Upayakan Keselamatan saat Berkebun, Mahasiswa KKN Tematik MASLINTING Undip Sosialisasikan Pertolongan Pertama

Semarang -- KKN Tematik Lingkar Kampus Undip kembali diadakan tahun ini. Salah satu topik yang diangkat adalah stunting dengan tema KKN "Masyarakat Peduli Stunting : Optimalisasi Intervensi Pengentasan Stunting di Kecamatan Banyumanik (MASLINTING)". Tema ini merupakan salah satu bentuk pengabdian Universitas Diponegoro di wilayah sekitar kampus salah satunya Kecamatan Banyumanik.

Kegiatan KKN Tematik ini terdiri dari program multidisiplin dan monodisiplin serta program tambahan lainnya. Berbeda dengan program multidisiplin, program monodisiplin difokuskan sesuai dengan keilmuan masing-masing mahasiswa. Salah satu anggota Tim KKN Tematik MASLINTING Undip yang melaksanakan program monodisiplin yaitu Annisa Firdausi Tazkiyah, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip.

Berkaitan dengan upaya intervensi stunting, Tim KKN Tematik MASLINTING Undip memiliki salah satu program multidisiplin, yaitu Pemberdayaan Kolam Lele, Hidroponik, dan Kebun Sayuran dengan fokus lokasi di Kelurahan Jabungan. Pada kegiatan berkebun, terdapat potensi bahaya yang dapat ditemui seperti penggunaan bahan kimia jenis pestisida dan herbisida serta pupuk.

Melihat masalah tersebut dan dampak yang dapat terjadi karena hal tersebut, Annisa kemudian merancang kegiatan monodisiplin dengan tema "Sosialisasi Pertolongan Pertama Penggunaan Bahan Kimia saat Berkebun". Hal ini menjadi penting karena penggunaan bahan kimia yang tidak tepat dapat membahayakan keselamatan dan berdampak serius bagi manusia.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2023 di Aula Kelurahan Jabungan dengan peserta sosialisasi adalah anggota Karang Taruna Kelurahan Jabungan.

Beberapa materi yang disampaikan antara lain adalah jenis bahan kimia yang digunakan saat berkebun, jalur masuk bahan kimia ke dalam tubuh, dan cara pertolongan pertama yang dapat dilakukan. Beberapa jalur masuk bahan kimia diantaranya adalah melalui mulut, kulit, hidung, dan mata.

Setiap jalur masuk memiliki cara penanganan yang berbeda-beda. Ketika bahan kimia terkena kulit atau mata, diharapkan untuk segera membasuhnya dengan air mengalir. Apabila bahan kimia terhirup melalui hidung, diharapkan untuk segera pergi ke ruang terbuka agar mendapat suplai udara segar. Sementara bila bahan kimia tertelan melalui mulut, diharapkan untuk segera mengonsumsi arang aktif (norit) dicampur dengan air. Terdapat sesi tanya jawab setelah pemaparan apabila terdapat materi yang masih belum dipahami oleh peserta.

Foto Bersama Audiens/Dok Pribadi

Di akhir kegiatan, Annisa memasang poster berisi infografis pertolongan pertama penggunaan bahan kimia di area kebun. Harapannya, masyarakat yang berada di kebun dan menggunakan bahan kimia mengetahui pertolongan pertama yang tepat ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan penggunaan bahan kimia.