Sebagian orang mungkin belum familiar dengan buah parijoto. Buah yang mirip anggur sering disebut anggur asia ini sudah lama digunakan sebagai obat herbal dikalangan masyarakat tertentu. Bahkan, buah ini disebut baik untuk program kehamilan karena kaya akan antioksidan seperti flavonoid, saponin, dan tanin. Antioksidan ini juga biasanya digunakan untuk anti radang, anti kanker, dan anti bakteri.
  Parijoto tumbuh di daerah pegunungan dengan udara sejuk dan banyak sinar matahari. Tumbuh dikawasan hutan pegunungan dengan ketinggian melebihi 1000meter diatas permukaan laut. Tanaman ini mekar di musim panas sekitar bulan November hingga Januari, dan akan matang pada bulan Maret hingga Mei.
  Buah ini tumbuh di daerah tropis, termasuk Indonesia. Indonesia Sudah bukan hal yang aneh lagi, khususnya Jawa Tengah. Wilayah di Indonesia yang ditumbuhi parijoto seperti Gunung Muria, Gunung Merapi, Gunung Ungaran, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Andong dan Pulau Kalimantan.
Tanaman palijoto menghasilkan bunga dan buah yang indah serta berwarna mencolok. Tangkai bunganya biasanya pendek dan bunganya membentuk malai bercabang rapat, menjuntai kebawah berwarna merah. Buah parijoto berwarna pink saat masih muda , dan berubah menjadi warna merah hingga ungu tua seiring bertambahnya usia.
  Parijoto merupakan tumbuhan semak dengan batang tegak yang tingginya mencapai 3meter. Daunnya lonjong, permukaan agak bergelombang berwarna hijau tua mengkilap, lebar dengan ujung yang runcing dan tumpul pada pangkalnya. Helaian daun nya ada 5 atau 7 helai. Jumlah daun dalam nodus biasanya 2 hingga 5.Â
  Buah parijoto mengandung air yang relative sedikit. Jika dimakan langsung, sangat sedikit air yang terserap. Kandungan karbohidrat pada parijoto sangat tinggi dan berbentuk serat. Saat dimakan akan terlihat konsistensi yang sangat berserat saat dikunyah. Berdasarkan kandungan air yang rendah dan kandungan karbohidrat yang tinggi ini buah parijoto cenderung keras, daging buahnya tipis dan bijinya banyak.Â
  Parijoto memiliki kandungan lemak yang sangat rendah. Buah ini biasanya tidak memiliki aroma karena lemak biasanya menjadi prekusor aroma dari buah. Kandungan protein lebih besar dibandingkan kandungan lemak. Komponen protein dan lemak dapat digunakan menjadi bahan penyusun lapisan lipoprot dalam sel dan jaringan buah. Kadar abu buah menunjukkan kandungan mineral yang ada di dalam buah tersebut.
  Tanaman ini masuk dalam keluarga Melastomataceae, dengan nama latin yang beragam seperti Medinilla javanensis, Medinilla verrucosa, Medinilla speciosa. Taksonomi dari tanaman parijoto antara lain :
      Kingdom : Plantae
      Divisi : Magnoliophyta
      Kelas : Magnoliopsida
      Ordo : Myrtales
      Famili : Melastomataceae
     Genus : Medinilla
     Spesies : Medinilla javanensis
              Medinilla verrucosa
              Medinilla speciosa
  Cara mengkonsumsi buah ini juga terbilang mudah, tinggal dicuci bersih dan langsung dimakan. Pada era sekarang buah ini sudah dijadikan berbagai olahan seperti minuman, keripik, ataupun permen. Buah ini juga mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, beta karoten, alkaloid, antibakteri, antifungi, dan antioksidan.
  Dilihat dari kandungan fitokimia yang beragam pada buah parijoto ini memiliki beberapa potensi untuk kesehatan manusia. Khasiat dari mengkonsumsi buah parijoto sebagai berikut :
1. Sebagai pengobatan sariawan.
2. Meredakan diare
3. Membantu dalam kesuburan pria
4. Dapat menjaga imunitas ibu hamil
5. Mengontrol berat badanÂ
6. Menjaga daya tahan tubuh
7. Menurunkan tekanan darah tinggi
8. Mencegah pertumbuhan sel kanker
 Â
  Buah parijoto ini memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti melawan berbagai penyakit, memperkuat system kekebalan tubuh dan juga digunakan sebagai obat tradisional. Namun, jangan mengkonsumsi buah ini secara berlebihan karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Selain itu, sebelum mengkonsumsi buah parijoto sebagai obat tradisional, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H