Mohon tunggu...
Annisa Fauziah
Annisa Fauziah Mohon Tunggu... Young Entrepreneur -

Student of Udayana University [] Owner of Have Fun Online [] Member of Udayana Young Entrepreneur Community

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Bridge Between Europe and Asia Called Synergy Conference"

20 Maret 2018   21:31 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:17 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kewirausahaan sosial menjadi tantangan generasi muda saat ini. Tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, kewirausahaan sosial harus memberikan dampak terhadap lingkungan. Generasi muda dapat menggunakan kreativitas dalam mengekspresikan diri di bidang yang mereka minati, termasuk dalam bidang kewirausahaan sosial ini. Act Global Indonesia sebagai organisasi yang fokus terhadap isu-isu global memfasilitasi generasi muda untuk berkreativitas dalam kewirausahaan sosial.

Act Global Indonesia menyelenggarakan Entrepreneurship Conference pada Sabtu, 3 Maret 2018 bertempat di aula lantai tiga STMIK Primakara Denpasar, Bali. Kegiatan bertema kewirausahaan sosial ini dihadiri langsung oleh Sebastian Graca da Silva, B. Sc., M. A. (Director of Act Global CIC) dan Siti Nooraini, S.E., M.Sc. (Head of Yayasan Act Global Indonesia).

Sekitar 40 orang mengikuti konferensi ini,  mereka yang terdiri atas mahasiswa, wirausaha muda, profesional, dan umum. Tria sebagai project manager menyampaikan bahwa konferensi ini adalah awal dari rangkaian international project yang berkerja sama dengan delapan negara, yaitu Polandia, Slovenia, Lithuania, Turki, Kazakhstan, Kirgizstan, Cina, dan Indonesia. Tujuan dari project ini ialah menjembatani wirausaha muda Asia dan Eropa. Rencananya, akan dibangun sebuah online platform sebagai alat komunikasi dan kerja sama antar wirausaha muda Asia dan Eropa sebagai output nyata.

Pada sesi diskusi panel, Act Global Indonesia meghadirkan tiga pembicara. Pertama,  Hendra W. Saputro, pemilik Bali Orange Communications (BOC), perusahaan jasa di bidang teknologi yang berfokus pada digital marketing. Kedua, I Wayan Alit Sudarna, S. H., LL.M, CEO  XpaceBali.com dan President dari Little Circle Foundation, bisnis sosial yang fokus pada bidang pendidikan dan kewirausahaan. Pembicara ketiga, Reza Noegraha, seorang praktisi bisnis di bidang manufaktur & industri, fasilitator Usaha Kecil Menengah di Bali, Lombok, NTB & NTT di bawah Kementerian Keuangan dan Perdagangan Indonesia.

kgi3fde4kf6LLtmzdNERGLXAUU4yqh96N_jeIACr1hbQyZzGrci6kAdOC7TxUw-2mdI9BXz_MiTRL1A0VysJ-APaBiiZQ48WCY0y08PzkwQghIy8-cy-uSUTMTylRZkQyGMMaFu9
kgi3fde4kf6LLtmzdNERGLXAUU4yqh96N_jeIACr1hbQyZzGrci6kAdOC7TxUw-2mdI9BXz_MiTRL1A0VysJ-APaBiiZQ48WCY0y08PzkwQghIy8-cy-uSUTMTylRZkQyGMMaFu9

Hendra W. Saputo memaparkan kondisi kewirausahaan sosial di Indonesia, tantangan dan peluang kewirausahaan bagi generasi muda. Jika kewirausahaan pada umumnya hanya berorientasi pada profit, kewirausahaan sosial memiliki motif tambahan yaitu dapat menyelesaikan masalah sosial. Kegiatan bisnis yang dilakuakan harus mampu memberdayakan lingkungan sekitar. 

Misalnya dengan memberdayakan anak muda atau ibu-ibu di suatu daerah untuk menghasilkan suatu produk, sehingga kegiatan bisnis tersebut membuka lapangan pekerjaan dan dapat menurunkan angka pengangguran. Selain itu, beliau juga menyampaikan, generasi muda perlu memliki mental yang tangguh, mempunyai keyakinan dan konsinten berubah menjadi lebih baik serta siap menjadi wirausaha dengan segala resikonya.

dzv_8SzB98jLvey1q5gtEhzu5zARElm8APXGxIzjp-BR0jznmB3gcXCJjAwwGFkVk2kNVCJcR7P9_1mzsy1Auw48TxSjOlZeeivQaZ5EMjE9iA6TH-BynThfA0VRve03J47ZBTO1
dzv_8SzB98jLvey1q5gtEhzu5zARElm8APXGxIzjp-BR0jznmB3gcXCJjAwwGFkVk2kNVCJcR7P9_1mzsy1Auw48TxSjOlZeeivQaZ5EMjE9iA6TH-BynThfA0VRve03J47ZBTO1

I Wayan Alit Sudarna, S. H., LL.M memberikan tips untuk generasi muda agar siap menjadi wirausaha. Beliau juga menyampaikan, perubahan besar itu dimulai dari hal kecil. Belajar menguasai bahasa asing merupakan salah satu langkah untuk perubahan besar. Seorang wirausaha harus mampu berkomunikasi dengan baik, bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan membangung jaringan dalam bisnis. Melalui Little Circle Foundation dan  XpaceBali.com, social enterprise yang di kelolanya, pemuda asal Bali ini mempunyai program khusus mengajar bahasa asing dan pengetahuan umum di sekolah-sekolah di pedalaman Bali.

3O55pAc1sIc-I3x1TCQkug_9Vr_EA3FO-dgp5UCpGwQUhOnrJzT2IZHW9NH5OrDm5q9x8y_3Sk39ASlY2a9QAril0n6ByZySzhGM6Fn6MT94QhQqXVhF8KcPE8KqIPaFWuwbuVpr
3O55pAc1sIc-I3x1TCQkug_9Vr_EA3FO-dgp5UCpGwQUhOnrJzT2IZHW9NH5OrDm5q9x8y_3Sk39ASlY2a9QAril0n6ByZySzhGM6Fn6MT94QhQqXVhF8KcPE8KqIPaFWuwbuVpr

Sesi terakhir pada konferensi ini ialah materi Business Model Canvas yang sampaikan oleh Reza Noegraha. Materi ini dibuat sederhana agar lebih mudah dipahami tanpa mengurangi fungsi dari Business Model Canvas itu sendiri. Reza menjelaskan Business Model Canvas ini digunakan untuk menuangkan ide bisnis ke dalam satu lembar kertas, hal tersebut dapat digunakan untuk memaparkan ide bisnis kepada calon investor, mitra bisnis, atau stakeholder lainnya.

Melalui konferensi ini, diharapkan generasi muda termotivasi untuk menjadi wiruasusaha yang siap menghadapi peluang dan tantangan serta siap mengambil resiko. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat  menjadi bagian dari gerakan pemuda di Indonesia untuk ekonomi yang lebih kuat di masa depan. (A.F.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun