Mohon tunggu...
Annisa Dinar
Annisa Dinar Mohon Tunggu... lainnya -

Cewek , pemimpi , dan gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Saat Langit Tak Lagi Sama

5 Desember 2012   10:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:09 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chapter 4

Mengulang Kembali

3 Bulan berlalu.....

Seorang wanita turun dari sebuah mobil sedan hitam yng diparkirkannya di basement kantor . Bergegas memsuki lift yang ada di basement itu untuk kemudian naik ke lantai 4 gedung tersebut . Begitu pintu lift terbuka , wanita itu segera melangkah keluar dari lift dengan langkah mantap bahkan terkesan angkuh . Seorang pria paruh baya terlihat berlari kecil untuk menyongsongnya .

"Selamat datang di kantor Maharaja Nyonya Andrew...." , sapanya .

"Saya Deri , yang diminta Tuan Andrew untuk membantu anda" . Emi mengangguk mendengar kata-katanya dan kemudian mereka berdua masuk ke dalam ruangan kantor yang tampak mewah dengan nuansa hitam .

"Good" , komentar Emi kecil .

"Tuan Andrew mengatakan anda menyukai warna hitam , maka kami mempersiapkannya dengan sesempurna mungkin"  , Deri berkata lagi .

"Bagus....sekarang yang saya butuhkan adalah meeting dengan semua karyawan , agar mereka tahu siapa atasan mereka sekarang . Kumpulkan mereka di meeting room lantai 3 setengah jam lagi " , perintah Emi . Deri segera mengangguk dan bergegas keluar dari ruangan itu , meninggalkan Emi yang memilih untuk menduduki kursi kerjanya sambil memandangi pemandangan diluar sana . Pikirannya sama sekali tak disini saat ini . Dia mengingat kembali tiga bulan terakhir yang penuh kerja keras untuk menghilangkan sedikit pun jejak Kinanti . Setidaknya dia memang berubah .

Perawatan wajah yang dilakukannya , latihan keras untuk membentuk badannya agar lebih ideal , semuanya dilakukan selama tiga bulan terakhir kemarin . Walau pun semua masih belum usai , dia masih mengikuti kursus kepribadian sampai saat ini dan bahkan dia memiliki penata gaya sendiri . Banyak hal yang dikorbankannya , hingga dia tersadar , tak ada lagi Kinanti dalam dirinya .

Nada dering ponselnya membuyarkan lamunan Emi .

"Halo" , sapanya pada Andrew , suaminya yang meneleponnya .

"Hai sayang....udah dikantor?" , tanyanya .

"Udah , dua puluh menit lagi aku meeting Andrew , jangan lama-lama meneleponku " .

"Ckckckck...suamimu menelepon dan ini yang kamu katakan padanya?" .

"Aku cuma gak mau terlambat bertemu karyawan-karyawan baruku" .

"Bertemu karyawan barumu atau bertemu Pras kembali?" , tanya Andrew telak .

"Andrew....pliss...".

"Aku tau Ems...aku tahu , tiga bulan bukan wakttu yang singkat untuk mencari tahu . Aku cuma gak mau kamu terluka lagi , tapi aku begitu mencintaimu hingga mengabulkan semua permintaanmu " . Helaan nafas berat terdengar ditelinga Emi . Dia tahu , Andrew benar-benar tak suka dengan semua rencananya , dan dia juga tahu , dia benar-benar melukai Andrew dengan dalam karena melakukan semua ini .

"Baiklah , lakukan apapun kemauanmu , jangan lupa jumat kamu harus pulang kembali ke pelukanku . Aku kangen" . Emi tersenyum kecil mendengar kata-kata Andrew barusan .

"Iya....udah ya Andrew...aku harus siap-siap meeting" , Emi tak menunggu jawaban Andrew dan langsung memutuskan sambungan teleponnya . Emi segera berdiri dari duduknya dan merapikan pakaiannya , lalu menyempurnakan make up di wajahnya kembali sebelum keluar dari ruangan itu , untuk bergegas ke meeting room , menemui Pras kembali .

***

"Kamu udah denger tentang atasan kita yang baru Pras?" , tanya Galih pada teman sekantornya itu . Pras menggeleng perlahan sambil tetap sibuk menggambar di kertas yang dibawanya sebelum ke ruangan ini .

"Katanya , atasan kita yang baru itu cewek , tadi Erna ngeliat cewek masih seusia kita gitu , turun dari mobil mewah . Katanya cantikkk banget kaya artis " .

"Erna berlebihan kali , kalo cantik ya mending dia jadi artis daripada jadi atasan kita " , timpal Pras santai .

"Si Erna ampe sumpah-sumpah Pras....bos kita itu beneran cantik kayaknya" , lalu Galih mengalihkan pandangannya ke pintu masuk ruangan itu yang dibuka dari luar . Suasana di dalam ruang itu langsung hening seketika . Pras segera mengangkat wajahnya dari kertas yang sedari tadi asyik digambarinya . Saat itulah dia mendapati Emi yang masuk ke dalam ruangan itu sambil tersenyum . Pras tertegun melihatnya . Dia merasa mengenali wanita yang menjadi atasannya itu . Wanita itu kini tepat berada ditengah podium kecil yang sepertinya telah Deri siapkan . Mengedarkan pandangannya , lalu entah mengapa Pras merasa , pandangan wanita cantik itu sempat terheni lebih lama saat mendapati dirinya .

"Halo semua , selamat siang , perkenalkan, saya atasan kalian yang baru Emi Herol , panggil saya Emi....." , ucapnya mantap .

**

Emi menemukan pria itu disana , Pras . Dikuatkannya hatinya sejenak untuk menenangkan diri . Padahal dia sudah berlatih ribuan kali , tapi tetap saja melihat Pras disana , hidup , membuat emosinya selalu nyaris meledak keluar . Maka dihembuskannya nafasnya dengan perlahan agar dia dapat membuka perkenalan ini dengan lancar . Lalu....

"Halo semua , selamat siang , perkenalkan, saya atasan kalian yang baru Emi Herol , panggil saya Emi....." , ucapnya mantap .

Acara perkenalan itu berlangsung lancar , dia bisa berperan dengan baik sebagai atasan yang baik dan ramah . Setelah memberi semangat untuk meingkatkan penjualan produk mereka lagi , emi pun kemudian turun dari podium dan mempersilahkan mereka kembali ke tempat kerjanya masing-masing .

"Langkah awal selesai...." , gumamnya sambil memasuki lift dan menekan angka 4 .

"Anda harus memanggil Pras untuk menaikkan jabatannya Nyonya....itu langkah selanjutnya" , ucap Deri . Emi mengangguk lalu melangkah keluar dan menuju ruangannya kembali . Menghempaskan dirinya di kursi lalu tersenyum kecil pada Deri .

"Aku sukses tadi Der?" , tanyanya .

"Sukses Nyonya , anda benar-benar terlihat seperti malaikat , baik hati , sabar , dan ramah...." .

"Bagus...Pras takkan tahu kalau aku adalah iblis baginya" . Deri menganggukkan kepalanya mendengar kata-kata atasannya itu .

"Besok...kamu bisa mengatur jadwalnya untuk bertemu denganku Deri....aku akan menaikkan jabatannya besok , hari ini biarkan aku istirahat saja.....bertemu dengannya menghabiskan tenagaku" , ucap Emi yang lalu bangkit meraih tasnya dan keluar dari ruangan itu .

"Kamu yang atur semua Deri....aku pulang dulu" , Emi lalu memasuki lift setelah mendengar Deri mengiyakan perintahnya .

*

"Siapa?Siapa wanita itu?Aku benar-benar  merasa tak asing dengannya" , gumam Pras di meja kerjanya setelah kembali dari ruang meeting .

Pras benar-benar tak bisa melupakan wajah Emi . Dia benar-benar merasa dia pernah bertemu dengan atasannya itu . Tapi entah dimana . Sebuah pesan masuk di ponselnya . Pras segera membacanya dan mengernyit saat membaca isinya . Pengirimnya tak bernama dan itu adalah nomor baru di ponselnya .

Mari mengulang kembali......

"Mengulang kembali apa?" , tanyanya sendiri .

-dinar-051212-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun