Mohon tunggu...
ANNISA FITRI YANTI 121211039
ANNISA FITRI YANTI 121211039 Mohon Tunggu... Akuntan - Universitas Dian Nusantara

Mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Dian Nusantara, dosen pengampu Prof. Dr. Apollo, M. Si.Ak Matakuliah Akuntansi Forensik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan

6 Juli 2024   23:20 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri_ Annisa Fitri Yanti

Identifikasi bukti adalah langkah awal yang krusial dalam proses investigasi kecurangan. Dalam kasus Jiwasraya, identifikasi bukti mencakup berbagai jenis dokumen dan data yang menunjukkan adanya ketidakberesan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Bukti yang diidentifikasi meliputi:

  • Laporan Keuangan Perusahaan: Laporan keuangan pada September 2019 menunjukkan ekuitas negatif sebesar Rp23,92 triliun, yang mengindikasikan adanya masalah serius dalam kesehatan finansial perusahaan.
  • Catatan Transaksi Investasi: Catatan transaksi yang tidak konsisten dan tidak transparan menjadi indikator kuat adanya investasi bodong atau investasi yang dilakukan tanpa memperhatikan prinsip kehati-hatian.
  • Komunikasi Internal: Email dan pesan internal antara eksekutif perusahaan mengandung diskusi yang mencurigakan terkait keputusan investasi dan pengelolaan dana, menunjukkan adanya niat untuk menutupi kerugian atau manipulasi data.
  • Laporan Audit Eksternal: Laporan dari auditor independen yang mengungkapkan ketidakpastian dan ketidakakuratan dalam penyajian informasi keuangan, menguatkan dugaan adanya manipulasi laporan keuangan.

2. Pengumpulan Bukti dalam Kasus Jiwasraya

Pengumpulan bukti dilakukan melalui beberapa metode yang dirancang untuk memastikan bahwa semua aspek yang relevan dari kecurangan keuangan tersebut terungkap. Metode pengumpulan bukti meliputi:

  • Pemeriksaan Dokumen Keuangan: Pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan tahunan, laporan audit, dan catatan transaksi. Dokumen-dokumen ini dianalisis untuk mengidentifikasi pola yang mencurigakan dan inkonsistensi yang bisa menjadi bukti kecurangan.
  • Wawancara dengan Saksi Kunci: Wawancara dilakukan dengan mantan direktur, auditor eksternal, dan personel internal yang terkait dengan keputusan investasi dan pengelolaan dana. Saksi-saksi ini memberikan informasi yang mendalam tentang bagaimana kecurangan tersebut terjadi.
  • Penggunaan Teknologi Forensik: Teknologi forensik digunakan untuk mengakses dan memulihkan data yang mungkin telah dihapus atau disembunyikan. Teknologi ini memungkinkan tim investigasi untuk menemukan bukti yang tidak dapat ditemukan melalui metode konvensional.

3. Analisis Bukti dalam Kasus Jiwasraya

Analisis bukti merupakan tahap di mana semua data yang dikumpulkan diperiksa secara mendalam untuk mengungkap pola-pola kecurangan. Analisis ini melibatkan:

  • Manipulasi Laporan Keuangan: Analisis mendalam terhadap laporan keuangan mengungkap adanya manipulasi nilai aset dan investasi. Eksekutif perusahaan sengaja menyesuaikan angka dalam laporan keuangan untuk menutupi defisit ekuitas dan menciptakan gambaran keuangan yang lebih sehat dari yang sebenarnya.
  • Investasi Bodong: Penyelidikan terhadap catatan transaksi mengungkap bahwa perusahaan melakukan investasi dalam saham-saham gorengan dan instrumen berisiko tinggi tanpa transparansi yang memadai. Investasi ini tidak sesuai dengan kebijakan investasi yang sehat dan menunjukkan adanya motif untuk mendapatkan keuntungan cepat meskipun berisiko tinggi.
  • Skema Reasuransi: Analisis mengungkap penggunaan skema reasuransi yang dirancang untuk menutupi kerugian dengan mencatat surplus semu. Skema ini digunakan untuk menampilkan keuntungan yang tidak nyata dan menipu pemangku kepentingan tentang kondisi keuangan perusahaan.

4. Penyajian Bukti dalam Kasus Jiwasraya

Penyajian bukti dalam pengadilan merupakan tahap penting di mana semua bukti yang telah dikumpulkan dan dianalisis disajikan secara sistematis untuk membuktikan adanya kecurangan. Penyajian ini mencakup:

  • Struktur Argumentasi yang Sistematis: Bukti-bukti disusun dalam struktur argumentasi yang logis dan sistematis, yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara tindakan manipulasi dan kerugian yang dialami perusahaan. Argumentasi ini dirancang untuk memudahkan pemahaman hakim dan juri tentang bagaimana kecurangan terjadi dan dampaknya.
  • Kesaksian Ahli Forensik Akuntansi: Ahli forensik akuntansi dihadirkan untuk memberikan kesaksian tentang praktik-praktik kecurangan yang teridentifikasi. Ahli ini menjelaskan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kecurangan dan memberikan analisis profesional yang mendukung bukti-bukti yang disajikan.
  • Presentasi Visual: Penggunaan grafik, tabel, dan diagram untuk memvisualisasikan data keuangan yang dimanipulasi. Visualisasi ini membantu memperjelas kompleksitas kasus dan memudahkan pemahaman tentang bagaimana manipulasi dilakukan.

Kesimpulan

Proses pembuktian dan argumentasi logika merupakan elemen kunci dalam investigasi kecurangan keuangan. Melalui identifikasi, pengumpulan, analisis, dan penyajian bukti yang sistematis, serta penggunaan argumentasi logika yang kuat, penyelidik dapat membangun kasus yang meyakinkan untuk membuktikan adanya kecurangan. Contoh kasus PT Asuransi Jiwasraya menunjukkan bagaimana konsep-konsep ini diterapkan dalam praktik nyata, memberikan wawasan yang berharga bagi para profesional di bidang akuntansi forensik dan investigasi kecurangan.

Kasus kecurangan PT Asuransi Jiwasraya menjadi contoh nyata bagaimana proses pembuktian dan argumentasi logika digunakan dalam mengungkap dan menangani kasus keuangan yang melibatkan praktik manipulasi laporan keuangan dan investasi bodong. Dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan transparan, kecurangan dapat teridentifikasi dengan lebih baik dan dihadapi dengan tindakan hukum yang sesuai untuk memastikan keadilan dan keterbukaan dalam dunia korporasi dan keuangan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun