Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang tercakup dalam program pendidikan taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, SD. (National Association for The Educational Young and Children)
Menurut Trianto (2019:14), anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age)Â dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Anak Usia Dini (AUD) adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun yang sedang berada pada masa golden age dimana dimasa itu merupakan masa yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potassium, dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat. (Kemenkes RI, 2017)
Gagal ginjal akut didefenisikan sebagai penurunan fungsi ginjal dalam waktu singkat yang mengakibatkan penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR), terjadinya retensi urea dan zat sisa lainnya. Gagal ginjal akut pada anak-anak mempunyai manifestasi klinis yang luas dan beragam mulai dari peningkatan serum keratin, penurunan urin, hingga gagal ginjal anuria.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan, hingga tanggal 26 Oktober 2022, kasus gangguan ginjal akut atipikal atau disebut juga dengan Acute Kidney Injuries (AKI) telah menimpa 269 anak dengan presentase meninggal yang cukup tinggi, yaitu mencapai 58% atau sebanyak 157 anak. Kasus gagal ginjal akut ini menyerang anak-anak usia 6 bulan -- 18 tahun dan paling banyak didominasi oleh anak usia 1 -- 5 tahun.
Kondisi yang terjadi belakangan ini membuat masyarakat Indonesia terutama para orang tua yang memiliki anak usia dini jadi khawatir ketika anak mereka terkena demam. Biasanya ketika anak mereka deman akan diberi obat pereda demam, namun sekarang oabt-obatan yang biasa digunakan diduga menjadi penyebab gangguan ginjal aku pada anak usia dini. Orang tua menjadi khawatir, langkah apa yang bisa dilakukan untuk pertolongan pertama ketika anak demam. Oleh karena itu, orang tua harus bijak dalam mengambil langkah pertama ketika anak demam. Selain itu, orang tua juga harus bisa mengetahui dan memahami apa saja gejala-gejala gagal ginjal pada anak, apabila terdeteksi adanya gejala gagal ginjal, maka orang tua harus tahu apa langkah-langkah penanganan yang tepat dan benar untuk dilakukan terhadap anak.
Gejala Gagal Ginjal Pada Anak
 Menurut Kementerian Kesehatan, ada beberapa gejala gagal ginjal pada anak yang perlu di waspadai, antara lain:
- Demam selama 3-5 hari
- Gangguan pencernaan seperti muntah dan diare
- Gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek
- Tidak bisa buang air kecil atau volume urin yang keluar sangat sedikit
- Warna urin yang keluar berubah, seperti lebih keruh dari pada biasanya
- Nyeri pada bagian kiri atau kanan perut
- Kulit terlihat pucat dari bias any
Penyebab Gagal Ginjal Pada Anak:
      Berdasarkan dengan apa yang dijelaskan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab gagal ginjal pada anak yaitu sebagai berikut:
- Kebutuhan cairan tubuh anak tidak tercukupi dalam kurun waktu panjang.
- Telah mengalami penyakit ginjal tertentu, seperti radang ginjal, glomerulonephritis, dan sejenisnya.
- Riwayat penyakit bawaan dari orang tua kandung, seperti hipertensi dan diabetes.
- Mengelami keracunan zat tertentu.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu.
- Kondisi yang menyebabkan aliran darah pada tubuh anak terganggu, seperti serangan jantung, operasi, pendarahan, dan sebagainya.
- Menderita sindrom hemolitik uremik.
      Berdasarkan fenomena yang terjadi belakangan ini, penyebab gagal ginjal akut pada anak usia dini diduga akibat penggunaan obat yang mengandung etilenglikol dan dietilengliko yang melebihi batas wajar pengguanaan.
      Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan ada 5 daftar obat sirup yang diduga penyebab gangguan ginjal akut pada anak yang sudah dilarang edar oleh BPOM RI. BPOM telah melakukan pengujian dan sampling terhadap jenis obat sirup yang diduga mengandung kandungan berbahaya Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG). Berikut 5 daftar obat sirup yang dilarang oleh BPOM RI:
- Termorex Syrup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastic 60 ml.
- Florin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastic 60 ml.
- Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL226303037A1, kemasan dus, botol plastic 60 ml.
- Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan dus, botol 60 ml.
- Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan dus, botol 15 ml.
      Untuk mengatasi dan mendeteksi adanya gagal ginjal pada anak, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini. Anak usia dini mereka belum tau apa yang sedang terjadi pada tubuhnya dan mereka hanya tau bahwa tubuh mereka sedang merasa kesakitan. Oleh sebab itu, orang tualah yang harus selalu memantau kondisi anaknya.
      Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal pada anak, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua. Langkah pencegahan gagal ginjal pada anak yaitu sebagai berikut:
- Menerapkan pola hidup sehat untuk anak
      Sebagai orang tua berikanlah makanan yang sehat dan sesuia dengan pesan gizi seimbang. Penuhilah kebutuhan nutrisi anak, seperti pemenuhan kadar karbohidrat, zat besi, serat, dan sebagainya. Orang tua juga harus membiasakan anak untuk sarapan dan membawa bekal ke sekolah agar tidak jajan sembarangan nantinya. Selain itu, orang tua juga bisa menerapkan kegiatan olahraga rutin kepada anak.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
      Pemeriksaan kesehatan ini bisa berupa pengecekan berat badan, tinggi badan, kondisi gigi, dan apabila memungkingkan untuk mengecek kondisi tubuh bagian dalam anak, seperti kondisi jantung, paru-paru, cek darah, dan bahkan cek ginjal itu sendiri. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa dilakukan di sekolah, seperti tinggi badan dan berat badan anak. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan kondisi anak yang tidak sesuai dengan apa yang seharunya, maka segera lakukan pemeriksaan lebih lanjtu kepada dokter yang berpengalaman.
- Menghindari konsumsi obat-obatan secara berlebihan dan tanpa rekomendasi dari dokter
      Orang tua seringkali memberikan anak mereka obat yang dibeli di warung-warung terdekat. Obat-obat tersebut sudah jelas tanpa resep dokter dan tanpa anjuran dokter. Hal tersebut tentu sangat mengancam kesehatan anak, terutama ketika kondisi belakangan ini yang mana banyak obat-obatan yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol  yang melampaui batas pemakaian yang dianjurkan dan diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak usia dini. Oleh sebab itu, ketika anak demam orang tua dianjurkan membawa anak ke dokter spesialis anak untuk mendapatakn penanganan yang tepat dan aman bagi anak.Â
- Konsumsi air yang cukup
      Konsumsi air putih sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh, terutama kesehatan ginjal. Air putih berperan sebagai pembersih ginjal dari sampah-sampah metabolism yang bisa saja menumpuk disana. Sebagai orang tua, biasakanlah anak untuk mengkonsumsi air putih sebanyak 2 liter dalam satu hari. Pemenuhan konsumsi air yang cukup ini bertujuan agar anak terhindar dari dehidrasi, yang mana hal ini bisa saja menjadi penyebab kerusakan ginjal pada anak.
      Jika penyakit gagal ginjal ini sudah dialami oleh anak, maka anak harus segera ditangani oleh dokter yang tepat untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan gagal ginjal pada anak tergantung seberapa parah kondisi yang dialami oleh anak. Berikut beberapa pengobatan gagal ginjal pada anak yang dilakukan oleh dokter:
- Pemberian obat-obatan
      Beberapa obat yang biasa diresepkan oleh dokter untuk menangani gagal ginjal anak adalah eritropoiten (jika pasien mengalami anemia), diuretik, pengendali tekanan darah, dan obat anti keracunan apabila penyebab gagal ginjal oleh keracunan.
      Dalam pemberian obat yang dianjurkan dokter, orang tua berperan dalam mengontrol anak dalam mengkonsumsi obatnya tersebut. Perhatikan kapan saja anak harus minum obat dan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum dan mengkonsumsi obat. Misalnya, sebelum makan obat, anak dianjurkan untuk makan nasi dan setelah minum obat anak dianjurkan untuk mengkonsumi air putih satu gelas.
- Anjuran pola hidup sehat
      Pola hidup sehat ini bisa berupa pemberian makanan yang sehat dan gizi yang seimbang serta penerapan olahraga rutin. Dalam hal ini, orang tua harus bisa memberikan makanan yang mengandung gizi seimbang, yaitu "Empat Sehat Lima Sempurna" yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, vitamin, mineral, serat, zat besi, dan lain sebagainya.
- Dialysis
      Dialysis atau yang biasa disebut dengan cuci darah merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk membuang limabh di dalam tubuh menggunakan mesin khusus. Dalam hal ini peran orang tua yaitu selalu mendampingi anak ketika melakukan tindakan cuci darah. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa anak usia dini rentan takut dengan hal-hal yang berbau pengobatan di rumah sakit, apalagi tindakan cuci darah ini yang membutuhkan waktu beberapa jam dalam pelaksanaannya.
- Transplantasi ginjal
      Transplantasi ginjal ini dilakukan apabila pasien dalam kondisi yang cukup serius dan telah dipertimbangkan. Transplantasi ginjal merupakan penggantian ginjal yang telah rusak dengan ginjal yang sehat dari pendonor ginjal. Dalam hal ini, peran orang tua adalah mencarikan pendonor ginjal yang cocok dan baik bagi anaknya. Apabila setelah dilakukannya transplantasi ginjal, orang harus selalu mengawasi kondisi anak, pastikan anak tidak merasakan sakit atau gelaja yang serius akibat dari transplantasi ginjal tersebut. Apabila anak mengeluh sakit, maka segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut
      Jika dilihat kondisi yang terjadi belakangan ini, orang tua dibuat kebingungan ketika pemerintah mengeluarkan surat edaran larangan peredaran obat-obatan sirup yang biasa digunakan ketika anak demam. Maka, apabila anak mengalami demam, maka dapat dilakukan penanganan pertama yaitu dengan:
- Memastikan kebutuhan cairan dalam tubuh anak tetap terjaga dan terpenuhi
- Kompres anak dengan air hangat
- Konsumsi makanan bergizi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H