Bukan hanya sekedar seorang sosok inspiratif yang berkomentar terkait isu sosial politik saja,  Sherly Annavita juga dikenal sebagai seseorang dengan segudang Prestasi semenjak dirinya  menginjak bangku sekolah.Â
Pada tahun 2006 saat dirinya berusia 14 tahun, dia pernah mewakili aceh dalam kompetisi  pildacil yang saat itu disiarkan di televisi. Terdapat cerita dibalik ajang tersebut. Sebelum  memutuskan untuk mengikuti pildacil, Sherly dipersulit oleh pihak sekolah yang saat itu  tidak mengijinkan dirinya ijin ke Jakarta untuk mengikuti ajang tersebut, dikarenakan dalam  waktu yang bersamaan dengan karantina ada lomba olimpiade biologi dimana Sherly  sendirilah yang akan mewakili sekolah dalam olimpiade tersebut. Berbagai negosiasi  dilakukan oleh kedua orang tua Sherly dengan Kepala Sekolah untuk mendapatkan ijin  keberangkatan, karena yang ada dipikiran kedua orang tuanya saat itu adalah ini jalan langka  untuk Sherly bisa berkembang, dan kesempatan tidak akan datang dua kali. Setelah berbagai  drama akhirnya keluarlah negosiasi jika Sherly akan tetap ke jakarta dan akan tetap  mengikuti olimpiade biologi mewakili sekolah, dengan cara meminta ijin ke pihak televisi  untuk pulang disaat waktu olimpiade dan kembali karantina saat olimpiade selesai. Tapi  negosiasi tersebut tetap saja tidak mendapat persetujuan dari sekolah, hingga pada akhirnya  orang tua Sherly tetap akan mengijinkan Sherly untuk pergi sekalipun tidak ada ijin dari  sekolah dan walaupun harus mencari sekolah baru. Hingga pada akhirnya mau tidak mau  pihgak sekolah mengijinkan sherly dan tetap belajar serta melakukan ujian di tempat  karantina.Â
Dari cerita tersebut Sherly memaparkan jika kita bisa menjalankan kedua hal secara  bersamaan dengan baik maka lakukanlah, tetapi jika tidak maka minimal melakukan salah  satunya secara maksimal sebaik yang kita mampu lakukan.Â
Setelah drama pildacil tersebut, seorang Sherly Annavita akhirnya menorehkan prestasi  prestasi selanjutnya dalam ajang di televisi, seperti menjadi Pinalis Kontes Da'i di antv padaÂ
tahun 2012, dan di tahun selanjutnya juga mendapat Runner up pada acara Reality Show I'm  Presiden di tahun 2013.Â
Kiprah Seorang Content Creator sekaligus Aktivis SosialÂ
Seperti yang dipaparkan diawal jika nama Sherly mulai dikenal karena komentarnya  mengenai pemindahan IKN ke Kalimantan pada 2019 lalu. Siapa sangka hal tersebutlah yang  pada akhirnya membawanya diundang pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne.Â
Penampilannya di ILC mendapat sorotan lebih jauh dari masyarakat hingga berbagai media  mulai menyorot seorang Sherly Annavita. Dikenal sebagai seorang tokoh yang berkomentar  mengenai politik membuat Sherly mau tidak mau mulai mendapat title sebagai seorang  aktivis muslimah. Title tersebut dia dapatkan setelah apa yang dia lakukan di ILC saat itu.Â
Wanita kelahiran Lhokseumawe tersebut memaparkan jika dirinya ingin dikenal dari apa  yang dia lakukan saat ini, jika dia sedang mengajar maka kenalah dia sebagai seorang dosen  dan jika dia sedang membuat konten, kenalah dia sebagai seorang content creator. Tapi  sejauh ini dia lebih senang dikenal sebagai pengajar dan kreator daripada seorang aktivis  ataupun motivator, walau pada kenyataannya memang semua title tersebut juga melekat pada  seorang Sherly Annavita.Â
Tidak mudah menjadi seorang aktivis sosial saat ini diera yang serba cepat, mendapat  dukungan dan hujatan adalah resiko dari setiap pemaparan dan pendapat yang dia utarakan,  kaum pro dan kontra akan selalu ada pada setiap sudut pandang yang ia paparkan mengenai  isu yang bersangkutan. Mendapat hujatan hingga menghina fisik karena kalah diargumen  harus ia terima. Tidak ada jalan mulus menuju kesuksesan.Â
Dia senang namanya mulai dikenal publik, tapi disisi lain Sherly juga ingin namanya bukan  hanya sekedar dikenal tapi apa yang dia lakukan dpaat berdampak bagi generaasi milenial  selanjutnya, caranya berpendapat dimedia sosial hingga dikenal menjadi seorang aktivis ingin  mengajarkan pada generasi saat ini terkait pentingnya critical thinking yang sebenernya tidak  selalu harus dipelajari didalam kelas, critical thinking bisa dipelajari dimanapun, di sosial  medua contohnya. Selain itu sherly juga ingin mengajak generasi milenial untuk tidak takut  mengutarakan pendapatnya. Setaip pendapat yang diutarakan rakyat dilindungi oleh  konstitusi karena pada dasarnya kita adalah negara demokrasi dimana setiap orang memiliki  hak yang sama dalam bersuara dan mengutarakan pendapat.