Mohon tunggu...
Annisa Kusuma Rahmawati
Annisa Kusuma Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya sebagai Mahasiswa Universitas Airlangga Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Kota yang Berumur Panjang Karya Tjak S Parlan

23 September 2023   00:08 Diperbarui: 23 September 2023   01:14 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
   sumber : Mizanstore

Judul Buku     : Kota Yang Berumur Panjang

Penulis            : Tjak S. Parlan

Penerbit          : BASABASI

Cetakan           : Pertama, Desember 2017

Tebal                : 200 halaman

ISBN                 : 978-602-6651-61-7

         Buku 'Kota Yang Berumur Panjang' karya Tjak S. Parlan merupakan buku yang berisikan kumpulan cerpen dengan tema selaras, yaitu cinta. Ingatan-ingatan kecil mengenai cinta digambarkan dengan berbagai alur yang senada dan membawa setiap pembaca pada kondisi campur aduk bersama tokoh-tokoh di dalamnya. Setiap babnya memiliki perasaan mengenai cinta namun ditumpahkan dengan diksi yang berbeda-beda. Tjak S. Parlan berhasil membuat pembaca akan bertanya-tanya mengenai setiap dialog bahkan alur yang kemudian terjadi.

         Buku ini memang memiliki keindahan tersendiri terutama bab-bab yang disuguhkan tidak hanya mengenai cinta terhadap pasangan. Cinta dapat diungkapkan melalui berbagai cara, kesempatan, dan kepada siapa cinta itu bisa diterima. Tidak hanya kepada seseorang yang kita anggap berharga, namun cinta bisa kita ciptakan untuk diri kita sendiri, berdamai dengan keadaan diri.

         Selayaknya pada cerita dari setiap bab di buku ini. Saat membaca bab pertama dengan judul yang sama seperti nama buku ini, 'Kota Yang Berumur Panjang', pembaca akan dibawa kepada genre romance tipis yang menyuguhkan suasana klasik dan retro. Sedikit kisah mengenai kedatangan seorang lelaki di di suatu kota yang memiliki 'umur panjang'. Umur panjang yang dimaksud di sini adalah kota unik ini memiliki dimensi waktu yang berbeda, di mana kota ini memiliki waktu yang berjalan lebih lambat dari semua hal yang ada di dunia. Di kota inilah, lelaki itu bertemu dengan seorang perempuan bernama Azale. Kisah cinta tercipta di sana.

         Bab-bab selanjutnya pun diisi dengan tema yang selaras pula, mengenai cinta entah itu akan terbalaskan, menjadi akar perpisahan, maupun sebatas angan, nyatanya cinta memang menimbulkan berbagai reaksi. Terdapat pula mengenai cinta yang diharapkan kepada diri sendiri, seperti judul 'Ingatan Tentang Sarang Burung', cerita ini cukup mewakili bagaimana manusia ingin menjadi makhluk selain manusia, merasakan bebasnya menatap rintik hujan di atas dahan pohon, bercinta dengan kekasih di tengah lembabnya udara, terbang lepas seperti burung gereja sembari menunggu sang pujaan hati. Total terdapat dua puluh tiga judul mengenai puing-puing cinta terhadap kehidupan, termasuk perselingkuhan keluarga seperti judul 'Resep Kepala Ikan', dan berbagai judul menarik lainnya.

          Meskipun dengan nuansa cinta yang bisa disalurkan dengan berbagai cara, alur campuran ditemani diksi beserta kiasan membuat beberapa bab cerita di buku ini sulit untuk dipahami. Sastra yang kental membuat setiap kata memiliki makan konotasi kuat sehingga perlu mengulang tiap bacaan, apalagi jika terlewat beberapa kata. Terdapat tiga bab bagian akhir yang memiliki kiasan kuat hingga perlu pemahaman lebih, yaitu 'Mel, Ini Aku', 'Jeruk Kuning', dan 'Dendam Bunga Api'. Dengan judul yang sudah tersirat menjadi gambaran bahwa Tjak S. Parlan memuat berbagai makna konotasi dan diksi yang mewah dalam ceritanya.

          Dengan narasi cerita yang beragam menjadikan buku ini memiliki keunggulan tersendiri sekaligus bisa menjadi kekurangan di saat pembaca belum memiliki pemahaman penuh. Namun pembaca akan dibawa ke setiap kisah yang pasang surut, terjun bebas, hingga terlepasnya jeratan hati sebagai gambaran sebuah cinta.

          Pembaca seakan dibuat bingung dengan cara penulisan Tjak S. Parlan tapi setelahnya akan dibuat takjub karena setiap cerpen memiliki kekuatan tokoh masing-masing dan setiap emosi tersalurkan di setiap bagian. 

Dokpri
Dokpri
Peresensi : Annisa Kusuma Rahmawati, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun