Mohon tunggu...
Annisa FatikhaYulia
Annisa FatikhaYulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Airlangga

Artikel tentang Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dalam Pelestarian Budaya: Kasus Reog Ponorogo

20 Juni 2024   19:53 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:58 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelestarian budaya merupakan upaya penting untuk mempertahankan identitas dan warisan budaya suatu masyarakat. Namun, dalam praktiknya, terdapat tantangan kompleks yang dapat mengancam keberlanjutan upaya tersebut. Salah satu contoh yang menarik adalah upaya pelestarian Reog Ponorogo, sebuah warisan budaya Indonesia yang kaya akan mitos dan simbolisme.

Reog Ponorogo, tarian tradisional dari Ponorogo Jawa Timur, telah diakui sebagai bagian penting dari identitas budaya lokal. Reog adalah tarian tradisional di arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat dan mengandung unsur magis. Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping, disertai reog asli Indonesia. Dengan karakteristiknya yang unik seperti topeng-tengkorak besar dan kostum berwarna-warni, Reog Ponorogo memainkan peran penting dalam ritual dan perayaan tradisional. Namun, meskipun upaya besar telah dilakukan untuk melestarikan praktik ini, banyak aspek dari pelestarian ini masih belum tepat dan memiliki tantangan tersendiri.

Salah satu tantangan utama dalam pelestarian Reog Ponorogo adalah adaptasi terhadap perubahan zaman dan tantangan sosial-ekonomi. Menurut Budiwati (2019), perubahan gaya hidup modern dan migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan telah mengancam kontinuitas praktik budaya tradisional seperti Reog. Keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun manusia, juga menjadi faktor yang mempengaruhi upaya pelestarian ini.

Selain itu, masalah dokumentasi dan pendokumentasian yang kurang memadai juga menjadi kendala serius dalam pelestarian Reog Ponorogo. Menurut Kusumo (2021), kurangnya catatan yang terperinci tentang sejarah, makna, dan teknik-teknik yang terlibat dalam Reog dapat menghambat proses transmisi pengetahuan dari generasi ke generasi. Hal ini dapat menyebabkan degradasi pengetahuan tradisional yang sangat berharga.

Tidak hanya itu, kepemilikan intelektual dan komersialisasi juga menjadi masalah serius dalam upaya pelestarian Reog Ponorogo. Praktik yang seharusnya dijaga sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat, terkadang dihadapkan pada risiko dimanfaatkan secara komersial tanpa memperhatikan nilai-nilai budaya dan kontribusi masyarakat lokal yang seharusnya menjadi pemegang warisan budaya ini.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, perlu adanya pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam pelestarian Reog Ponorogo. Hal ini mencakup kolaborasi antara pemerintah, akademisi, komunitas lokal, dan sektor swasta untuk mengembangkan strategi pelestarian yang efektif dan berkelanjutan. Penguatan pendidikan budaya lokal dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya juga krusial untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Dengan demikian, pelestarian budaya seperti Reog Ponorogo memerlukan komitmen yang kuat dan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa warisan budaya ini dapat diwariskan kepada generasi mendatang dengan baik. Hanya dengan upaya bersama dan pendekatan yang komprehensif, kita dapat memastikan keberlanjutan dan kehidupan budaya yang beragam di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang terus berubah.

Daftar Pustaka:

  • Budiwati, N. (2019). Dinamika Pelestarian Budaya Reog Ponorogo di Era Digital. Jurnal Tradisi, 5(2), 100-115.
  • Kusumo, B. (2021). Challenges in the Documentation and Preservation of Reog Ponorogo. Journal of Southeast Asian Studies, 23(1), 45-58.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun