Budaya Literasi sebagai Perintis Luruhnya Hoaks di Negeri Ini
Melihat maraknya fenomena masyarakat yang mayoritas berliterasi rendah dan berujung pada hoaks ini merupakan sebuah tanggung jawab bersama untuk menanganinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk menepis adanya hoaks tersebut, yakni dengan memperbaiki masalah pada akarnya, berupa memperkuat daya literasi informasi masyarakat. Literasi yang baik dapat diperoleh melalui kunci aktivitas membaca yang baik pula. Namun, dalam praktiknya, Indonesia sendiri masih didominasi oleh budaya tutur (lisan) daripada budaya baca. Budaya inilah yang menjadi kendala utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang seharusnya mampu mengembangkan diri dalam menambah ilmu pengetahuannya secara mandiri melalui membaca (Tilaar, 2002).
Akan tetapi, aktivitas membaca tetap dapat dipupuk melalui beberapa upaya, salah satunya yakni pemerataan bidang pendidikan. Melalui meratanya pendidikan di Indonesia, maka, peluang buta huruf pun makin tergeser. Dengan minimnya eksistensi masyarakat yang buta huruf, maka, potensi minat baca turut meningkat.Â
Namun, pemerataan saja tidaklah cukup apabila tidak diimbangi dengan kualitas pendidikan yang membaik pula. Kualitas pembelajaran yang baik juga akan berdampak pada peningkatan literasi informasi masyarakat. Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Akbar (2017), bahwa literasi dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara mengamati (observe), menciptakan (create), mengkomunikasikan (communicate), mengapresiasikan (appreciate), membukukan (post), dan memamerkan (demonstrate).
Dengan demikian, melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, maka diharapkan ke depannya mampu memperkuat kemampuan literasi informasi bagi masyarakat yang tentunya seiring dengan meningkatnya literasi juga akan berdampak pada kemajuan daya saing global para pemuda Indonesia, sekaligus mengecilnya kesempatan bagi hoaks untuk berkembang lebih banyak lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H