Ini sejalan dengan poin ketiga Waller, yang menekankan pentingnya elemen budaya yang komprehensif dalam diplomasi budaya. Pertunjukan angklung dan thilung memungkinkan masyarakat Arab Saudi untuk merasakan langsung kekayaan dan keragaman budaya Indonesia, menciptakan hubungan yang lebih dalam dan bermakna antara kedua negara.
Penerimaan positif ini juga menunjukkan bahwa budaya dapat menjadi jembatan yang efektif untuk mengatasi perbedaan dan menciptakan pemahaman. Masyarakat Arab Saudi, yang selama ini lebih mengenal Indonesia melalui jemaah haji dan tenaga kerja, sekarang memiliki kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang keragaman budaya Indonesia. Ini sejalan dengan visi Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, yang melalui kampanye Visi 2030, menjanjikan keterbukaan lebih besar kepada masyarakatnya. Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menekankan bahwa diplomasi budaya dengan menampilkan musik tradisional adalah strategi yang efektif untuk mengenalkan kekayaan seni budaya Indonesia. Melalui acara seperti ini, masyarakat Arab Saudi dapat belajar dan memahami lebih dalam tentang Indonesia sebagai negara yang besar dengan keanekaragaman budaya yang juga beririsan dengan Islam.
Secara keseluruhan, diplomasi budaya melalui pertunjukan angklung dan thilung di Arab Saudi menunjukkan bagaimana soft power dapat digunakan untuk membangun hubungan internasional yang lebih erat dan saling menguntungkan. Melalui seni dan budaya, Indonesia dapat mempromosikan kekayaannya dan menciptakan jembatan komunikasi yang kuat dengan masyarakat Arab Saudi. Dengan demikian, diplomasi budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai alat promosi budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik dan ekonomi yang lebih luas sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional melalui strategi soft power yang efektif dan berkelanjutan. Dengan menampilkan budaya Indonesia yang kaya dan beragam, KBRI di Arab Saudi tidak hanya berhasil menciptakan kesan positif, tetapi juga membangun fondasi untuk kerjasama dan hubungan yang lebih kuat di masa depan. Ini adalah contoh nyata bagaimana diplomasi budaya dapat berfungsi sebagai alat yang kuat dalam membangun soft power, memperkuat hubungan internasional, dan menciptakan pemahaman yang lebih baik antara bangsa-bangsa.
Referensi:
Tempo.co. (2018). Diplomasi Budaya, KBRI Arab Saudi Tampilkan Angklung Dan Thilung. https://seleb.tempo.co/read/1085583/diplomasi-budaya-kbri-arab-saudi-tampilkan-angklung-dan-thilungÂ
Michael J. Waller. (2009). Cultural Diplomacy, Political Influence, and Integrated Strategy," in Strategic Influence: Public Diplomacy, Counterpropaganda, and Political Warfare.Â
Nye, J.S., (2011). Power and foreign policy. Journal of political power
Nye, J. S. (2004). Soft Power: The Means to Success in World Politics. New York: hira, Masayoshi. 1979. Policy Speech Before the Diet on 25 January 1979. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H