Mohon tunggu...
Annisa Krismalia Putri
Annisa Krismalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lebih suka diam. Diam-diam makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melihat makna hidup dibalik Sangkan Paraning Dumadi

9 Desember 2023   17:04 Diperbarui: 9 Desember 2023   17:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia sebagai makhluk yang mendiami dunia ini memiliki "kewajiban" untuk menjalani kehidupan sesuai dengan norma kehidupan yang berlaku. Bagi masyarakat Jawa, kehidupan dianggap sebagai perjalanan yang disebut Sangkan Paraning Dumadi, yang mengajarkan pentingnya memahami asal-usul, tujuan, dan akhir kehidupan. Jika seseorang memiliki pemahaman yang benar terhadap tujuan hidupnya (kasampurnaning dumadi), hal ini dianggap sebagai pemahaman yang benar terhadap tujuan akhir hidupnya (wikan sangkaning paran). Orang Jawa diharapkan menjalani kehidupan mereka dengan penuh kesadaran, baik secara lahir maupun batin. Oleh karena itu, perjalanan hidup manusia dalam pandangan orang Jawa disebut sebagai "laku" (lakonn llakoning urip kanthi laku).

Filosofi Jawa dapat dijelaskan sebagai filsafat Sangkan Paraning Dumadi, yang menyoroti asal-usul dan arah kehidupan. Filsafat ini mengajarkan tentang sukma, suatu kekuatan internal yang bergerak menuju kesempurnaan dan bersatu dalam dinamika kehidupan. Sangkan Paraning Dumadi tidak hanya dilihat sebagai ajaran yang terkait dengan fisik atau alam semesta, melainkan sebagai ajaran yang menangani dimensi rohaniah untuk menyatu sepenuhnya dalam aliran kehidupan sebagai realitas hidup yang sejati.

Makna hidup yang memuat nilai-nilai penting bagi kehidupan seseorang, berfungsi sebagai tujuan yang ingin dicapai dan menjadi pedoman dalam aktivitas seseorang. Keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut membawa rasa hidup bermakna dan bahagia, yang timbul dalam berbagai kondisi, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Konsep Hikmah dalam musibah menunjukkan bahwa makna hidup dapat ditemukan bahkan dalam situasi penderitaan. Dengan terpenuhinya keinginan tersebut maka seseorang akan merasakan hidup sebagai sesuatu yang berguna, bernilai dan bermakna, sedangkan jika tidak terpenuhi maka akan timbul perasaan bahwa hidup tidak mempunyai arti.

Dalam konsep 'Sangkan Paraning Dumadi', terdapat landasan filosofis yang kaya akan makna hidup. Pandangan ini melibatkan pemahaman mendalam tentang takdir dan tujuan hidup, membentuk dasar kehidupan orang Jawa yang mencerminkan pencarian makna yang mendalam dalam kehidupan. Dalam perspektif psikologi, individu diilhami untuk menjalani hidup dengan penuh tujuan dan makna, yang senada dengan prinsip 'Sangkan Paraning Dumadi'. Konsep takdir dan tujuan hidup dalam 'Sangkan Paraning Dumadi' menciptakan panduan yang memotivasi individu untuk mencari dan merasakan makna yang mendalam, memperkuat hubungan antara pemenuhan hasrat dan kehidupan yang bermakna.

Adaptabilitas dan resilience juga menjadi unsur penting dalam menghadapi penderitaan, sesuai dengan ajaran 'Sangkan Paraning Dumadi'. Psikologi adaptabilitas mengajarkan bahwa menerima takdir dengan kedewasaan dan menemukan harmoni dalam setiap kondisi kehidupan adalah keterampilan yang esensial untuk mengatasi penderitaan. Pandangan bahwa hikmah dapat ditemukan dalam musibah, atau "Blessing in Disguise," sejalan dengan konsep adaptabilitas dan resilience, menunjukkan bahwa dalam setiap kesulitan terdapat pelajaran berharga yang dapat memperkaya makna hidup.

Pentingnya harmoni dan kesejahteraan mental, seperti yang ditekankan dalam psikologi positif, juga dapat dicerminkan dalam prinsip 'Sangkan Paraning Dumadi'. Konsep keseimbangan dengan takdir tidak hanya menjadi landasan untuk mencapai kebahagiaan individual tetapi juga memengaruhi identitas diri dan dinamika hubungan sosial. Dalam konteks ini, 'Sangkan Paraning Dumadi' bukan hanya tentang pencarian makna hidup pribadi, tetapi juga tentang bagaimana pemahaman akan makna tersebut membentuk kesejahteraan komunal dan harmoni dalam masyarakat.

Pemenuhan hasrat sebagai kunci hidup bermakna, sebagaimana tercermin dalam 'Sangkan Paraning Dumadi', menjadikan konsep ini relevan dalam pencarian makna hidup universal. Dalam menerapkan nilai-nilai lokal dalam konteks global, 'Sangkan Paraning Dumadi' menunjukkan potensi untuk menjadi sumber inspirasi bagi individu di berbagai budaya.

Mari terus memadukan nilai-nilai 'Sangkan Paraning Dumadi' dengan kehidupan sehari-hari kita. Dengan demikian, kita dapat membawa keindahan makna hidup dan kesejahteraan psikologis tidak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi dunia yang kita bagi bersama. 'Sangkan Paraning Dumadi' mengingatkan kita bahwa dalam setiap langkah perjalanan, ada jejak kehidupan yang penuh arti yang membimbing kita menuju makna yang lebih dalam.

Rahmalia, D. (2018). Makna hidup pada wanita dewasa madya yang belum menikah. Jurnal Psikologi Kognisi, 3(1), 29-44.

Wibawa, S. HIDUP BARU DALAM KEBUDAYAAN JAWA BARU. Sri Harti Widyastuti, 25.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun