¹Annisa Dewi Nuraina Putri Djuri, ²Trizky Agityo Ntau,
Khusnul Khatimah, S.Psi., M.Si.,
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
Budaya dan Cara Kita Memahami Dunia
Pernahkah Anda bertemu seseorang dari budaya lain dan merasa bahwa mereka memiliki cara berpikir atau memandang dunia yang berbeda? Fenomena ini wajar karena budaya memengaruhi cara kita melihat, berpikir, dan memahami segala sesuatu. Budaya tidak hanya mencakup tradisi atau nilai-nilai, tetapi juga memengaruhi bagaimana individu memproses informasi dan membentuk realitas mereka sendiri (Matsumoto et al., 2022). Artikel ini membahas bagaimana budaya memengaruhi persepsi, pola pikir, dan definisi kecerdasan tiga hal yang sering kali dianggap universal, tetapi sebenarnya sangat bergantung pada konteks sosial dan budaya.
Persepsi: Mengapa Kita Melihat Hal yang Sama dengan Cara Berbeda
Persepsi adalah bagaimana kita memaknai apa yang kita rasakan melalui indera. Namun, cara kita memahami sesuatu ternyata sangat dipengaruhi oleh budaya. Sebagai contoh, suku Aymara di Amerika Selatan memandang waktu dengan cara yang unik. Mereka menganggap masa depan berada di belakang dan masa lalu di depan. Perspektif ini berbeda dengan pandangan masyarakat Barat yang melihat masa depan di depan mereka (Thibodeau et al., 2021).
Penelitian juga menemukan bahwa orang-orang yang tinggal di kota lebih rentan terhadap ilusi visual seperti Müller-Lyer Illusion dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan. Alasannya, orang di kota terbiasa dengan pola geometris seperti bangunan dan alat teknologi, sedangkan orang di pedesaan lebih akrab dengan pola alami yang organik (Michel et al., 2023).
Hal ini menegaskan bahwa cara kita mempersepsikan dunia tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita lihat secara langsung, tetapi juga oleh latar belakang budaya yang membentuk pola pikir kita.
Kognisi: Bagaimana Budaya Membentuk Pola Pikir
Kognisi, atau cara kita berpikir dan membuat keputusan, juga sangat dipengaruhi oleh budaya. Di budaya kolektivis seperti di Asia, individu cenderung melihat hubungan antara elemen-elemen dalam suatu situasi secara keseluruhan. Sebaliknya, di budaya individualis seperti di Barat, orang lebih sering fokus pada detail spesifik dan cenderung mengabaikan konteks (Markus & Kitayama, 2020).
Dalam pendidikan, perbedaan ini terlihat pada metode pembelajaran. Pelajar dari budaya berbasis cerita cenderung lebih baik dalam mengingat narasi, sementara pelajar dari budaya berbasis teks lebih unggul dalam menganalisis informasi detail (Greenfield, 2020). Anak-anak dari komunitas tradisional biasanya lebih mahir dalam tugas-tugas praktis, sedangkan mereka yang tumbuh di masyarakat industri unggul dalam tugas-tugas logis (Henrich et al., 2019). Pola pikir kita, oleh karena itu, tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat kita tumbuh.
Intelegensi: Definisi yang Beragam dalam Setiap Budaya