Mohon tunggu...
Annisa Maulidya
Annisa Maulidya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

and u gonna be happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Pemuda Milenial Terhadap Pendidikan di Indonesia

20 Oktober 2021   22:58 Diperbarui: 20 Oktober 2021   23:10 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran untuk tumbuh bersama harus dimiliki oleh pemuda. Pemuda memiliki peran yang krusial dalam mendukung pembangunan masyarakat Indonesia yang berkualitas.

Banyak partisipasi dan peran pemuda dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia. Saat ini, sedang marak dan berkembang organisasi atau komunitas yang membuka lowongan bagi para volunteers yang berbasis pada pengajaran secara sukarela dan ditujukan pada anak-anak golongan kelas bawah yang kurang beruntung atau tidak mampu mengenyam dan merasakan pendidikan formal di sekolah. 

Volunteers biasanya diikuti oleh mahasiswa yang memiliki jiwa kemanusiaan dan sosial yang tinggi serta siap membantu sesamanya tanpa imbalan apapun. 

Volunteers biasanya dimobilisasi menjadi pendidik secara sukarela terutama bagi masyarakat di daerah terpencil atau di daerah masing-masing sebagai agen perubahan yang transformatif terhadap masyarakat khususnya bagi anak-anak bangsa yang tidak mampu bersekolah.

Dilansir dari dikti Kemendikbud, bahwasannya pada masa pandemi saat ini ada juga program bernama Mengajar Dari Rumah (MDR). Program ini didirikan oleh Rizal Maula selaku Ketua Umum BPP Permadani Diksi Nasional atau Organisasi Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi. 

Program ini dibangun atas dasar banyaknya keluhan dari orang tua yang keberatan dengan diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh. 

Program Mengajar Dari Rumah (MDR) dilakukan dengan rekrutmen terbuka bagi mahasiswa atau siapapun yang berusia maksimal 40 tahun untuk menjadi volunteer mengajari siswa dari jenjang PAUD-TK, SD/MI dan SMP/MTs. 

Ada juga bentuk partisipasi pemuda milenial dalam menciptakan inovasi berbentuk aplikasi sebagai penunjang pendidikan, misalnya platform bimbel online ataupun aplikasi lainnya yang bertujuan meningkatkan kreatifitas dalam sektor pendidikan dan dapat diakses dengan oleh guru maupun siswa. Misalnya, aplikasi Ruang Guru, Rumah Belajar, Brainly Indonesia dan masih banyak lagi yang lainnya.

Selanjutnya, peran pemuda juga dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dapat membangun sekolah alternatif non formal untuk membantu anak-anak yang putus sekolah karena terkendala biaya. Apalagi di tengah pandemi saat ini, terdapat anak yang putus sekolah akibat tidak mampu membeli fasilitas belajar seperti Smartphone atau Laptop untuk menunjang pendidikan di masa pembelajaran daring. 

Mengingat pentingnya pendidikan non formal merupakan bagian integral dari pembangunan pendidikan nasional dan diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan berakhlak mulia.

Berkaitan dengan peran serta partisipasi pemuda milenial terhadap pendidikan di Indonesia, teori tindakan sosial Weber melihat bahwa aktivitas yang dilakukan oleh para pemuda didasari akan motif ingin memajukan pendidikan Indonesia. Pemuda sedikit demi sedikit mulai menyadari bahwa peranannya sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun