 2020).

Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik sebagai garda terdepan dalam meminimalisir learning loss, diantaraanya adalah :

a) Merancang pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat peserta didik (Pembelajaran Berdasarkan Kebutuhan Peserta didik).

b) Melakukan pendekatan yang baik, sehingga peserta didik termotivasi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran daring. Singkatnya, ketika motivasi peserta didik baik, prestasi belajarnya juga dapat membaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun