Mohon tunggu...
Annisa Fadiyah Daru Pacitanisragena Darman
Annisa Fadiyah Daru Pacitanisragena Darman Mohon Tunggu... -

Hella Kudos By Rocket Manager | Be A Good PR | Get The One And Be Success 🗝

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Empat Metode untuk Tiga Pekerjaan

15 Mei 2016   19:03 Diperbarui: 15 Mei 2016   19:11 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAMARINDA -Langkah tak biasa diambil Robby Adhitya ketika menginjak delapan semester mengenyam pendidikan tinggi sebagai mahasiswa di program studi S-1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Ilkom FISIP Unmul). Sambil berkuliah, ia menggeluti karier sebagai humas Unmul dan bisnis Jaket Kampus.

"Bisnis Jaket Kampus dari semester tiga. Mulanya yang mesan teman kelas. Kini, dibantu dua teman dan beberapa volunter untuk produksi jaket angkatan, baju KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan PDH (Pakaian Dinas Harian)," jelas Robby.

Bagi sebagian kalangan, menekuni tiga pekerjaan sekaligus bukan hal mudah. Namun, bagi Robby, ini sudah dipertimbang sejak jauh hari. Pria kelahiran Samarinda, 10 April 1993 silam ini punya cara jitu untuk membagi waktu.

Robby mengatakan, setiap hari hanya dibatasi selama 24 jam. "Empat metode agar waktu efektif yaitu penting mendesak, mendesak, tidak penting tapi mendesak, dan tidak penting tidak mendesak. Harus punya timeline tiap hari," ujarnya ketika ditemui di Bagian Humas dan Protokol Unmul, (25/4). Kini sudah duduk di semester sepuluh dan bersiap merampungkan studinya.

Meski begitu, tak jarang ia harus meninggalkan tugasnya sebagai humas Unmul untuk menuntaskan skripsi. "Kalau mau konsul ke dosen pembimbing mesti izin dulu. Kebetulan jam kerjanya fleksibel," terang pria yang kala itu mengenakan kemeja putih. Beruntung, pimpinan kantor mengerti dan memaklumi status Robby sebagai mahasiswa.

Menekuni pekerjaan humas setahun belakangan ini membuatnya paham akan dunia kerja. Ia menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Tak berhenti sampai di situ, pria yang gandrung akan olahraga futsal ini juga merasakan hasil dari bisnis Jaket Kampus. "Bisa untuk kebutuhan tiap hari. Enggak minta lagi sama orang tua, sekarang malah bisa ngasih," ujar Robby lantas tersenyum.

Menurut dia, pergaulan turut menyukseskan hidup ke depan. "Faktor utama itu lingkungan. Harus milih teman untuk diskusi. Kalau berteman dengan tukang api, ya kena api. Namun, kalau berteman dengan tukang parfum sudah pasti kena wanginya. Pastikan lingkungan itu sehat," tuntas pria yang gemar travelling ini. (nis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun