Mohon tunggu...
Annisa Hariyani
Annisa Hariyani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

yooowatzup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Anak Menjadi Pendiam dan Menutup Diri?

11 Maret 2020   19:26 Diperbarui: 11 Maret 2020   19:31 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini saya tunjukkan untuk kita yang sudah pasti ingin mempunyai anak dan orang tua yang sudah memiliki anak. Sebelum kita mendidik anak ada baiknya kita belajar mengenai parenting dan mengenal anak kita seperti apa supaya tidak asal dalam mendidik anak. Bagaimana kalau nanti anak kita menjadi pendiam dan menutup diri?

Sudah pasti hal tersebut terjadi karena faktor internal dan eksternal di sekitar dia. Mari kita bahas lebih detail
1. Sikap yang sudah diberikan saat kecil
Sikap ini dia kenali karna perhatian keluarga yang tidak adil kepadanya. Jadi ia berfikir kalau tidak perlu orang lain hanya untuk kebahagiaan dan bertahan hidup.

2. Tidak diperdulikan oleh orang sekitar
Terkadang kita menemukan orang-orang selalu membentak anak kecil, tanpa kita sadari dengan bersikap seperti itu membentuk anak sampai dewasa menjadi pendiam karena ia menganggap dengan berbicara ia pasti diabaikan atau takut dimarahi.

3. Kegagalan
Ketika sang anak gagal baik dalam hal kecil apapun jangan pernah menunjukkan sikap kecewa atau memarahinya, karena ketika seseorang gagal maka ia akan menjadi minder terhadap orang lain terutama orang yang ia kenal.

Ketiga faktor tersebutlah yang sangat membentuk anak menjadi pendiam dan menutup diri terhadap orang sekitar. Maka dari itu calon orang tua dan yang sudah memiliki anak ada baiknya kita paham terhadap membimbing anak. Perlu kita ingat bahwa anak adalah titipan Tuhan yang menjadi bekal kita baik didunia maupun di akhirat nanti :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun