Mohon tunggu...
Annisa Ditari
Annisa Ditari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Seorang mahasiswa yang ingin memberikan informasi positif dan dampak baik bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sistem Pemanfaatan Air Hujan sebagai Metode Efisiensi Air Bersih

10 Mei 2023   14:48 Diperbarui: 10 Mei 2023   15:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Energi merupakan kebutuhan dasar yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan manusia. Permintaan energi terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan sumber energi yang terbatas, sehingga kebutuhan untuk menemukan dan memperkenalkan energi alternatif yang lebih berkelanjutan. Efisiensi energi harus dilakukan agar sesuai dengan  (SDGs ) Sustainable Development Goals ke- 7 yaitu, energi bersih dan terjangkau.

Air adalah jenis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berasal dari sumber daya alam. Dilihat secara kuantitas, ketersediaan air di dunia memang tidak akan berkurang karena air mengalami siklus perputaran dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi melalui beberapa tahap. Namun, persoalan air tidak dilihat secara kuantitasnya yang melimpah melainkan secara kualitas, kurangnya ketersediaan akan air sanitasi (air bersih) dapat menimbulkan kesenjangan antara permintaan dan penawaran. Peran air sangat penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Ketersediaan air bersih di berbagai daerah memiliki tingkatan yang berbeda dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu sebagai berikut:
1. Iklim
Kondisi iklim sangat mempengaruhi ketersediaan air bersih di suatu wilayah. Daerah dengan curah hujan tinggi cenderung memiliki banyak air begitu pula sebaliknya.
2. Geologi
Batuan geologi yang dapat menahan air dan dapat muncul ke permukaan bumi adalah Akuifer, batuan terpenting yang terkait dengan ketersediaan air bersih di suatu wilayah.
3. Polusi
Pencemaran air inilah yang menyebabkan air bersih menjadi air kotor yang tidak dapat digunakan. dapat berupa sampah, kotoran, atau minyak yang masuk ke dalam air bersih dan menjadi beracun ketika dikonsumsi.
4. Abstraksi
Abstraksi air adalah penggunaan air tanah untuk supply air. Pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan drainase tanah dan berakhir dengan penurunan muka tanah.
5. Infrastruktur
Kurangnya infrastruktur menyebabkan banyak daerah tidak menerima air yang cukup, yang sering menyebabkan krisis air.
6. Kemiskinan
Kemiskinan membuat para warga susah untuk mendapatkan air bersih.

Selama kehidupan berlangsung kenyataan bahwa air hujan yang jatuh jarang digunakan atau dirasa perlu untuk ditampung, padahal air hujan yang berada di atas atap maupun yang jatuh langsung ke lahan dapat ditampung. 

Jadi, kita tidak hanya membiarkannya untuk meresap atau masuk ke saluran drainase saja melainkan dapat dijadikan upaya konservasi air melalui penampungan air hujan. potensi air hujan yang dapat dimanfaatkan sehingga tidak terbuang sia-sia menghadirkan ide baru yaitu Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) merupakan suatu sistem konservasi air tanah melalui penampungan air hujan guna memenuhi kebutuhan air untuk sanitasi, terdiri dari beberapa komponen dasar dan menggunakan sistem tertutup untuk mengalirkan air dari talang ke tangki atau sumur resapan. SPAH dapat dilakukan dengan cara :

1. Pembuatan Sumur Resapan
Sumur Resapan adalah suatu lubang yang di bor untuk menampung air hujan didalam tanah atau lapisan dari batuan pembawa air. Sumur ini dapat digunakan untuk masyarakat umum yang di bangun di penangkaran.

2. Paver Block Berpori (Porous Pavements)
Paving block dikenal sebagai bahan bangunan untuk permukaan lantai di Indonesia. Paver block berpori di sisi lain adalah bahan paving dengan pori-pori yang memungkinkan lebih banyak air hujan meresap ke dalam tanah.

3. Kolam Pengumpul Air Hujan
Kolam Pengumpul Air Hujan adalah kolam yang digunakan untuk menampung air hujan yang jatuh di atap bangunan (rumah, gedung perkantoran atau industri) dan dialirkan melalui talang yang menggunakan sistem penyaringan dan pengelolahan tanah atau penyerapan tanah.

Sistem konservasi air tanah yang dikenal sebagai Sistem Panen Air Hujan (PAH) merupakan cara untuk menangkap dan memanfaatkan air hujan sebagai sumber air untuk sanitasi dan kebutuhan sehari-hari. Dalam penggunaannya, sistem PAH memiliki banyak manfaat, antara lain :
1. Mengurangi penggunaan air tanah, dan menjadi sumber air tanah alternatif jika masuk ke dalam lahan berpori.
2. Mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
3. SPAH dapat memberikan sumber air tambahan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk mencuci kendaraan, menyiram tanaman, mencuci pakaian bahkan jika melalui penyaringan yang benar dan bersih air hujan dapat dijadikan air sanitasi alternatif untuk mandi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun