Kemasan mi instan terdapat tulisan yang menunjukkan kandungan natrium. Kandungan natrium nitrat dan nitrit menyebabkan penyempitan pembuluh arteri, yang berujung pada kerusakan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah mungkin menyebabkan penyakit strok.
Obesitas
Mi instan dapat menyebabkan obesitas karena di dalamnya mengandung karbohidrat, lemak, dan natrium yang tinggi. Manusia mempunyai batas kalori yang dikonsumsi. Jika tubuh terlalu banyak mengonsumsi mi instan, maka jumlah kalori akan meningkat yang berakhir pada obesitas.
Sembelit
Mengonsumsi mi instan tidak baik untuk sistem pencernaan. Hal ini dikarenakan mi instan mengandung serat dan protein yang rendah. Kondisi ini menyebabkan sembelit atau tidak lancarnya siklus Buang Air Besar (BAB).
Batu Ginjal
Mi instan juga dapat terjadinya gangguan pada ginjal seperti batu ginjal. Ginjal adalah organ tubuh yang menyaring darah di glomerulus. Jika Anda mengonsumsi mi instan dengan kandungan garam yang tinggi, maka ginjal Anda akan mengalami gangguan batu ginjal. Ketika sudah banyak kandungan garam yang dibuang glomerulus, maka secara otomatis sisa garam akan tersimpan di dalam ginjal dan lama kelamaan terbentuk kristal yang disebut batu ginjal.
Diabetes
Seseorang dengan riwayat penyakit diabetes, seharusnya menghindari konsumsi mi instan. Mi instan dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin dalam tubuh. Insulin sangat penting bagi penderita diabetes karena insulin tugasnya membantu tubuh mengontrol kadar gula dalam darah sekaligus mengelola glukosa sebagai sumber energi melalui sel otot, lemak dan hati. Jika pelepasan insulin terganggu, maka akan menyebabkan banyaknya kadar glukosa yang tertimbun dalam tubuh. Glukosa dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan diabetes.
Sebaiknya Anda mengurangi makan mi instan karena kandungan garam yang tinggi pada mi instan menyebabkan terjadinya hipertensi. Jumlah garam yang tinggi menyebabkan retensi cairan dalam tubuh sehingga memicu tekanan darah tinggi. Jantung sebagai organ yang bertugas memompa darah akan memompa darah terus-menerus tanpa henti. Darah mengandung banyak komponen salah satunya adalah cairan. Ketika jumlah garam di dalam ginjal meningkat, maka ginjal akan menyerap cairan lebih banyak lagi. Cairan yang diserap menyebabkan darah mengental dan memicu tekanan darah tinggi.